Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita TB Paru untuk berobat ke pelayanan kesehatan yaitu BP4 Medan tidak berdasarkan pekerjaannya, tetapi berdasarkan kepercayaan bahwa BP4 Medan merupakan pelayanan kesehatan spesialistik paru, saran dari teman atau keluarga dan kemudahan untuk mencapai pelayanan kesehatan tersebut.

5.5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, pengetahuan tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,628 0,05. Hasil penelitian berbeda diperlihatkan oleh penelitian Zuliana 2009 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru. Penelitian ini tidak sejalan dengan teori Notoatmodjo 2003, yang menyatakan bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Dalam hal ini, pengetahuan responden yang merupakan penderita TB Paru adalah pengetahuan mengenai tuberkulosis paru yang diterima secara langsung dari petugas kesehatan sewaktu mendapat pengobatan, maupun melalui media lainnya sebelum dan sewaktu pengobatan, sehingga dapat mengubah perilaku responden untuk teratur berobat. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden untuk menjalani pengobatan TB Paru dengan baik bukan berdasarkan tingkat pengetahuannya, melainkan karena motivasi baik dari dalam diri penderita TB Universitas Sumatera Utara Paru yakni berupa rasa tanggung jawabnya untuk sembuh dan dari luar diri penderita TB Paru berupa dukungan keluarga.

5.6. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,0060,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian Musadad 2004 yang menyimpulkan ada hubungan peran keluarga dengan keteraturan berobat penderita TB Paru. Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kepatuhan penderita TB Paru untuk minum obat secara teratur adalah merupakan tindakan yang nyata dalam bentuk kegiatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri si penderita faktor internal maupun dari luar diri si penderita faktor eksternal dan dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang menjadi faktor penguat dan memotivasi penderita TB Paru untuk persisten dalam menjalani pengobatannya. Bentuk penguatan tersebut di antaranya berupa perhatian keluarga terhadap kesembuhan penderita, keluarga sering mengingatkan untuk minum obat teratur, dan memperhatikan perkembangan kesembuhan penderita sehingga penderita merasa penting dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan teori Hawthorne effect Freedman, 1991, yang menyatakan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk menekan seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu adalah dengan menunjukkan pada mereka bahwa kita sangat memperhatikan mereka dan sangat mengharapkan mereka melakukan itu. Universitas Sumatera Utara Secara umum responden yang merasa menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasihat medis dari pada pasien yang tidak mendapat dukungan sosial Bart,1994. Jelaslah bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting.

5.7. Pengaruh Rasa Tanggung Jawab Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.