2.2. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4
Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru
strata dua serta bersifat mandiri fungsional yang melaksanakan tugas teknis operasional danatau tugas teknis penunjang dari Dinkes Provsu.
BP4 menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru secara menyeluruh dan terpadu, menggunakan teknologi tepat guna, didukung peran serta aktif masyarakat,
kerjasama lintas program dan lintas sektoral. BP4 dibentuk sebagai upaya untuk lebih mendekatkan dan memberikan pelayanan spesialistik khusus paru ke masyarakat
maupun untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan paru di masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka BP4 menjalankan fungsi : penetapan
diagnosa penyakit paru, pengobatan penderita penyakit paru, perawatan penderita penyakit paru, membantu usaha pemberantasan penyakit tuberkulosis dan
melaksanakan sistem rujukan Profil BP4 Medan, 2008. Dalam melaksanakan pelayanannya, BP4 menerima pasien yang berasal dari
pasien rujukan baik yang dirujuk dari puskesmas dan rumah sakit dan pasien yang datang sendiri dengan dana pribadi. Anggaran BP4 diperoleh dari APBD yaitu berupa
Anggaran Rutin DASK yang digunakan untuk membiayai kegiatan dan keperluan rutin BP4 seperti gaji pegawai, biaya operasional kegiatan pelayanan medis dan lain-
lain, serta APBN yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi pembinaan ke kabkota serta kegiatan luar gedung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Konsep Perilaku
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berbicara, berjalan,
menangis, tertawa, membaca dan sebagainya. Sebagaimana dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003. Skinner Notoatmodjo, 2003 merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respon
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial budaya, ekonomi dan sebagainya. Berdasarkan teori Skinner, dapat dikatakan bahwa kepatuhan penderita TB
Paru untuk minum obat secara teratur adalah merupakan tindakan yang nyata dalam bentuk kegiatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri si penderita
faktor internal maupun dari luar diri si penderita faktor eksternal. Faktor internal yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan pengetahuan serta faktor
Universitas Sumatera Utara
motivasi dari dalam diri penderita TB Paru seperti rasa tanggung jawab. Adapun faktor eksternalnya yaitu motivasi dari luar diri penderita TB Paru yang meliputi
dukungan keluarga, pengawasan PMO dan dorongan petugas. Perilaku seseorang itu sebenarnya dapat dikaji sebagai saling interaksinya atau
ketergantungannya beberapa unsur yang merupakan suatu lingkaran. Sebagaimana menurut Fred Luthans dalam Thoha 2008 terdiri dari tiga unsur yakni kebutuhan
need, dorongan drive, dan tujuan goals. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan tujuan. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan dari motivasi itu
sendiri. Dorongan ini yang menyebabkan mengapa seseorang itu berusaha mencapai tujuan-tujuan, baik sadar ataupun tidak sadar. Dorongan ini pula yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku, yang dapat mengendalikan dan memelihara kegiatan- kegiatan serta menetapkan arah umum yang harus ditempuh oleh seseorang tersebut.
2.4. Kepatuhan Berobat