Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pengawasan PMO dalam kategori sedang yaitu sebanyak 20 responden 33,3, sebanyak 11 responden
32,4 memiliki pengawasan PMO kategori baik dan 3 responden 6,1 memiliki pengawasan PMO kategori buruk. Sebanyak 26 responden yang tidak memiliki PMO
dapat dikategorikan memiliki pengawasan PMO buruk sehingga responden yang memiliki pengawasan PMO buruk adalah 29 responden 48,4. Tabel 4.8
Tabel 4.8. Distribusi Kategori Pengawasan PMO No.
Kategori Pengawasan PMO Frekuensi
Persentase
1. Baik
11 18,3
2. Sedang
20 33,3
3. Buruk
29 48,4
Jumlah 60
100
4.3.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Dorongan Petugas Kesehatan
Pada variabel dorongan petugas indikatornya dibagi menjadi 6 pertanyaan. Mayoritas responden 86,7 menyatakan bahwa petugas pernah memberi
penyuluhan, dan sebanyak 32 responden 53,3 menyatakan tidak mendapat dorongan semangat dari petugas saat berkunjung ke BP4 Medan. Sebanyak 44
responden 73,3 menyatakan bahwa petugas pernah mengingatkan akan bahaya bila lalai dalam menjalani pengobatan. Sebanyak 47 responden 78,3 menyatakan
bahwa selama pengobatan responden pernah menyampaikan keluhan mengenai sakitnya kepada petugas dan mayoritas responden 76,6 menyatakan petugas
mendengar keluhannya tersebut. Sebanyak 35 responden 58,3 menyatakan bahwa petugas pernah menunjukkan perhatiannya terhadap kesembuhan responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Dorongan Petugas Kesehatan No
Dorongan Petugas Kesehatan Ya
Tidak N
N
1. Memberikan penyuluhan tentang TB Paru
52 86,7
8 13,3
2. Memberikan dorongansemangat pada saat
berkunjung 28
53,3 32
46,7 3.
Mengingatkan akan bahaya bila tidak minum obat teratur
44 73,3
16 26,7
4. Menyampaikan keluhan penyakit kepada petugas
47 78,3
13 21,7
5. Petugas mendengar keluhan tersebut
36 76,6
11 23,4
6. Petugas pernah menunjukkan perhatian terhadap
kesembuhan responden 35
58,3 25
41,7
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar dorongan petugas kesehatan yang diterima responden berada pada kategori baik yaitu sebanyak
41 responden 68,3, kategori sedang sebanyak 14 responden 23,3 dan kategori buruk sebanyak 5 responden 8,3. Tabel 4.10
Tabel 4.10. Distribusi Kategori Dorongan Petugas Kesehatan No.
Kategori Dorongan Petugas Kesehatan Frekuensi
Persentase
1. Baik
41 68,3
2. Sedang
17 28,3
3. Buruk
2 8,4
Jumlah 60
100
4.3.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab
Variabel rasa tanggung jawab indikatornya dibagi menjadi 7 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden 73,3 menyatakan
bahwa minum obat selama 6 bulan adalah merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dilanggar demi mencapai kesembuhan. Mayoritas responden 68,3
menyatakan wajib periksa dahak atau foto rontgen sesuai jadwal.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 41 responden 68,3 menyatakan kesembuhan merupakan tanggung jawabnya hal ini karena responden peduli terhadap kesehatan keluarganya
karena penyakit TB Paru dapat menularkan kepada keluarga lain. Mayoritas responden 68,3 menyatakan walaupun terdapat efek samping yang ditimbulkan
selama minum OAT, responden harus tetap melaksanakan terapi pengobatan TB Paru sesuai dengan ketentuan. Sebanyak 75 menyatakan berkewajiban sembuh agar
tidak menularkan penyakitnya terhadap anggota keluarga yang lain dan menghendaki keluarganya terbebas dari penyakit TB Paru 88,3. Tabel 4.11
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Tanggung Jawab No
Rasa Tanggung Jawab Ya
Tidak N
N
1. Wajib minum obat selama 6 bulan
44 73,3
16 26,7
2. Wajib periksa dahak atau foto rontgen sesuai
jadwal 41
68,3 19
31,7 3.
Kesembuhan merupakan tanggung jawab responden
41 68,3
19 31,7
4. Walaupun terdapat efek samping selama minum
OAT, harus tetap menjalani pengobatan sesuai ketentuan
41 68,3
19 31,7
5. Penyakit TB Paru dapat menular
40 66,7
20 33,3
6. Wajib sembuh agar tidak menularkan anggota
keluarga lain 45
75,0 15
25,0 7.
Menghendaki keluarga terbebas dari penyakit TB Paru
53 88,3
7 11,7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi responden berupa rasa tanggung jawab yang dimiliki responden sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 38 responden 63,3, dan selebihnya dalam kategori sedang yaitu sebanyak 22 responden 36,7. Tabel 4.12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Kategori Rasa Tanggung Jawab No.
Kategori Rasa Tanggung Jawab Frekuensi
Persentase
1. Baik
38 63,3
2. Sedang
22 36,7
Jumlah 60
100 4.2.3. Kepatuhan Berobat
Tingkat kepatuhan penderita TB Paru dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik, bila responden patuh dalam menelan obat setiap hari selama tahap intensif,
melakukan pemeriksaan dahak sesuai jadwal yang telah ditentukan dan menaati segala nasehat dari petugas kesehatan. Tidak baik, bila responden tidak patuh dalam
menelan obat, tidak memeriksakan dahak sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan menaati segala nasehat dari petugas kesehatan.
Pada penelitian ini, penderita TB paru yang dijadikan responden adalah penderita TB Paru yang pada saat penelitian diasumsikan telah menyelesaikan
pengobatan tahap intensif selama dua bulan, sehingga pertanyaan yang diajukan pada kuesioner adalah seputar kepatuhan berobat pada tahap intensif. Pengobatan tahap
lanjutan tidak ditanyakan, karena responden belum menyelesaikan pengobatan tersebut, sehingga belum dapat diketahui apakah responden benar-benar akan
melanjutkan pengobatan sampai akhir atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan selalu
minum obat setiap hari selama 2 bulan yaitu sebanyak 43 responden 71,7, sebanyak 45 responden 75 menyatakan minum obat sesuai dosis dan waktu
minum dan sebanyak 35 responden 58,3 menyatakan mematuhi jadwal pemeriksaan dahak yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Secara rinci tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Berobat No
Kepatuhan Berobat Ya
Tidak N
N
1. Minum obat setiap hari selama 2 bulan
43 71,7
17 28,3
2. mematuhi petunjuk petugas kesehatan dalam
menelan obat 45
75,0 15
25,0 3.
Mematuhi jadwal pemeriksaan dahak 35
58,3 25
41,7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan berobat responden mayoritas termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 43 responden 71,7 dan kepatuhan
berobat responden yang termasuk dalam kategori tidak baik hanya 17 responden 28,3. Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Kategori Kepatuhan Berobat No.
Kategori Kepatuhan Berobat Jumlah
1. Baik
43 71,7
2. Tidak Baik
17 28,3
Jumlah
60 100
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 17 responden yang memiliki kepatuhan berobat yang tidak baik, sebanyak 2 responden 11,8
menyatakan tidak berobat lagi karena sudah merasa sembuh dan keluhan yang dirasakan sudah hilang setelah menyelesaikan tahap pengobatan selama 2 bulan, 5
responden 29,4 tidak tahan terhadap efek samping obat yang timbul pada saat minum obat. Sebanyak 3 responden 17,6 menyatakan lupa minum obat karena
bekerja dan tidak sempat mengambil obat. Sebanyak masing-masing 2 responden
Universitas Sumatera Utara
11,8 menyatakan merasa bosan karena terlalu lama minum obat, tidak patuh berobat karena masih tidak percaya terhadap diagnosa penyakit TB Paru yang
dideritanya sehingga lebih memilih untuk berobat jalan atau berobat ke pengobatan alternatif dan menyatakan pulang kampung sehingga tidak melanjutkan pengobatan
dan 1 responden 5,9 tidak dapat melanjutkan pengobatan karena terjadi resistensi OAT karena pengaruh narkoba. Secara rinci alasan responden tidak patuh berobat
kepatuhan berobat tidak baik dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15. Alasan Responden Tidak Patuh Berobat No.
Alasan Responden N
1. Sudah merasa sembuh dan keluhan yang dirasakan sudah
hilang 2
11,8 2.
Obat terlalu keras dan tidak tahan terhadap efek samping obat yang timbul pada saat minum obat.
5 29,4
3. Lupa minum obat karena bekerja dan tidak ada yang
mengambil obat. 3
17,6 4.
Merasa bosan karena terlalu lama minum obat 2
11,8 5.
Masih tidak percaya terhadap diagnosa penyakit TB Paru yang dideritanya sehingga lebih memilih untuk berobat jalan
atau berobat ke pengobatan alternatif 2
11,8
6. Pulang kampung
2 11,8
7. Komplikasi narkoba, terjadi resistensi OAT
1 5,9
Jumlah 17
100
4.3. Analisis Bivariat