menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Muamalat mengalami kenaikan sebesar 3.60 dari tahun sebelumnya dan telah melakukan inefisiensi sebesar
41.12, meski mengalami kenaikan Bank Muamalat pada tahun 2008 tetap belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang baik karena belum mengelola
produksi dengan baik juga. Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Muamalat
kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 26.40 dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 85.28. Sehingga pada tahun tersebut rata-
rata Bank Muamalat melakukan inefisiensi sebesar 14.72. Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat kembali
mengalami kenaikan yaitu sebesar 11.27 dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 96.55. Sehingga pada tahun tersebut Bank Muamalat telah
melakukan inefisiensi sebesar 3.45. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi rata-
rata Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Gambar 4.1 Efisiensi Rata-rata Tahunan
Bank Muamalat
Dari gambar 4.1 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi
pada tahun 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 96.55 dan rata- rata terendah terjadi pada tahun 2007 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar
55.28. Dengan rata-rata tahunan sebesar 73.99, dapat diketahui bahwa
sampai tahun 2010, rata-rata Bank Muamalat telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan yang cukup drastis pada
tahun-tahun sebelumnya. Efisiensi Rata-Rata Tahunan
e 100
f 90
i 80
s 70
i 60
n 50
2007 2008
2009 2010
Periode
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah
mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Muamalat mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Masih kurang efisiennya bank syariah, disebabkan oleh gencarnya ekspansi yang dilakukan oleh bank syariah, sehingga bank syariah harus
melakukan penambahan jumlah kantor, merekrut pegawai, hingga jor-joran promosi dalam dua tahun terakhir. Alhasil, biaya opasional bank syariah
membengkak, jauh di atas pendapatan operasional mereka. Demikian juga dengan SDM bank syariah yang mengalami kenaikan sebanyak 7649 pekerja.
Sementara, biaya promosi dalam periode yang sama tercatat mengalami kenaikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar bank syariah bisa lebih
efisien. Misalnya, dalam pembukaan kantor cabang bank syariah seharusnya dapat memanfaatkan office chanelling. Sedangkan untuk biaya promosi,
sebaiknya bank syariah dapat bergabung agar biaya promosi dapat ditekan sehingga bisa lebih efisien.
Untuk menekan biaya operasional bank. Bank harus meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi gaji pegawai. Semakin tinggi angka biaya
operasional maka semakin inefisien suatu bank. Sehingga, menjadi catatan bagi kinerja efisiensi perbankan nasional.
a. Target Input dan Output Bank Muamalat Inefisien
1 Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2007 Table 4.1.1
Targets for Unit Annual 2007 efficiency 55.28 radial Variabel
Actual Rp Target Rp To Gain
Achieved Biaya operasional
664583 248619.8
62.59 37.41
Biaya Tenaga Kerja 358057
121179.73 66.16
33.84 Jasa Bank
163467 35850.166
78.07 21.93
Total Simpanan 31265248
31405533 0.45
99.55 Deposito
16244696 16584123
2.05 97.95
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar
248.619,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 664.583 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi
62.59, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 121.179,73 juta rupiah yang saat ini sebesar 358.057 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga
kerja saat ini sebesar 66.16, menetapkan target jasa bank sebesar 35.850,166 juta rupiah yang saat ini sebesar 163.467 juta rupiah dengan cara mengurangi
jasa bank saat ini sebesar 78.07, menetapkan target total simpanan sebesar 31.405.533 juta rupiah yang saat ini sebesar 31.265.248 juta rupiah dengan cara
meningkatkan total simpanan sebesar 0.45, menetapkan target deposito sebesar 16.584.123 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.244.696 juta rupiah dengan cara
meningkatkan total simpanan sebesar 2.05.
2 Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2008 Table 4.1.2
Targets for Unit Annual 2008 efficiency 58.88 radial Variabel
Actual Rp Target Rp
To Gain Achieved
Biaya operasional 933187
326980.56 64.96
35.04 Biaya Tenaga Kerja
411881 152605.56
62.95 37.05
Jasa Bank 220262
85227.808 61.31
38.69 Total Simpanan
38333588 38405045
0.19 99.81
Deposito 20023558
20247584 1.11
98.89 Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2008
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 326.980,56 juta rupiah yang saat ini sebesar 933.187 juta rupiah dengan kata lain
kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 64.96, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 152.605,56 juta rupiah
yang saat ini sebesar 411.881 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 62.95, menetapkan target jasa bank sebesar 85.227,808
juta rupiah yang saat ini sebesar 220.262 juta rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 61.31, menetapkan target total simpanan sebesar
38.405.045 juta rupiah yang saat ini sebesar 38.333.588 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 0.19, menetapkan target deposito sebesar
20.247.584 juta rupiah yang saat ini sebesar 20.023.558 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 1.11.
3 Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2009 Table 4.1.3
Targets for Unit Annual 2009 efficiency 85.28 radial Variabel
Actual Rp Target Rp
To Gain Achieved
Biaya operasional 1665729
973912.06 41.53
58.47 Biaya Tenaga Kerja
472852 381767.82
19.26 80.74
Jasa Bank 892875
563516.79 36.89
63.11 Total Simpanan
48736127 48736127
100 Deposito
27753777 28507938
2.65 97.35
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional
sebesar 973.912,06 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.665.729 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya
operasional dikurangi 41.53, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 381.767,82 juta rupiah yang saat ini sebesar 472.852 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 19.26, menetapkan target jasa bank sebesar 563.516,79 juta rupiah yang saat ini sebesar 892.875 juta
rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 36.89, menetapkan target deposito sebesar 28.507.938 juta rupiah yang saat ini
sebesar 27.753.777 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 2.65.
4 Analisis Teknis Efisiensi Bank Muamalat Rata-Rata Tahunan periode 2009 Table 4.1.4
Targets for Unit Annual 2010 efficiency 96.55 radial Variabel
Actual Rp Target Rp To Gain Achieved
Biaya operasional 1431357
1328348 7.20
92.80 Biaya Tenaga Kerja
1146352 1110065.8
3.17 96.83
Jasa Bank 1023488
1013065 1.02
98.98 Total Simpanan
56805905 56805905
100 Deposito
40986880 41649010
1.59 98.41
Peningkatan efisiensi Bank Muamalat rata-rata tahunan pada tahun 2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional
sebesar 1.328.348 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.431.357 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya
operasional dikurangi 7.20, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 1.110.065,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.146.352 juta rupiah dengan
cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 3.17, menetapkan target jasa bank sebesar 1.013.065 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.023.488 juta
rupiah dengan cara mengurangi jasa bank saat ini sebesar 1.02, menetapkan target deposito sebesar 41.649.010 juta rupiah yang saat ini sebesar
40.986.880 juta rupiah dengan cara meningkatkan total simpanan sebesar 1.59.
Pencapaian Efisiensi Bank Muamalat dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas Bank Muamalat dari tahun ke tahun. Berikut
datanya: Tabel 4.2
Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Muamalat
Tahun Asset
Ekuitas 2007
10,569,078,000,000 846,164,000,000
2008 12,596,715,000,000
966,180,000,000 2009
16,064,093,000,000 898,035,000,000
2010 21,400,793,090,000
1,749,157,222,000 Sumber: Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas bank Muamalat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
berkerja cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return
on Asset ROA dan Return on Equity ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari
pengelolan asset. Rumusnya yaitu:
ROA = Operating Income
x 100 Total Asset
Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan
Net Income. Rumusnya yaitu: ROE =
Net Income x 100
Equity Capital Berikut perkembangan asset dan ekuitas Bank Muamalat setelah dicari
menggunakan ROA dan ROE: Tabel 4.3
ROA dan ROE Bank Muamalat 2007-2010 Tahun
ROA ROE
2007 11.58
31.32 2008
11.33 17.15
2009 10.37
26.37 2010
8.82 9.91
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat menurut ROA mengalami penurunan setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya
krisis global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga
terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya.
2. Bank Syariah Mandiri Dengan pendekatan ini, kita dapat melihat tingkat efisiensi Bank
Syariah mandiri dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat
efisiensi rata-rata tahunan BSM: Tabel 4.4
Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri mencapai 69.05. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata Bank Syariah Mandiri pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 69.05, dan melakukan inefisiensi sebesar
30.95. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Syariah Mandiri belum melakukan
fungsinya sebagai bank yang baik. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata
efisiensi Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan hingga 58.65, hal ini Periode Efisiensi Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Mar-07 100.00 Mar-08 90.00
Mar-09 100.00
Mar-10 100.00
Juni-07 49.20
Juni-08 63.50
Juni-09 48.90
Juni-10 100.00
Sept-07 100.00 Sept-08 42.50
Sept-09 35.00
Sept-10 100.00 Des-07
27.00 Des-08
38.60 Des-09
29.20 Des-10
100.00 Mean
69.05 -
58.65 -
53.28 -
100.00
menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 10.40 dari tahun sebelumnya dan telah melakukan
inefisiensi sebesar 41.35, meski mengalami penurunan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2008 masih belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata
yang baik karena belum mengelola produksi dengan baik juga. Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Syariah
Mandiri kembali mengalami penurunan sebesar 5.37 dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 53.28. Sehingga pada tahun tersebut rata-rata Bank Syariah
Mandiri melakukan inefisiensi sebesar 46.72. Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri
kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 100. Sehingga pada tahun tersebut Bank Syariah Mandiri telah melakukan
inefisiensi sebesar 0. Pada tahun ini merupakan rata-rata tahunan yang paling efisien dibandingkan rata-rata Bank Muamalat dan Bank Mega
Syariah. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi rata-
rata Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Gambar 4.2 Efisiensi Rata-rata Tahunan
Bank Syariah Mandiri
Dari gambar 4.1 di atas, tingkat efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini berbeda dengan
tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat yang mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Dengan rata-rata tahunan sebesar 70.25, dapat diketahui bahwa sampai tahun 2010, rata-rata Bank Syariah Mandiri telah mampu menjalankan
fungsi utamanya dengan baik walaupun terjadi penurunan selama tahun 2008 dan 2009.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah
Efisiensi Rata-Rata Tahunan e
100 f
90 i
80 s
70 i
60 n
50 2007
2008 2009
2010 Periode
mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Syariah mandiri mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
a. Target Input dan Output BSM yang Inefisien
1 Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2007
Table 4.4.1 Targets for Unit Annual 2007 efficiency 69.05 radial
Variabel Actual Rp
Target Rp To Gain Achieved
Biaya operasional 488528
226524.218 53.63
46.37 Biaya Tenaga Kerja
350210 154052.134
56.01 43.99
Jasa Bank 516985
310662.442 39.91
60.09 Total Simpanan
38109502 39108431.9
2.55 97.45
Deposito 16786977
16786977 0.00
100.00 Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada
tahun 2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 226.524,218 juta rupiah yang saat ini sebesar 488.528 juta rupiah
dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 53.63, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar
154.052,134 juta rupiah yang saat ini sebesar 350.210 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 56.01, menetapkan target
jasa bank sebesar 310.662,442 juta rupiah yang saat ini sebesar 516.985 juta rupiah dengan cara mengurangi 39.91 pada kondisi saat ini, menetapkan
target total simpanan sebesar 39.108.431,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 38.109.502 juta rupiah dengan cara meningkatkan 2.55 pada kondisi saat
ini.
2 Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2008
Table 4.4.2 Targets for Unit Annual 2008 efficiency 58.65 radial
Variabel Actual Rp
Target Rp To Gain Achieved
Biaya operasional 323206
178881.668 44.65
55.35 Biaya Tenaga Kerja
719814 328643.295
54.34 45.66
Jasa Bank 780922
394031.213 49.54
50.46 Total Simpanan
55018905 70170780.5
21.59 78.41
Deposito 27717090
35566052.2 22.07
77.93 Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada
tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 178.881,668 juta rupiah yang saat ini sebesar 323.206 juta rupiah
dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 44.65, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar
328.643,295 juta rupiah yang saat ini sebesar 719.814 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 54.34, menetapkan target
jasa bank sebesar 394.031,213 juta rupiah yang saat ini sebesar 780.922 juta rupiah dengan cara mengurangi 49.54 pada kondisi saat ini, menetapkan
target total simpanan sebesar 70.170.780,5 juta rupiah yang saat ini sebesar 55.018.905 juta rupiah dengan cara meningkatkan 21.59 pada kondisi saat
ini, menetapkan target deposito sebesar 35.566.052,2 juta rupiah yang saat ini sebesar 27.717.090 juta rupiah dengan cara meningkatkan 22.07 pada
kondisi saat ini.
3 Analisis Teknis Efisiensi BSM Rata-Rata Tahunan Periode 2009
Table 4.4.3 Targets for Unit Annual 2009 efficiency 53.28 radial
Variabel Actual Rp
Target Rp To Gain Achieved
Biaya operasional 961930
267635.334 72.18
27.82 Biaya Tenaga Kerja
890575 332730.751
62.64 37.36
Jasa Bank 799319
324684.73 59.38
40.62 Total Simpanan
67621175 67621175
100 Deposito
33564471 35089507.6
4.35 95.65
Peningkatan efisiensi Bank Syariah Mandiri rata-rata tahunan pada tahun 2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional
sebesar 267.635,334 juta rupiah yang saat ini sebesar 961.930 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya
operasional dikurangi 72.18, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 332.730,751 juta rupiah yang saat ini sebesar 890.575 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 62.64, menetapkan target jasa bank sebesar 324.684,73 juta rupiah yang saat ini sebesar 799.319 juta
rupiah dengan cara mengurangi 59.38 pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 35.089.507,6 juta rupiah yang saat ini sebesar
33.564.471 juta rupiah dengan cara meningkatkan 4.35 pada kondisi saat ini.
Pencapaian Efisiensi Bank Syariah Mandiri dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas BSM dari tahun ke tahun. Berikut
datanya: Tabel 4.5
Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Syariah Mandiri
Tahun Asset
Ekuitas 2007
12,885,390,000,000 811,376,000,000
2008 12,885,390,000,000
1,208,428,000,000 2009
22,036,535,000,000 1,600,460,000,000
2010 32,481,873,142,495
2,020,615,074,975 Sumber: Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas BSM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank berkerja
cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return on
Asset ROA dan Return on Equity ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari
pengelolan asset. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan Net Income.
Berikut perkembangan asset dan ekuitas BSM setelah dicari menggunakan ROA dan ROE:
Tabel 4.6 ROA dan ROE BSM 2007-2010
Tahun ROA
ROE 2007
10.41 31.32
2008 15.87
28.12 2009
10.74 30.43
2010 10.27
21.78
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja BSM menurut ROA mengalami fluktuasi setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya krisis
global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga
terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya.
3. Bank Mega Syariah Dengan pendekatan intermediasi, kita dapat melihat tingkat efisiensi
Bank Mega Syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Berikut hasil olah data tingkat
efisiensi rata-rata tahunan dengan pendekatan intermediasi: Tabel 4.7
Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Mega Syariah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, tingkat rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mencapai 52.70. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata Bank Mega Syariah pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi sebesar 52.70, dan melakukan inefisiensi sebesar
47.30. Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa rata-rata setiap Bank Mega Syariah belum melakukan
fungsinya sebagai bank yang baik atau belum mendekati sempurna. Berbeda dengan tahun 2007, pada tahun 2008, tingkat rata-rata
efisiensi Bank Mega Syariah mengalami penurunan hingga 42.88, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mengalami
Periode Efisiensi Periode
Efisiensi Periode Efisiensi Periode Efisiensi
Mar-07 100.00 Mar-08
83.90 Mar-09 64.10
Mar-10 100.00 Juni-07
51.10 Juni-08
38.20 Juni-09 58.10
Juni-10 100.00 Sept-07
35.70 Sept-08
25.50 Sept-09 85.10
Sept-10 61.90 Des-07
24.00 Des-08
23.90 Des-09
100.00 Des-10 100.00
Mean 52.70
- 42.88
- 76.83
- 90.48
penurunan sebesar 9.82 dari tahun sebelumnya dan telah melakukan inefisiensi sebesar 57.12, Bank Mega Syariah pada tahun 2008 belum
mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang baik karena belum mengelola produksi dengan baik juga.
Pada tahun 2009, tingkat efisiensi rata-rata efisiensi Bank Mega Syariah mengalami kenaikan yang sangat jauh sebesar 33.95 dari tahun
sebelumnya, yaitu menjadi 76.83. Sehingga pada tahun tersebut rata-rata Bank Mega Syariah melakukan inefisiensi sebesar 23.17. Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Mega Syariah telah mencapai tingkat efisiensi rata-rata tahunan.
Pada tahun 2010, tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 13.65
dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 90.48. Sehingga pada tahun tersebut Bank Mega Syariah telah melakukan inefisiensi sebesar 9.52. Pada tahun ini
Bank Mega Syariah telah mencapai tingkat rata-rata efisiensi karena mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi rata- rata Bank Mega Syariah mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal ini
dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
Gambar 4.3 Efisiensi Rata-rata Tahunan
Bank Mega Syariah
Dari gambar 4.1 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi
terjadi pada tahun 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 90.48 dan rata-rata terendah terjadi pada tahun 2008 dengan tingkat efisiensi rata-rata
sebesar 42.88. Dengan rata-rata tahunan sebesar 65.72, dapat diketahui bahwa
sampai tahun 2010, rata-rata Bank Mega Syariah belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan yang cukup drastis pada
2009 dan tahun 2010. Efisiensi Rata-Rata Tahunan
e 100
f 90
i 80
s 70
i 60
n 50
30 2007
2008 2009
2010 Periode
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Muhammad Dadi Sutisna tahun 2010, yang mana tingkat efisiensi Perbankan Syariah
mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan pada penelitian di atas tingkat efisiensi Bank Mega Syariah mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
a. Target Input dan Output BMS yang Inefisien
1 Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2007. Table 4.7.1
Targets for Unit Annual 2007 efficiency 52.70 radial Variabel
Actual Rp Target Rp
To Gain Achieved
Biaya operasional 168719
67012 60.28
39.72 Biaya Tenaga Kerja
58078 19192
66.95 33.05
Jasa Bank 27574
10204 62.99
37.01 Total Simpanan
8656915 9276860
6.68 93.32
Deposito 7191479
8298456 13.34
86.66 Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun
2007 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 67.012 juta rupiah yang saat ini sebesar 168.719 juta rupiah dengan
kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 60.28, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar
19.192 juta rupiah yang saat ini sebesar 58.078 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 66.95, menetapkan target
jasa bank sebesar 10.204 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 27.574 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 62.99 pada kondisi ini,
menetapkan target total simpanan sebesar 9.276.860 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.656.915 juta rupiah dengan cara meningkatkan 6.68 pada kondisi
saat ini, menetapkan target deposito sebesar 8.298.456 juta rupiah yang saat ini sebesar 7.191.479 juta rupiah dengan cara meningkatkan 13.34 pada
kondisi saat ini. 2 Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2008.
Table 4.7.2 Targets for Unit Annual 2008 efficiency 42.88 radial
Variabel Actual Rp
Target Rp To Gain
Achieved Biaya operasional
242551 77345.165
68.11 31.89
Biaya Tenaga Kerja 171093
33534.559 80.40
19.60 Jasa Bank
63869 13284.824
79.20 20.80
Total Simpanan 8521589
9584616 11.09
88.91 Deposito
6193854 8405470.21
26.31 73.69
Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional
sebesar 77.345,165 juta rupiah yang saat ini sebesar 242.551 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya
operasional dikurangi 68.11, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar 33.534,559 juta rupiah yang saat ini sebesar 171.093 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 80.40, menetapkan target jasa bank sebesar 132.284,824 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 63.869
kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 79.20 pada kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 9.584.616 juta rupiah
yang saat ini sebesar 8.521.589 juta rupiah dengan cara meningkatkan 11.09 pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 8.405.470,21 juta
rupiah yang saat ini sebesar 6.193.854 juta rupiah dengan cara meningkatkan 26.31 pada kondisi saat ini.
3 Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2009. Table 4.7.3
Targets for Unit Annual 2009 efficiency 76.83 radial Variabel
Actual Rp Target Rp
To Gain Achieved
Biaya operasional 524587
417884.48 20.34
79.66 Biaya Tenaga Kerja
431405 364027.157
15.62 84.38
Jasa Bank 157973
111030.84 29.72
70.28 Total Simpanan
13378105 13544526
1.23 98.77
Deposito 9334801
10179847.9 8.30
91.70 Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun
2009 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 417.884,48 juta rupiah yang saat ini sebesar 524.587 juta rupiah
dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 20.34, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar
364.027,157 juta rupiah yang saat ini sebesar 431.405 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 15.62, menetapkan target
jasa bank sebesar 111.030,84 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 157.973 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 29.72 pada
kondisi ini, menetapkan target total simpanan sebesar 13.544.526 juta rupiah yang saat ini sebesar 13.378.105 juta rupiah dengan cara meningkatkan 1.23
pada kondisi saat ini, menetapkan target deposito sebesar 10.179.847,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 9.334.801 juta rupiah dengan cara meningkatkan
8.30 pada kondisi saat ini. 4 Analisis Teknis Efisiensi BMS Rata-Rata Tahunan Periode 2010.
Table 4.7.4 Targets for Unit Annual 2010 efficiency 90.48 radial
Variabel Actual Rp
Target Rp To Gain Achieved
Biaya operasional 643531
568833.149 11.61
88.39 Biaya Tenaga Kerja
702901 607743.123
13.54 86.46
Jasa Bank 191689
167741.324 12.49
87.51 Total Simpanan
15253065 15253065
100 Deposito
9864511 9864511
100 Peningkatan efisiensi Bank Mega Syariah rata-rata tahunan pada tahun
2010 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target Biaya operasional sebesar 568.833,149 juta rupiah yang saat ini sebesar 643.531 juta rupiah
dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya operasional dikurangi 11.61, menetapkan target biaya tenaga kerja sebesar
607.743 juta rupiah yang saat ini sebesar 702.901 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 13.54, menetapkan target
jasa bank sebesar 167.741,324 juta rupiah yang pada saat ini sebesar 191.689 kondisi ini akan mencapai target apabila dikurangi sebesar 12.49 pada
kondisi ini.
Pencapaian Efisiensi Bank Mega Syariah dalam periode tahunan dapat dibuktikan dengan perkembangan asset dan ekuitas BMS dari tahun ke tahun. Berikut
datanya: Tabel 4.8
Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Mega Syariah
Tahun Asset
Ekuitas 2007
2,561,804,000,000 242,616,000,000
2008 3,096,201,000,000
258,935,000,000 2009
4,381,991,000,000 318,921,000,000
2010 4,637,730,250,000
381,774,835,000 Sumber: Laporan Keuangan Bank
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa asset dan ekuitas bank Mega Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa bank
berkerja cukup baik dalam mengelola asset dan ekuitasnya. Dan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola asset dan ekuitasnya yaitu dengan Return
on Asset ROA dan Return on Equity ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income dari
pengelolan asset. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan Net Income.
Berikut perkembangan asset dan ekuitas BMS setelah dicari menggunakan ROA dan ROE:
Tabel 4.9 ROA dan ROE BMS 2007-2010
Tahun ROA
ROE 2007
15.38 1.71
2008 11.23
26.81 2009
17.28 25.60
2010 20.95
16.57
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kinerja BMS menurut ROA mengalami fluktuasi setiap tahunnya hal ini disebabkan karena terjadinya krisis
global yang berpengaruh dalam penggeloaan assetnya begitupun dengan ROE, 2007 dan 2008 adalah masa-masa yang sangat kritis bagi setiap perbankan sehingga
terdapat fluktuasi dalam setiap tahunnya.
b. Hubungan Nilai Efisiensi dengan Rasio-Rasio Keuangan
Para pengambil kebijakan menggunakan hubungan antara efisiensi dengan indikator kinerja sebagai dasar untuk menerapkan suatu peraturan. Efisiensi dengan
ukuran kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif. Artinya, semakin efisien suatu Bank Syariah maka indikator kinerja akan menunjukkan hal yang sama. Namun
demikian, ukuran kinerja tersebut umumnya berasal dari informasi akuntansi serta terkadang tidak mengacu pada teori ekonomi mikro. Sebagai contoh, tingginya nilai
rasio antara biaya dan income di Bank Syariah dapat memberi indikasi dua hal yang
berbeda. Tingginya rasio tersebut dapat mengindikasikan adanya ketidakmampuan dalam manajemen pembiayaan di Bank Syariah yang bersangkutan. Namun
demikian, tingginya rasio tersebut juga dapat memberikan gambaran semakin tingginya persaingan usaha diantara sesama Bank Syariah.
Besaran nilai efisiensi yang dianalisis dengan metode statistik dan didasarkan pada teori ekonomi memiliki informasi yang lebih baik apabila dibandingkan metode
yang konvensional. Meskipun dengan metode dan pendekatan yang berbeda, diharapkan nilai efisiensi dengan indikator kinerja memiliki hubungan yang positif
artinya memberikan konsistensi serta kesimpulan yang relatif sama terutama untuk proses pengambilan kebijakan.
C. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Per-Triwulan
1. Bank Muamalat
Tabel 4.10 Nilai Efisiensi Bank Muamalat
Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS Periode
Output-or Periode
Output-or VRS eff
VRS eff Maret-07
100.00 Maret-09
100.00 Juni-07
58.30 Juni-09
100.00 Sept-07
39.10 Sept-09
54.30 Des-07
23.70 Des-09
86.80 Maret-08
100.00 Maret-10
100.00 Juni-08
62.90 Juni-10
86.20 Sept-08
43.40 Sept-10
100.00 Des-08
29.20 Des-10
100.00 Sumber : Hasil Olah Data DEA, 2011
Dari tabel diatas menunjukkan beberapa hal diantaranya yaitu: a. Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi Variabel Return To Scale VRS
menghasilkan 7 periode bank yang telah beroperasi secara efisien selama tahun 2007-2010, yaitu pada bulan Maret 2007, Maret 2008, Maret 2009, Juni
2009, Maret 2010, September 2010 dan Desember 2010. b. Hasil perbandingan nilai efisiensi dengan asumsi CRS dan VRS diatas,
menunjukkan bahwa nilai efisiensi yang sama lebih kecil dari yang tidak sama sehingga asumsi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Variabel Return To
Scale VRS.
Tingkat efisiensi Bank Muamalat per-triwulan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Gambar 4.4 Tingkat Efisiensi Bank Muamalat
Pertriwulan
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
e fi
si e
n si
periode
Dari gambar 4.4 di atas, trend penurunan tingkat efisiensi per-triwulan Bank Muamalat dapat dilihat dengan jelas, di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan
Maret 2007, Maret 2008, Maret 2009, Juni 2009, Maret 2010, September 2010 dan Desember 2010 dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 100 dengan asumsi bahwa
diawal maret tingkat efisinsi mencapai 100 dan periode terendah terjadi pada periode desember 2007 dan desember 2008 dengan tingkat efisiensi masing-masing
sebesar 23.70 dan 29.20. Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 73.99, dapat diketahui bahwa sampai
tahun 2010, rata-rata Bank Muamalat telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik walaupun terjadi penurunan pada periode desember 2007 dan desember 2008.
Hal ini sejalan dengan skripsi Rafika Rahmawati mahasiswi UIN Syariah Hidayatullah jurusan perbankan syariah tahun 2010 yang mana mengalami fluktuatif
setiap pertriwulannya, akan tetapi tingkat efisiensi dalam penelitian ini mengalami fluktuasi yang cukup menurun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang memiliki
fluktuasi yang relatife berimbang.
1 Target Input dan Output Bank Muamalat yang belum mencapai Efisiensi
Metode Data Envelopment Analysis DEA dapat memberi arah strategis bagi para manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu kegiatan ekonominya, yang
tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga manajemen Bank
Muamalat tidak hanya mengetahui kantor cabang yang tidak efisien, tetapi juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat input dan output harus disesuaikan agar
dapat memiliki efisiensi yang tinggi. Untuk target Bank Muamalat pada tahun 2011 tak jauh berbeda dengan
target yang didapat oleh perhitungan DEA, target DPK pada tahun 2011 yaitu 23,68 triliyun dan Deposito 11.13 triliyun hal ini mendekati target perhitungan
DEA yaitu DPK 18,57 triliyun dan Deposito 15,11 triliyun.