Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

64 independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan sutu persamaan. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen Imam Ghozali, 2012:95.

4. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinan R², nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima Imam Ghozali, 2012: 89.

a. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Imam Ghozali, 2012:98. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 =……= bk = 0 65 Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠……≠ bk ≠ 0 Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Ghozali, 2012: 98. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk menyimpulkan model masuk dalam kategori cocok atau tidak, maka harus membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan derajat bebas: df: α, k-1, n-k, dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel. Untuk menghitung besarnya nilai F hitung digunakan formula berikut Suliyanto, 2011:61: 66 Keterangan : F = Nilai F Hitung R² = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel n = Jumlah pengamatan ukuran sampel

b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter bi sama dengan nol, atau: Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: 1. Quick look: bila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila t lebih besar dari 2 dalam nilai absolut. Dalam kata F = 100 k - n R² - 1 1 - k R² X 67 lain kita menerima hopotesis alternatif, yang menyatakan suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel independen. 2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil atau sama dengan ≤ dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat + atau - nya Sugiono, 2010:97. Dalam tabel distribusi t terdapat istilah satu pihak dan dua pihak. Penggunaan tabel satu pihak atau dua pihak tergantung pada hipotesis yang diajukan. Jika belum menunjukkan arah, misalnya terdapat pengaruh tidak menunjukkan positif atau negatif maka menggunakan dua pihak. Derajat bebasnya adalah df α 2 , n-k, dimana n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel dan k adalah jumlah variabel. Untuk menghitung besarnya nilai t hitung digunakan rumus berikut Suliyanto, 2011:62 : 68 Keterangan : t = Nilai t hitung bj = Koefisien regresi sbj = Kesalahan buku koefisien regresi

c. Koefisien Determinasi R²

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

0 5 192

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120