Report 8.5 untuk laporannya, sangat
mendukung untuk mengelola
data dalam
jumlah banyak.
kurang efektif, karena
data- data
yang dicantumkan
kurang lengkap.
3. Pengembanga
n Sistem
Informasi Persediaan
Bahan Baku
Pada PT.
Lembalindo Tirta Anugrah
Wahyu Hadi
Saputro S.Kom
Th. 2009
Waterfall DFD Data
Flow Diagram
database n
ya ERD
Entity Relationshi
p Diagram
1. Mengantisipasi persediaan dengan
adanya limit stok sehingga
dapat memudahkan user
dalam melakukan pengadaan barang.
2. Form laporan
dalam aplikasi
yang tersusun
sistematis sehingga akan
sangat memudahkan user
dalam mengelola
dan mempelajarinya.
3. Desain dan aplikasi yang user friendly
sehingga memudahkan
dalam mengelola
data dan informasi yang kompleks.
1.
Belum maksimalnya
penggunaan database karena
masih menggunakan
Ms.Access 2003 dan dapat
diperkirakan bahwa
akan banyak
bugs dan data yang
di kelola tidak banyak.
2.
Belum adanya penghitungan
tentang pengadaan
barang yang
akan dibeli.
3.
Sistem yang
dirancang masih
belum efektif
karena belum
bisa diakses
oleh user
yang banyak.
4.2.3 Sistem yang Sedang Berjalan
Proses peminjaman peralatan pada sistem yang sedang berjalan saat ini dapat digambarkan dengan use case model diagram dan activity yang dilakukan
berdasarkan tahapan sebagai berikut: 1.
Bagian Operasional membuat SPK, menentukan Karyawan Teknisi KT dan jadwal pelaksanaan untuk melaksanakan SPK, setelah itu
dicetak dan diserahkan ke Karyawan Teknisi yang bersangkutan.
2. Setelah Karyawan Teknisi menerima SPK, Karyawan Teknisi
mengajukan permohonan booking peralatan teknisi dengan menulis pada kertas form booking peralatan apa saja yang akan dipinjam dan
dikembalikan. Waktu pengambilan peralatan pinjaman minimal adalah dua hari setelah booking dan maksimal satu bulan setelah
melakukan booking. Dan lamanya waktu peminjaman disesuaikan dengan waktu pelaksanaan SPK. Kemudian dicetak dan diserahkan ke
Bagian Pergudangan untuk divalidasi. 3.
Setelah bagian pergudangan menerima dokumen booking dari Karyawan
Teknisi, maka
bagian pergundangan
memeriksa kebutuhannya sesuai stock peralatan di gudang dan memvalidasi,
kemudian menyerahkan ke Bagian Operasional. 4.
Apabila terjadi kekosongan peralatan atau kesalahan booking maka pihak Karyawan Teknisi diminta untuk merevisi booking dari Bagian
Pergudangan dan begitu oleh bagian operasional disaat validasi perangkat teknisi untuk eksekusi SPK, apabila tidak sesuai maka
Bagian Operasional meminta revisi booking kepada Karyawan Teknisi.
5. Setelah booking divalidasi Bagian Pergudangan, Karyawan Teknisi
membuat permintaan peralataan SPK untuk divalidasi ke Bagian Operasional.
6. Bagian Operasional memvalidasi kebutuhan peralatan Karyawan
Teknisi untuk melaksanakan SPK yang diterima oleh Karyawan Teknisi dari Bagian Operasional.
7. Setelah mendapatkan validasi dari bagian Operasional, Karyawan
Teknisi menyerahkan booking dan SPK ke Bagian Pergudangan untuk dicarikan peralatan yang sudah tervalidasi oleh Bagian Pergudangan
dan Bagian Operasional. 8.
Bagian Pergudangan mempersiapkan peralatan sesuai dengan request booking
data peralatan yang ada di dalam SPK dari Karyawan Teknisi yang sudah tervalidasi oleh Bagian Operasional.
9. Bagian Pergudangan mempersiapkan dan menyerahkan peralatan-
peralatan booking sesuai dengan SPK dua hari setelah penyerahan SPK ke Bagian Pergudangan, atau satu hari sebelum pelaksaan waktu
yang tercantuk di SPK. 10. Setelah SPK selesai, Karyawan Teknisi harus mengembalikan
peralatan ke Bagian Pergudangan sesuai dengan peralatan yang tercantum dalam SPK. Bagian Pergudangan menerima pengembalian
dan mengecek peralatan dari Karyawan Teknisi sesuai SPK. Kemudian mencatat data pengembalian peralatan.
11. Jika ditemukan peralatan yang rusak atau tidak sesuai dengan SPK dan atau melampaui karyawan Teknisi batas pengembalian, maka
Karyawan Teknisi terblacklist selama Karyawan Teknisi tidak mengganti atau mengembalikan sesuai SPK.