menjalani pengobatan untuk sembuh maka akan terjadi peningkatan kepatuhan berobat penderita TB Paru Tabel 4.15.
Tabel 4.16. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No.
Variabel Correlation
Coefficient r Sig
ρ
1. Umur
0,144 0,274
2. Jenis Kelamin
0,139 0,288
3. Status Perkawinan
-0,198 0,129
4. Pekerjaan
-0,094 0,475
5. Pengetahuan
0,281 0,029
6. Pengawasan PMO
0,220 0,210
7. Dukungan Keluarga
0,308 0,017
8. Dorongan Petugas
Kesehatan 0,233
0,074 9.
Rasa Tanggung Jawab 0,594
0,000 Ket :
: Signifikan
4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel umur, jenis kelamin, status perkawinan, pengetahuan, pengawasan PMO, dukungan
keluarga, dorongan petugas kesehatan, dan rasa tanggung jawab dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena
ρ-value0,25. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95
α=0,05 menunjukkan bahwa: 1.
Terdapat pengaruh yang bermakna antar a variabel dukungan keluarga ρ=0,024
dan variabel rasa tanggung jawab ρ=0,000 terhadap tingkat kepatuhan berobat
penderita TB Paru karena nilai ρ0,05. Variabel umur, jenis kelamin, status perkawinan, pengetahuan, pengawasan PMO dan dorongan petugas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru.
2. Nilai koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0,545, artinya dukungan
keluarga, dan rasa tanggung jawab memberikan pengaruh sebesar 54,5 terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru, sedangkan sisanya 45,5
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti variabel efek samping obat, kepercayaan dan jarak ke pelayanan kesehatan.
3. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung 7,600 F=7,600
dan ρ=0,0000,05. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan rasa tanggung jawab secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB Paru. 4.
Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -4,018 konstanta + 0,765 X6 + 0,532 X8
Keterangan: Y = Variabel Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru X6 = Variabel Dukungan Keluarga
X8 = Variabel Rasa Tanggung jawab Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa apabila dinaikkan
satu poin variabel dukungan keluarga maka tingkat kepatuhan penderita TB Paru akan meningkat sebesar 0,765 dan apabila dinaikkan satu poin variabel rasa tanggung
jawab maka tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru akan meningkat sebesar 0,532.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No.
Variabel Taraf
Signifikan B
R R
Square P
Value
1. Status Perkawinan
0,999 0,000
0,793 0,545
0,000 2.
Pengetahuan 0,628
0,022 3.
Pengawasan PMO 0,715
0,043
4. Dukungan Keluarga
0,006 0,765
5. Dorongan Petugas
Kesehatan 0,908
0,014
6. Rasa Tanggung Jawab
0,000 0,532
Ket : : Signifikan
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda
menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan rasa tanggung jawab mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan penderita TB Paru, sedangkan
umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pengawasan PMO dan dorongan petugas kesehatan tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
berobat penderita TB Paru di BP4 Medan.
5.1. Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.
Variabel umur tidak dapat dilanjutkan ke uji statistik Regresi Linier Berganda karena memiliki nilai p0,25. Hasil uji statistik Korelasi Pearson menunjukkan
bahwa variabel umur tidak mempunyai hubungan dengan tingkat kepatuhan penderita TB Paru p = 0,274 0,05.
Menurut Prabu 2008, kemungkinan mendapat infeksi tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden tertinggi tuberkulosis paru
biasanya mengenai usia dewasa muda. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mayoritas responden 61,7 berada
pada usia dewasa muda 40 tahun. Tidak ada perbedaan yang berarti antara kepatuhan berobat penderita TB Paru yang berada pada usia dewasa muda, usia
dewasa madya maupun usia dewasa akhir. Tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru lebih disebabkan oleh faktor dukungan keluarga yang dapat mendorong
penderita TB Paru dalam menjalani pengobatan untuk sembuh.
Universitas Sumatera Utara