- Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TB Paru yang mempunyai
gejala-gejala tersangka TB Paru untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
2.1.9. Organisasi Pelaksana Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
1. Tingkat Pusat
Upaya penanggulangan TB Paru di tingkat pusat berada di bawah tanggung jawab dan kendali Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
lingkungan PPM PL. Adapun untuk menggalang kemitraan dalam upaya penanggulangan penyakit TB Paru maka dibentuk Gerakan Terpadu Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis Gerdunas TB yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 24 Maret 1999, bertepatan dengan peringatan hari TB
sedunia.
2. Tingkat Provinsi
Di Tingkat provinsi dibentuk Gedurnas TB Provinsi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis. Bentuk dan struktur organisasi disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
3. Tingkat KabupatenKota
Di Tingkat kabupatenkota dibentuk Gedurnas TB kabupatenkota yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis. Bentuk dan struktur organisasi disesuaikan
dengan kebutuhan kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
4. Unit Pelayanan Kesehatan
Dilaksanakan oleh Puskesmas, Rumah Sakit, BP4klinik dan Dokter Praktek Swasta.
a. Puskesmas
Dalam pelaksanaan di puskesmas, dibentuk Kelompok Puskesmas Pelaksana KPP yang terdiri dari Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM, dengan
dikelilingi oleh kurang lebih 5 lima Puskesmas Satelit PS, yang secara keseluruhan mencakup wilayah kerja dengan jumlah penduduk 50.000 –
150.000 jiwa. Pada keadaan geografis yang sulit, dapat dibentuk Puskesmas Pelaksana Mandiri PPM yang dilengkapi tenaga dan fasilitas pemeriksaan
sputum BTA. b.
Rumah Sakit dan BP4 Rumah sakit dan BP4 dapat melaksanakan semua kegiatan tatalaksana
penderita TB. Dalam hal tertentu, rumah sakit dan BP4 dapat merujuk penderita kembali ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal penderita
untuk mendapatkan pengobatan dan pengawasan selanjutnya. c.
Klinik dan Dokter Praktek Swasta DPS. Secara umum konsep pelayanan di klinik dan DPS sama dengan pelaksanaan
pada rumah sakit dan BP4. Dalam hal tertentu, klinik dan DPS dapat merujuk penderita dan spesimen ke puskesmas, rumah sakit atau BP4.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru
strata dua serta bersifat mandiri fungsional yang melaksanakan tugas teknis operasional danatau tugas teknis penunjang dari Dinkes Provsu.
BP4 menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru secara menyeluruh dan terpadu, menggunakan teknologi tepat guna, didukung peran serta aktif masyarakat,
kerjasama lintas program dan lintas sektoral. BP4 dibentuk sebagai upaya untuk lebih mendekatkan dan memberikan pelayanan spesialistik khusus paru ke masyarakat
maupun untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan paru di masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka BP4 menjalankan fungsi : penetapan
diagnosa penyakit paru, pengobatan penderita penyakit paru, perawatan penderita penyakit paru, membantu usaha pemberantasan penyakit tuberkulosis dan
melaksanakan sistem rujukan Profil BP4 Medan, 2008. Dalam melaksanakan pelayanannya, BP4 menerima pasien yang berasal dari
pasien rujukan baik yang dirujuk dari puskesmas dan rumah sakit dan pasien yang datang sendiri dengan dana pribadi. Anggaran BP4 diperoleh dari APBD yaitu berupa
Anggaran Rutin DASK yang digunakan untuk membiayai kegiatan dan keperluan rutin BP4 seperti gaji pegawai, biaya operasional kegiatan pelayanan medis dan lain-
lain, serta APBN yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi pembinaan ke kabkota serta kegiatan luar gedung lainnya.
Universitas Sumatera Utara