Pengukuran Berorientasi Output Output-Orientated Measures

Gambar 2.2 Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output dan Input serta Return to Scale a. DRS b. CRS Sumber : Farell dan Lovell 1978 dalam Coelli, et al Pengukuran tingkat efisiensi berorientasi output ini dapat dianalisis lebih dalam dengan sebuah contoh kasus di mana fungsi produksi melibatkan dua macam output q 1 dan q 2 dan sebuah input tunggal x. Jika kitamengasumsikan kondisinya constant return to scale, maka dapat direpresentasikan tingkat teknologi dengan sebuah kurva unit kemungkinan produksi unit production possibility curve dalam bentuk dua dimensi. Contoh ini digambarkan dalam Gambar 2.6 dimana garis ZZ’ adalah merupakan kurva unit kemungkinan produksi unit production possibility curve dan titik A dapatlah diumpamakan dengan sebuah perusahaan yang inefisien . Perhatikan bahwa A sebagai titik yang inefisien dalam kasus ini terletak di bawah kurva karena ZZ’mewakili batasan atau titik tertinggi dari garis kemungkinan produksi. Gambar 2.3 Efisiensi Teknis dan Alokatif dari Pendekatan berorientasi Output Sumber : Farell dan Lovell 1978 dalam Coelli Farell menjelaskan pengukuran efisiensi berorientasikan output dapat didefinisikan sebagaimana yang terilustrasikan dalam Gambar 2.3, titik A dan B 1 menggambarkan skala efisiensi yang dihasilkan oleh perusahaan A dan B 1 . Kurva ZZ 1 adalah kurva kemungkinan produksi yang menunjukkan efisien secara teknis. Kurva DD 1 menggambarkan kurva efisien secara alokatif. Titik B dan B 1 menggambarkan efisien secara teknikal karena terletak pada isoquant. CB 1 efisien secara alokatif karena terletak pada isorevenue DD 1 . B 1 efisien secara teknis dan alokatif. AB merupakan inefisiensi secara teknis yang berarti bahwa output bisa ditingkatkan menjadi B tanpa adanya penambahan input. Pengukuran efisiensi teknis berorientasikan output adalah merupakan rasio TE= 0A0B dengan revenue efficiency RE yang merupakan rasio RE=0A0C Efisiensi alokatif diperoleh melalui rasio AE = 0B0C Di mana mempunyai sebuah interpretasi adanya peningkatan pendapatan a increasing revenue interpretation , di mana pada contoh kasus pengukuran efisiensi berorientasi input, serupa dengan interpretasi adanya pengurangan biaya cost reducing dalam kondisi ketidakefisienan yang bersifat alokatif. Lebih lanjut dapat didefinisikan efisiensi ekonomi secara keseluruhan overall economic efficiency sebagai hasil dari dua pengukuran efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. EE= 0A0C = 0A0B x 0B0C = TE x AE

2. Konsep Efisiensi

Muharram dan Pusvitasari 25 menyebutkan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio 25 Muharram, H. dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopmet Analysis Periode Tahun 2005.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2007 Vol II, No. 3, Yogyakarta. output keluaran dan atau input masuk atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan Secara sederhana menurut Nopirin2007, 26 efisiensi dapat berarti tidak adanya pemborosan. M. D. Huri dan Indah Susilowati2007, 27 menjelaskan bahwa efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran output dengan masukan input, atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan. Ditinjau dari Teori Ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. 28 Efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang makro yang mempunyai jangkauan lebih luas dibandingkan dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang mikro. Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional proses konversi input menjadi output. Akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal. Suatu Kegiatan Ekonomi dikatakan efisien secara teknik apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau 26 Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE. 1997 27 Huri, M. D. dan Indah Susilowati. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002.” Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107. 28 Muhammad Ghafur. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini. Yogyakarta: Biruni Press , 2007 h. 120 memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang minimal. Dalam efisiensi ekonomis, untuk proses produksi, produsen menghadapi kendala besarnya harga input, sehingga harus dapat memaksimalkan penggunaan input sesuai dengan anggaran yang tersedia yang juga harus mempertimbangkan besarnya harga output. Produsen dapat berproduksi dengan efisien jika : MP 1 MP k . . . . . . . . MP a P 1 P k P a Di mana MP1 adalah produk marginal faktor produksi tenaga kerja L, MPk adalah produk marginal faktor produksi kapital, dan MPa adalah produk marginal factor A, sedangkan P1, Pk, dan Pa masing-masing adalah harga sumber-sumber tersebut Farried WM dalam Nurul Komaryatin. 29

3. Pengukuran Efisiensi

Menurut Silkman 1986; Ario 2005 dalam Harjum Muharam dan Pusvitasari 2007 30 , ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu: a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input 29 Nurul Komaryatin. “Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karesidenan Pati”. Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2006. 30 Ibid,. Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007.