Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI Inflasi Capital Adequacy Ratio CAR

93 mengapa pada penelitian ini DPK berpengaruh terhadap Return On Asset ROA 2 . Nilai Tukar Dari hasil perhitungan uji sercara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -1,630 yang lebih besar dari t tabel sebesar -2,004 dengan nilai signifikansi sebesar 0,109. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5 dan nilai t hitung -1,630 yang lebih besar dari t tabel sebesar -2,004 maka hipotesis Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh antara variabel Nilai Tukar dengan Variabel ROA. Sesuai dengan penelitian Linda Dwi Oktaviani 2009 bahwa nilai tukar tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan ataupun penurunan nilai tukar tidak akan mempengaruhi ROA karena dalam sehari-hari pemakaian dollar AS tidak banyak digunakan oleh masyarakat luas karena mayoritas pemakaian oleh pengusaha dan eksportir. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pada penelitian ini nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ROA.

3. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI

Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar 0,358 dengan nilai signifikansi sebesar 0,721. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5 dan nilai t hitung 0,358 lebih besar dari t tabel -2,004 maka hipotesis Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh antara variabel Suku Bunga SBI dengan variabel ROA. Sesuai dengan 94 penelitian Diana Puspitasari 2009 bahwa Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan Suku Bunga SBI akan meningkatkan suku bunga kredit pinjaman dan meningkatkan juga biaya bunga kreditnya, tetapi selisih peningkatan bunga kreditnya dengan pendapatan bunga kreditnya kecil, dan fluktuasi per tahunnya juga kecil atau rendah. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pada penelitian ini Suku Bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ROA.

4. Inflasi

Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 2,232 dengan nilai signifikansi sebesar 0,030. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5 dan nilai t hitung 2,232 lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,004 maka hipotesis Ha diterima karena hasil uji menunjukkan Inflasi berpengaruh terhadap ROA. Sesuai dengan penelitian Ayu Yunita Sahara 2013 bahwa inflasi berpengaruh terhadap ROA.

5. Capital Adequacy Ratio CAR

Dari hasil penelitian diperoleh nilai t hitung sebesar 10,398 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 5 dan nilai hitung sebesar 10,398 lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,004 maka hipotesis Ha diterima karena hasil uji menunjukkan CAR 95 berpengaruh terhadap ROA. Seseuai dengan penelitian Bambang Sudiyatno 2010 bahwa CAR berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar, karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bankn dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya, sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Selain itu, semakin tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank yang bersangkutan. c Hasil Uji Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi atau R² merupakan kemampuan prediksi dari kelima variabel independen DPK, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, Inflasi dan CAR terhadap variabel dependen ROA. Nilai koefisien determinasi Adjusted R² sebesar 0.711 atau 71,1 hal ini berarti variasi ROA Bank Umum periode 2007-2011 dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel bebas yaitu DPK, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, Inflasi dan CAR sedangkan 28,9 dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model, misalnya NIM, BOPO, ROE dan lain-lain. 96 Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi R² Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .858 a .736 .711 .10412 1.779 a. Predictors: Constant, CAR, INFLASI, SUKU BUNGA SBI, NILAI TUKAR, DPK b. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah

3. Analisis Regresi Linier berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

0 5 192

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120