Menurut Kotter dan Heskett, gagasan proses pembentukan budaya organisasi bisa berasal dari mana saja, dari perorangan atau kelompok, dari bawah atau puncak
organisasi. Akan tetapi dalam perusahaan, gagasan ini sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal yang mengartikulasikannya sebagai suatu visi, strategi
bisnis, filosofi atau ketiga-tiganya.
21
Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, yaitu sebagai berikut:
1.3.3. Fungsi Budaya OrganisasiPerusahaan
22
1. Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational Behavior mengenai 5lima
fungsi budaya organisasi, sebagai berikut: a.
Berperan menetapkan batasan. b.
Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi. c.
Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada kepentingan individual seseorang.
d. Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan organisasi. e.
Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
2. Schein dalam bukunya Organizational Culture and Leadership membagi fungsi
budaya organisasi berdasarkan tahap pengembangannya, yaitu: a.
Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi Pada tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap
lingkungan maupun terhdapa kelompok atau organisasi lain.
b. Fase pertengahan hidup organisasi
Pada fase ini, budaya organisasi berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai penyelamat krisis identitas dan
membuka kesempatan untuk mengarahakan perubahan budaya organisasi.
c. Fase dewasa
Pada fase ini, budaya organisasi dapat sebagai penghambat dalam berinovasi karena berorientasi pada kebesaran masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk
berpuas diri.
3. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam bukunya Organizational Behavior
membagi 4empat fungsi budaya organisasi, yaitu: a.
Memberkan identitas organisasi pada karyawannya. b.
Memudahkan komitmen kolektif. c.
Mempromosikan stabilitas sistem sosial. d.
Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya.
21
Pabundu Tika, op.cit., hal.18.
22
Ibid, hal.13.
Universitas Sumatera Utara
4. Parsons dan Marton mengemukakan bahwa fungsi budaya organisasi adalah
memecahkan masalah-masalah pokok dalam proses survival suatu kelompok dan adaptasinya terhadap lingkungan eksternal serta proses integrasi internal.
5. Susanto dalam bukunya Konsep Budaya Perusahaan menyatakan fungsi budaya
organisasi sebagai berikut: a.
Berperan dalam pelaksanaan tugas Bidang Sumber Daya Manusia SDM. b.
Merupakan acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan meliputi pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning perusahaan yang akan
dikua sai.
6. Ouchi 1982 dalam bukunya How American Business Can Meet The Japanese
Challenge menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi perusahaan adalah mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan
individu dengan latar belakang kebudayaan yang khas berbeda.
7. Pascale dan Athos dalam bukunya The Art of Japanese Management, menyatakan
bahwa budaya perusahaan berfungsi untuk mengajarkan kepada anggotanya bagaimana mereka harus berkomunikasi dan berhubungan dalam menyelesaikan
masalah.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat diketahui bahwa fungsi utama budaya organisasi adalah sebagai berikut:
23
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain.
Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain.
2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi
Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka banga sebagai pegawaikaryawan suatu organisasiperusahaan. Para karyawan
mempunyai rasa memiliki, partisipasi dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.
3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial
Hal ini tergambarkan di mana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara efektif.
4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur,
diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua
orang diarahkan ke arah yang sama.
5. Sebagai integrator
Budaya organisasi dapat dijadikannya sebagai integrator karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-
perusahaan besar di mana setiap unit terdapat sub budaya baru. Demikian pula dapat mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari
sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.
23
Ibid, hal.14.
Universitas Sumatera Utara
6. Membentuk perilaku bagi para karyawan
Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.
7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi
Masalah utama yang sering dihadapi organisasi adalah masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal. Budaya organisasi diharapkan
dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.
8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan
Fungsi budaya organisasiperusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan, pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan
dikuasai perusahaan tersebut.
9. Sebagai alat komunikasi
Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antara anggota organisasi. Budaya sebagai alat
komunikasi tercermin pada aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku. Kata-kata mencerminkan
kegiatan dan politik organisasi. Material merupakan indikator dari status dan kekuasaan, sedangkan perilaku merupakan tindakan-tindakan realistis yang pada
dasarnya dapat dirasakan oleh semua insan yang ada dalam organisasi.
10. Sebagai penghambat berinovasi
Budaya organisasi dapat juga sebagai penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang
menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal. Perubahan-perubahan terhadap lingkungan tidak cepat dilakukan adaptasi oleh pimpinan organisasi.
Demikian pula pimpinan organisasi masih berorientasi pada kebesaran masa lalu.
1.3.4. Budaya OrganisasiPerusahaan yang Kuat dan yang Lemah