Sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat atau kritik merupakan fenomena yang sering
terjadi namun bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
10. Pola Komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Kadang- kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi
antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
2. Produktivitas
2.1. Pengertian Produktivitas
Pada hakekatnya produktivitas itu pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan artinya bahwa keadaan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dengan mutu kehidupan hari esok, harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian ini, akan mendorong
manusia untuk tidak cepat merasa puas akan tetapi harus lebih mampu di dalam mengembangkan diri, dan meningkatkan kemampuan kerja, oleh karena itu didalam
usaha mencapai apa yang diinginkan hendaknya terlebih dahulu harus ada upaya yang bersifat pengorbanan, sehingga didalam arti yang sederhana dan teknis, pengertian
produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dikeluarkan dengan sumber- sumber dayanya yang ada pada kurun waktu tertentu.
Perkataan produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 dalam suatu masalah yang disusun oleh sarjana ekonomi Perancis bernama “ Quesnay” pendiri
aliran phisiokrat, tetapi membuat Walter Aigner, dalam karyanya “Motivation and Awareness”. Filosofi, dan spirit tentang produktivitas, sudah ada sejak mulai
peradaban manusia karena makna dari produktivitas adalah keinginan the will serta upaya effort manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehiduapn dan
penghidupan di segala bidang.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa pengertian produktivitas adalah :
27
1. Menurut OECD Organization for Economic Cooperation and Development
Pada dasarnya produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.
2. Menurut ILO International Labour Organization
Pada prinsipnya, perbandingan antara elemen-elemen produktivitas dengan yang dihasilkannya merupakan ukuran produktivitas. Elemen-elemen produksinya
tersebut berupa tanah, kapital, buruh, dan organisasi.
3. Menurut European Productivity Agency EPA
Pada prinsipnya, produktivitas adalah tingkat efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas.
4. Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam “Toward Higher Productivity”
menyatakan bahwa produktivitas adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukan yang dipakai dalam waktu tertentu.
5. Menurut Paul Malii
Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan, bersama didalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.
6. Menurut Formulasi dari National Productivity Board, Singapura
Pada prinsipnya produktivitas adlah sikap mental yagn mempunyai semangat untuk bekerja keras, dan berusaha memiliki kebiasaan untuk melakukan
peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap mental tersebut dalam berbagai kegiatan.
Konsep produktivitas menurut Piagam Oslo 1984 adalah sebagai berikut: 1.
Produktivitas adalah konsep universal yaitu menyediakan banyak barang dan jasa untuk kebutuhan banyak orang dan menggunakan sedikit sumber daya.
2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multidisiplin yang secara efektif
merumuskan tujuan, rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga
kualitas. 3.
Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan modal. Keterampilan dan teknologi, manajemen, informasi, energi
27
Muchdarsyah Sinungan,1995,Produktivitas: Apa dan Bagaimana, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, 1995, hal.40.
Universitas Sumatera Utara
dan sumber-sumber daya lainnya. Tujuannya adalah untuk perbaikan kehidupan yang bermanfaat bagi seluruh kehidupan manusia, melalui kehidupan yang
bermanfaat bagi seluruh kehidupan manusia, melalui pendekatan konsep produktivitas secara menyeluruh.
4. Produktivitas berbeda pada masing-masing negara sesuai dengan kondisi, potensi
dan kekurangan serta harapan-harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka pendek dan jangka panjang, namun masing-masing
negara mempunyai kesamaan dalam melaksanakan pendidikan, pelayanan dan komunikasi.
5. Produktivitas lebih sekedar ilmu, teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga
mendukung filosofi dan sikap yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk mencapai mutu kehidupan yang baik.
Pengertian Karyawan
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, didalamnya meliputi buruh, karyawan, dan pegawai. Secara deskriptif perbedaan
antara buruh, karyawan dan pegawai adalah:
28
a Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan
kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan
secara harian. b
Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usahaperusahaan baik swasta maupun pemerintah, dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan PP yang
berlaku, baik bersifat harian, mingguan, maupun bulanan. Yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan.
28
Siswanto B. Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional, Penerbit Bumi Aksara , Jakarta, 2002, hal.46.
Universitas Sumatera Utara
c Pegawai pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan dalam peraturan pemerintah yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeritugas negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan pemerintah dan digaji menurut peraturan pemerintah yang berlaku.
Produktivitas Kerja
Pada dasarnya peningkatan sumber daya manusia sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan bagi atau oleh setiap organisasi agar dapat
mendukung dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu perlu adanya pembinaan, pengarahan dan bimbingan bagi setiap tenaga kerja agar lebih berdaya
guna dan berhasil guna, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan tahapan usaha bagi pendayagunaan tenaga kerja secara
maksimal. Menurut Siagian, produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran output yang optimal, bahkan kalau mungkin yang maksimal.
29
Sementara itu menurut Komaruddin, produktivitas kerja adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang biasanya dihitung per-jam, per-mesin, per-
faktor produksi lainnya. Produktivitas bagi suatu organisasi bukan sesuatu kebetulan yang dimilikinya.
30
Menurut Saksono, produktivitas kerja dimiliki oleh suatu organisasi pada hakekatnya merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh
29
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1997, hal.153.
30
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Penerbit Alumni, Bandung, 1989, hal.339.
Universitas Sumatera Utara
pegawai, sedangkan terbentuknya persyaratan itu sendiri harus diupayakan oleh pimpinan organisasi.
31
Menurut Siagian 1997:153, organisasi memiliki beberapa ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitasnya, yaitu:
32
1. Ukuran waktu, yaitu berapa lama seseorang yang membutuhkan jasa tertentu
memperolehnya. 2.
Ukuran harga dalam arti berapa besar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh jasa yang dibutuhkan itu.
3. Ukuran nilai-nilai sosial budaya, dalam arti cara penghasil jasa menyampaikan
produknya kepada kliennya. 4.
Ukuran, ketelitian yang menunjukkan apakah jasa yang diberikan akurat atau tidak.
3. Hubungan antara Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja, karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja performance sumber daya manusia. Budaya perusahaan
memang sulit didefenisikan secara tegas dan sulit diukur namun bisa dirasakan oleh sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut. Menurut Harris dan Moran
dalam bukunya Managing Cultural Differences, baru sejak dekade yang lalu akhir 70-an atau awal 80-an para eksekutif dan cendekiawan benar-benar mulai memahami
bagaimana Budaya PerusahaanOrganisasi berdampak pada perilaku, moral atau semangat, dan produktivitas di pekerjaan.
33
31
Slamet Saksono, Administrasi Kepegawaian, Penerbit Karnisius, Yogyakarta, 1995, hal.114.
32
Siagian, op.cit., hal.153.
33
Kisdarto Atmosoerapto, op.cit., hal.73.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat ini manajemen lebih memahami bahwa komponen-komponen budaya seperti adat istiadat kebiasaan, tradisi, peraturan-peraturan rules, aturan-
aturan regulation, kebijakan dan prosedur bisa membuat pekerjaan lebih menyenangkan sehingga bisa meningkatkan produktivitas, memenuhi kebutuhan
pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Produktivitas itu menggambarkan sejauh mana upaya yang dilakukan untuk
mampu mencapai sesuatu hasil. Besarannya dapat dicerminkan dari perbandingan antara output masukan atau bagaimana efektivitas SDM-nya dan efisiensi
pengelolaan sistem efisiensi manajemen bisa menghasilkan efek sinergis. Timpe Dale A 1989, meninjau ratusan penemuan studi dan wawasan dari
ribuan manager yang telah berpartisipasi dalam seminar tetang produktivitas, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor kunci untuk
mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi:
34
1. Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab.
Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam
mencapai puncak produktivitas.
2. Kepemimpinan dan budaya organisasi yang diciptakan`
Kepemimpinan yang efektif mempunyai peran yang sangat menentukan karena peranannya sebagai penunjuk jalan bagi yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
bersama. Kepemimpanan merupakan bagian dari budaya organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan yang efektif akan menumbuhkembangkan
budaya organisasi sehingga produktivitas yang tinggi dengan perbaikan terus menerus sustainable improvement dapat dicapai. Oleh karena itu, pimpinan
puncak harus mempunyai visi yang menunjukkan kemana perusahaan harus menuju dan manajemen mengajarkan bagaimana cara terbaik untuk mencapai
tujuan.
3. Kesederhanaan organisasi dan operasional
Peraturan, prosedur, dan birokrasi dibuat seminimal mungkin sehingga memberikan kebebasan bekerja secara maksimal pada karyawan.
34
Sri Budi CY, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit UMM Press, Malang, 2005, hal.205.
Universitas Sumatera Utara
4. Kepegawaian yang efektif
Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan produktivitas. Dan sebelum mempekerjakan orang baru, seharusnya dipastikan
dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah berkinerja menurut kemampuan.
5. Tugas yang menantang
Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan produktif yang tinggi.
6. Perencanaan dan pengendalian tujuan
Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam produktivitas. Sebaliknya perencanaan yang efektif dapat meningkatkan
produktivitas operasional, yaitu membantu memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya, memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang
efisien.
7. Pelatihan manajerial khusus
Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi mengembangkan suatu komitmen
terhadap produktivitas dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut sarana yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan
produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi.
Selain itu ada juga faktor-faktor umum yang mempengaruhi produktivitas secara umum menurut Muchdarsyah Sinungan yaitu:
35
1. Manusia
Meliputi kuantitas, keahlian, latar belakang pendidikan dan kebudayaa, kemampuan sikap, minat, struktur pekerjaan, keahlian dan umur kadang-kadang
jenis kelamin dari angkatan kerja.
2. Modal
Meliputi modal tetap mesin, gedung, alat-alat, volume dan strukturnya, teknologi research and development litbang, bahan baku.
3. MetodeProses
35
Muchdarsyah Sinungan, op.cit., hal.56.
Universitas Sumatera Utara
Meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pangawasan produksi, pemeliharaan melalui pencegahan,
teknologi yang memakai cara alternatif.
4. Produksi
Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, dan spesialisasi produksi.
5. Lingkungan Organisasi
Meliputi organisasi dan perencanaan, sistem manajemen, budaya organisasi, kondisi kerja fisik, iklim kerja social, tujuan perusahaan dan hubungannya
dengan tujuan lingkungan, sistem insentif, kebijaksanaan personalia, gaya kepemimpinan, ukuran perusahaan ekonomi skala.
6. Lingkungan Negara Eksternal
Meliputi kondisi ekonomi dan perdagangan, struktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuanpengesahan, kebijakan
ekonomi pemerintah, kebijakan tenaga kerja, kebijakan penelitian dan pengembangan, kebijakan energi, kebijakan pendidikan dan latihan, kondisi iklim
dan geografis, kebijakan perlindungan lingkungan.
7. Lingkungan Internasional Regional
Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional, investasi dan usaha bersama, spesialisasi internasional, kebijakan migrasi tenaga
kerja, fasilitas latihan internasional, bantuan internasional, standar tenaga kerja dan teknik internasional.
8. Umpan balik
Meliputi timbal balik antara perusahaan dengan ruang lingkup negara maupun internasional, bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan kualitas produk.
Setiap faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap produktivitas. Dalam hal ini budaya perusahaan haruslah bersifat dinamis dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, harus mampu mengintegrasikan kemampuan-kemampuan yang berkembang dalam perusahaan dan
bisa mengadaptasi perkembangan-perkembangan di luar perusahaan sehingga dapat menciptakan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
F. Hipotesis
Menurut Sugiono, Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
36
1. Hipotesis Alternatif Ha
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:
Ada pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas karyawan. 2.
Hipotesis Nol Ho Tidak ada pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas karyawan.
G. Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun, defenisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian.
37
1. Budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam
organisasiperusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pembicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada anggota-anggota
perusahaan tersebut. Defenisi konsep yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
2. Produktivitas kerja pegawai adalah segala hasil yang diperoleh pegawai selama ia
bekerja dengan menggunakan kemampuan, keterampilan serta disiplin yang dimilikinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
H. Defenisi Operasional
36
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2005, hal.70.
37
Masria Singarimbun, Metode Penelitian Survai. Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 1995, hal.33.
Universitas Sumatera Utara