45 2 Indeks Harga Perdagangan Besar
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB melihat inflasi dari sisi produsen . oleh
karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada
berbagai tingkat produksi. 3 Indeks Harga Implisit
Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode
perhitungannya, kedua indikator tersebut hanya melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratus jenis barang jasa, di beberapa puluh kota
saja. Padahal dalam kenyataan jenis barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan,
puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom
menggunakan indeks harga implisit.
9. Capital Adequacy Ratio CAR
CAR adalah risiko yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana
46 masyarakat, pinjaman utang, dan lain-lain. Dengan kata lain, capital
adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Lukman Dendawijaya, 2003
Dalam penelitian ini dari sisi permodalan digunakan rasio CAR. CAR dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan atas
hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas ROA bank umum. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR
maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi berarti
bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas ROA bank Lukman Dendawijaya, 2003. Menurut Surat Edaran BI No. 330DPNP tanggal 14 Desember 2001,
Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko www.bi.go.id.
Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang
diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan,
47 laba ditahan tahun lalu laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak
perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva
yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR
administratif. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia,
besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara
internasional berdasarkan standar Bank for International Settlement BIS Lukman Dendawijaya, 2003.
10. Profitabilitas bank