Model Pengukuran Efisiensi Teknis Bank

tidak lebih dari 1, sementara pertidaksmaan kedua berbobot non-negatif positif. Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien, apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan bobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotnya yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. 19 Metode analisis pada persamaan 1 dan 2 juga dapat dijelaskan bahwa efisiensi sejumlah bank sebagai UKE n. Setiap bank menggunakan n jenis input untuk menghasilkan m jenis output, apabila xjs merupakan jumlah input j yang digunakan oleh bank sedangkan yis 0 merupakan jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. Variabel keputusan decision variable dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus diberikan pada setiap input dan output bank. vj merupakan bobot n yang diberikan pada input j oleh bank dan ui merupakan bobot yang diberikan pada output i oleh bank, sehingga vj dan ui merupakan variabel keputusan. Nilai variabel ini ditentukan melalui iterasi program linear, kemudian diformulasikan pada sejumlah s program linear fraksional fractional linear programs. Satu formulasi program linear untuk setiap bank dalam sampel. Fungsi tujuan dari setiap program liniear fraksional tersebut adalah rasio dari 19 ibid output tertimbang di bagi rasio input tertimbang total weighted outputtotal weighted input dari bank. 20 Model pengukuran teknis bank berdasarkan asumsi pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Model DEA CCR Charnes-Cooper-Rhodes, 1978 21 Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Constan Return to Scale CRS. Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual, sebagai berikut: m maksimumkan h s =  u i y is i=1 fungsi batasan atau kendala: m n  u i y ir -  v j x j r ≤ 0 ; r = 1, . . . , N i=1 j=1 n  v j x js = 1 dimana u i dan v j ≥ 0 j=1 Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan programasi linier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk bank s, sedangkan kendala untuk semua bank yaitu 20 Ibid., Muharram, H. dan Pusvitasari, R. 2007. 21 Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1 output yang dibobot dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa semua bank akan berada atau di bawah referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin. b. Model DEA BCC Bankers, Charnes dan Cooper, 1984 22 Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Variable Return to Scale VRS. Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual, sebagai berikut: m maksimumkan h s =  u i y is + U o i=1 fungsi batasan atau kendala: m n  u i y ir -  v j x j r ≤ 0 ; r = 1, . . . , N i=1 j=1 n  v j x js = 1 dimana u i dan v j ≥ 0 j=1 Di mana Uo merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau negatif. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dalam perhitungan tingkat efisiensi peneliti menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 dengan demikian peneliti tidak perlu melakukan perhitungan manual. 22 Ibid., Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. 10. No. 1 64

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Penelitian

Pada penelitian ini digunakan data bulanan perbankan syariah di Indonesia yaitu Bank Umum Syariah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah pada periode 2007-2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis DEA, yaitu dengan pendekatan produksi sebagai pendekatan dalam penentuan variabel input dan outputnya. Dengan pendekatan ini digunakan variabel biaya operasional, biaya tenaga kerja personalia, dan jasa bank sebagai variabel input dan total simpanan, deposito sebagai variabel output. Dalam pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah, peneliti menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1 dan Microsoft Excel sehingga peneliti tidak melakukan perhitungan secara manual.

B. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Rata-Rata Tahunan

Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, di mana suatu bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil yang maksimal. Perhitungan efisiensi teknik perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu biaya operasional, biaya tenaga kerja, dan jasa bank. Variabel outputnya meliputi total simpanan, deposito. Adapun perhitungan dan penjabaran dengan analisis DEA dibagi menjadi tiga jenis bank, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sistem perhitungan DEA pada penelitian ini, apabila suatu periode perbankan syariah yang menjadi frontier sudah efisien diasumsikan bernilai efisiensi 100, sedangkan yang inefisien bernilai antara 0 sampai dengan 100. Efisiensi pembagian unit input output, yaitu nilai efisiensi perbagian unit-unit input output suatu proses produksi pada sebuah periode. Disamping itu terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual adalah angka input output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan target agar mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA. 1. Bank Muamalat Dalam pendekatan ini, kita dapat melihat tingkat efisiensi Bank Muamalat dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Muamalat: Tabel 4.1 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Muamalat Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Muamalat mencapai 55.28. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Bank Muamalat pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 55.28, dan melakukan inefisiensi sebesar 44.72. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Muamalat belum melakukan fungsinya sebagai bank yang baik karena belum mendekati sempurna. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata efisiensi Bank Muamalat mengalami sedikit kenaikan hingga 58.88, hal ini Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi Mar-07 100.00 Mar-08 100.00 Mar-09 100.00 Mar-10 100.00 Juni-07 58.30 Juni-08 62.90 Juni-09 100.00 Juni-10 86.20 Sept-07 39.10 Sept-08 43.40 Sept-09 54.30 Sept-10 100.00 Des-07 23.70 Des-08 29.20 Des-09 86.80 Des-10 100.00 Mean 55.28 58.88 85.28 96.55