kegiatan-kegiatan sukarela volunter yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Gray 1984 menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Menurut Walgito 2003, motivasi merupakan keadaan dalam diri individu yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Motivasi itu mempunyai 3 aspek, yaitu : 1
keadaan terdorong dalam diri organisme a driving state, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani atau karena keadaan mental seperti
berpikir dan ingatan; 2 perilaku yang timbul terarah karena keadaan ini; 3 tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
2.5.2. Teori Motivasi
Banyak teori-teori yang menggambarkan tentang motivasi di antaranya :
1. Teori Penguatan
Teori penguatan menggunakan pendekatan keperilakuan, dalam arti bahwa penguatan menentukan perilaku seseorang. Para penganut teori penguatan melihat
perilaku seseorang sebagai akibat lingkungannya. Yang dimaksud dengan faktor- faktor penguatan adalah setiap konsekuensi yang apabila timbul mengikuti suatu
respon, memperbesar kemungkinan bahwa tindakan itu akan diulangi Siagian, 1995. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa inti teori ini terletak pada pandangan
bahwa jika tindakan seorang manajer kepada bawahan mendorong perilaku positif tertentu, bawahan yang bersangkutan akan cenderung mengulangi tindakan serupa.
Sebaliknya, jika seorang manajer menegur bawahannya karena melakukan sesuatu
Universitas Sumatera Utara
hal yang seharusnya tidak dilakukannya, bawahan tersebut akan cenderung untuk tidak mengulangi tindakan tersebut terlepas dari dalam diri orang yang bersangkutan.
Singkatnya, motivasi seseorang bawahan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya seperti sikap pimpinan,
pengaruh rekan kerja dan sejenisnya Siagian, 1995. Dalam hal kepatuhan berobat pada penderita TB Paru, faktor-faktor di luar
dirinya seperti dukungan keluarga, pengawasan PMO dan dorongan petugas dapat menjadi faktor-faktor penguat yang mendorong penderita TB Paru untuk persisten
dalam menjalani pengobatannya sehingga tidak menyebabkan penderita putus berobat. Bentuk penguatan tersebut dapat berupa perhatian maupun teguran dari
keluarga dan PMO bila penderita jenuh dalam menjalani proses pengobatan, serta sikap petugas yang senantiasa mendengar segala keluhan penderita, meresponnya dan
memberikan solusi dengan baik.
2. Teori X dan Y McGregor
Teori X dari Douglas McGregor menyatakan bahwa sebagian besar orang lebih senang diberikan pengarahan, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab, serta
menginginkan keamanan atas segalanya. Mengikuti falsafah ini maka kepercayaannya adalah orang-orang itu hendaknya dimotivasi dengan uang, dan
diperlakukan dengan sanksi hukuman Winardi, 2001. Menurut asumsi teori X menyatakan bahwa orang-orang ini pada hakikatnya
adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah. 2.
Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah. 3.
Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja. 4.
Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan. Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X itu maka McGregor
memberikan alternatif teori lain yang dinamakannya teori Y. Asumsi teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakikatnya tidak malas dan dapat dipercaya,
tidak seperti yang diduga oleh teori X Thoha, 2008.
2.6. Penelitian- Penelitian Sebelumnya