Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Sering kali, perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan. Sebagaimana diketahui, industri perbankan adalah industri yang paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi ukuran kinerja dunia perbankan. Capital Adequacy Ratio CAR, Reserve Requirement, Legal Lending Limit dan kredibilitas para pengelola bank adalah contoh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia perbankan. Selain itu pengukuran efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan lainnya yaitu ; Data Envelopment Analysis DEA, Stochastic Frontier Approach SFA, dan Distribution Free Approach DFA. Berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah diatas peneliti tertarik mengambil judul “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah BUS Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis DEA”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengukuran tingkat efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment Analysis DEA teknik? 2. Apa yang menjadi tolak ukur pengukuran efisiensi bank syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis DEA teknik? 3. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah BUS di Indonesia pada Tahun 2007 sampai Tahun 2010 tidak termasuk UUS dan BPRS? 4. Apakah faktor-faktor penyebab ketidakefisienan Bank Umum Syariah di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah di Indonesia melalui variabel input-output yang sesuai dengan teori ekonomi. 2. Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan tingkat efisiensi ketiga bank yang menjadi objek penelitian. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1 Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia dan Pemerintah, yaitu Memberikan informasi tentang kinerja tingkat efisiensi bank syariah di Indonesia. 2 Bagi Peneliti dan peneliti selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan dan pengalaman mengenai perbankan syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah.

D. Tinjauan Review Studi Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi perbankan sudah banyak dilakukan dalam penelitian ekonomi. Penelitian tentang efisiensi perbankan ini dilakukan dengan metodologi yang berbeda-beda, baik secara parametrik maupun nonparametric.

1. Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat BPR di Indonesia tahun 2007 :

Pendekatan Stochastic Frontier Analysis SFA dan Data Envelopment Analysis DEA oleh Desak Putu Ristami Paramita, mahasiswa Institut Pertanian Bogor Ekonomi dan Manajemen, 2008. Dalam penelitian ini konsep yang digunakan yaitu Cost efficiency hal ini sesuai dengan penelitian yang menganalisis tingkat efisiensi biaya BPR, membandingkan tingkat efisiensi biaya BPR-BPR di Indonesia secara SFA dan DEA, menganalisis hubungan tingkat efisiensi dengan modal inti, nilai kesehatan, status, KKBI, dan rasio keuangannya. Dalam penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa Fungsi Log Linier pada analisis SFA menyatakan bahwa variabel cost of labour merupakan variabel yang paling mempengaruhi besar atau kecilnya nilai efisiensi BPR. SFA lebih bervariasi dibandingkan DEA. Pada perhitungan DEA, nilai efisiensi BPR hanya ada pada tiga kategori yaitu kategori BPR yang tidak efisien, kurang efisien dan efisien. Sedangkan efisiensi SFA