Pengertian Bank Syariah Bank Syariah

2 Surat Ar Ruum ayat 39 3 :                         Artinya : “Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, padahal riba itu tidak menambah pada sisi Allah SWT. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah SWT, mereka adalah orang-orang yang melipat gandakan” . 3 Surat Al Baqarah ayat 276 4 :              Artinya : “Allah SWT memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah SWT tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran.” Adapun pelarangan riba juga telah disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya: 1 Riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: ُﺮْ ﺤﱢﺴﻟاَ و ِ ﱠ ﺎِ ﺑ ُكْ ﺮﱢﺸﻟا َلﺎَﻗ ﱠﻦُھ ﺎَ ﻣَ و ِ ﱠ َلﻮُﺳَرا ﺎَﯾ اﻮُ ﻟﺎَﻗ ِتﺎَﻘِ ﺑﻮُﻤْ ﻟا َﻊْﺒﱠﺴﻟا اﻮُﺒِﻨَﺘْ ﺟا َم ْ ﻮَﯾ ﻲﱢ ﻟَ ﻮﱠﺘﻟاَ و ِ ﻢﯿِﺘَﯿْ ﻟا ِلﺎَ ﻣ ُﻞْ ﻛَ أَ و ﺎَﺑﱢﺮﻟا ُﻞْ ﻛَ أَ و ﱢﻖَﺤْ ﻟﺎِ ﺑ ﱠلِ إا ُ ﱠ ﷲ َمﱠﺮَﺣ ﻲِﺘﱠ ﻟا ِ ﺲْ ﻔﱠﻨﻟا ُﻞْ ﺘَﻗَ و . ِت َ ﻼِﻓﺎَﻐْ ﻟا ِتﺎَﻨِﻣْ ﺆُﻤْ ﻟا ِتﺎَﻨَﺼْﺤُﻤْ ﻟا ُفْ ﺬَﻗَ و ِﻒْﺣﱠ ﺰﻟا 3 Al-Qur’an Ar Ruum ayat 39 4 Al-Qur’an Al Baqarah ayat 276 Artinya : “Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan. Orang-orang bertanya: Apa itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik kepada Allah SWT, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah SWT, kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat datangnya serangan musuh dan menuduh wanita mukmin yang suci tetapi lalai”. 2 Riwayat Al Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Daud serta At Tirmidzi dari Jabir bin Abdulloh bahwa Rasulullah SAW bersabda: ِﮫْﯾَﺪِھﺎَﺷَ و ُﮫَﺒِﺗﺎَﻛَ و ُﮫَﻠِﻛ ْ ﺆُﻣَ و ﺎَﺑﱢﺮﻟا َﻞِﻛآ َﻢﱠ ﻠَﺳَ و ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُ ﱠ ﷲ ﻰﱠ ﻠَﺻ ِ ﱠ ﷲ ُلﻮُﺳَر َﻦَﻌَﻟ . ٌءاَ ﻮَﺳ ْﻢُھ َلﺎَﻗَ و “Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi-saksinya dan penulisnya.” Secara umum, tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan- pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus tujuan bank syariah, di antaranya 5 : a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang transparan. 5 Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press, 2005 c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar. d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif. e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang membedakan bank syariah dengan bank konvesional adalah pengumpulan dana Zakat, Infak dan Sedekah ZIS. Peranan ZIS sendiri di antaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat. f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana. g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.

2. Produk-Produk Bank Syariah

Secara garis besar, pengembangan produk-produk bank syariah dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip wadi’ah dan mudharabah. 1 Prinsip Wadi’ah 6 Al-wadi’ah terbagi dua macam yaitu al-wadi’ah yad al-Amanah dan al-wadi’ah yad adh-Dhamanah. Al-wadi’ah Yad al-Amanah yaitu pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Sedangkan Al-wadi’ah Yad al-Amanah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan.Tentunya pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus. 7 2 Prinsip Mudharabah 8 Akad lain yang digunakan adalah prinsip investasi yaitu akad mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana mudharib, dalam hal ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu: mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. 7 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 89 8 Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . . . hal. 150-152 Pada mudharabah mutlaqah shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan atas dana yang di investasikannya. Mudharib diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya. Sedangkan Mudharabah Muqayyadah shahibul maal memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang diberikan oleh shahibul maal. Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja, tempat, waktu tertentu dan lain-lain.

b. Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu: 1 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip bagi hasil. 2 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa. 3 Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.