Pengeluaran Para Pramuniaga Perempuan

95 4. 4. Pengeluaran Para Pramuniaga Perempuan Pengeluaran pramuniaga perempuan setiap bulan pada umumnya tidaklah sama, tergantung seberapa banyak kebutuhan sehari-hari yang harus ditutupi. Alokasi penghasilan untuk menutup kebutuhan-kebutuhan tersebut pada tiap-tiap pramuniaga perempuan sangatlah beragam. Penulis mencatat ada empat hal yang biasanya menjadi pokok pengeluaran dari pramuniaga perempuan : 1 Pengeluaran untuk keperluan pekerjaan. Keperluan untuk bekerja ini harus terpenuhi, karena kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut merupakan modal untuk menjalani profesi pramuniaga perempuan. Kebutuhan-kebutuhan yang termasuk didalam keperluan untuk bekerja tersebut adalah seperti pembelian alat-alat kosmetika, transportasi bensin kendaraan atau ongkos naik angkutan umum, biaya salon, sepatu, pakaian, makan siang diwaktu jam istirahat. Semuanya itu kelihatan seperti kebutuhan yang sifatnya pribadi. Akan tetapi jika kita lihat lebih cermat, maka akan tampak bahwa semua pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah dimaksudkan untuk menunjang didalam mereka bekerja. Bagi pramuniaga perempuan, penampilan yang selalu segar dan menarik adalah modal untuk menarik para pembeli. Pihak toko memang tidak secara tertulis membuat peraturan bahwa seorang pramuniaga perempuan harus memakai make-up, atau harus berpotongan rambut rapi. Akan tetapi pihak toko selalu menekankan bahwa didalam bekerja, pramuniaga perempuan harus ramah, rapi, berpenampilan semenarik mungkin, selalu kelihatan segar dan banyak kriteria lain, yang secara tidak langsung Universitas Sumatera Utara 96 memerintahkan pramuniaga perempuan untuk selalu ber make-up agar tampak segar, dengan rambut dan pakaian yang rapi. Padahal, Jika pramuniaga perempuan berpenampilan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan, pihak toko lah yang paling banyak mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh pihak toko adalah bahwa untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, pihak toko hampir-hampir tidak pernah menanggung pengeluarannya. Hanya ada beberapa toko yang memberi tunjangan untuk uang makan, tapi jumlahnya minim. Dalam hal ini pihak toko menarik keuntungan dengan memanfaatkan adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat, yang berasal dari pandangan-pandangan gender, tentang bagaimana berperilaku sebagai perempuan. Pandangan bahwa perempuan itu harus pandai berdandan, selalu berpenampilan rapi, halus budi bahasa, ramah dan pandangan- pandangan lain yang membuat pramuniaga perempuan menganggap bahwa sudah seharusnya jika diri mereka berdandan dan berpenampilan rapi ketika mereka bekerja karena mereka adalah perempuan. Disinilah pihak toko memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan. Bahkan seringkali diantara sesama pramuniaga perempuan bersaing dalam hal penampilan ini. Walaupun untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jadi, secara tidak sadar mereka juga turut menanggung kepentingan toko yang sebenarnya bukan tanggung jawab mereka. 2 Pengeluaran untuk keperluan pribadi. Bagi para pramuniaga perempuan yang belum menikah, yang harus dipikirkan adalah keperluan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Dan ada juga pengeluaran untuk mencari hiburan jalan-jalan, nonton, dan lain-lain untuk mengisi hidup Universitas Sumatera Utara 97 mereka yang cenderung monoton setiap harinya. Selain itu mereka juga harus bisa menyisihkan penghasilannya untuk ditabung walaupun sedikit, untuk keperluan mendadak. 3 Pengeluaran untuk keperluan keluarga Banyak pramuniaga perempuan, selain mencukupi kebutuhan pribadi, juga harus ikut membantu kebutuhan keluarga. Baik itu kebutuhan orang tua, adik, kakak, maupun anggota keluarga lain. Bentuk bantuan tersebut bisa berupa uang, oleh-oleh dan lain-lain. Hal ini bisa terjadi karena status tempat tinggal mereka ada juga yang tinggal bersama dengan orang tua, atau keluarga yang lain, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan hidup keluarga dimana mereka tinggal, diminta atau tidak, wajib dibantu. Bisa juga walaupun bertempat tinggal terpisah dari keluarga kos atau ngontrak, akan tetapi tetap saja penghasilan yang didapat harus disisihkan untuk membantu menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Ada semacam beban moral yang secara sosial ditanamkan bahwa karena sudah bekerja dan mempunyai penghasilan, maka wajib untuk membantu keluarga yang dipandang telah berjasa membesarkan mereka. Apalagi jika keluarga tersebut tergolong dari keluarga yang tidak mampu, maka jika tidak membantu akan muncul semacam rasa bersalah, dan juga akan dipandang sebagai orang yang tidak tahu diri. Di sisi lain, pramuniaga perempuan merasa perlu untuk menjaga hubungan baiknya dengan keluarga yang terdekat. Sehingga dengan memberi bantuan pada keluarga, maka diharapkan hubungan dengan keluarga terdekat dapat terjalin dengan baik. Menjaga hubungan baik dengan keluarga terdekat ini penting karena, seperti telah diungkapkan diatas, mereka belum bisa sepenuhnya melepaskan diri dari beban Universitas Sumatera Utara 98 dan ketergantungan terhadap ekonomi keluarga, baik bagi mereka yang masih tinggal bersama keluarga, maupun yang sudah tinggal sendiri. Bantuan dari keluarga memang dirasa sangat berguna bagi kehidupan para pramuniaga perempuan. Oleh karena itu, tanpa hubungan baik, maka bantuan, atau apapun namanya, akan tidak pernah mereka dapatkan. 4 Pengeluaran untuk keperluan bersosialisasi atau bermasyarakat. Walaupun waktu mereka tersita untuk pekerjaan, akan tetapi tetap saja mereka adalah makhluk sosial yang hidup ditengah-tengah masyarakat, yang mempunyai aturan-aturan dan wajib diikuti. Sehingga apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, tidak akan mungkin dilewatkan begitu saja. Untuk ikut bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat sekitarnya ini, memerlukan bentuk-bentuk pengeluaran yang jumlahnya tidak kalah besar dari 3 pengeluaran pokok yang lain. Adanya tradisi menyumbang, baik ketika ada acara perkawinan, sunatan, kematian. Sebenarnya diakui mereka sebagai suatu hal yang memberatkan, tetapi tetap harus dilakukan. Belum lagi adanya iuran STM Serikat Tolong Menolong, iuran arisan dan sebagainya. Bahkan jika belum menerima gaji, untuk memenuhi keperluan ini mereka kadang harus mencari pinjaman. Bagi pramuniaga perempuan yang kos atau tidak tinggal didaerah asalnya, tidak berarti terbebas dari keharusan menyumbang ini. Adanya keterikatan dengan daerah asal membuat mereka tetap harus memberi sumbangan ketika ada keluarga, tetangga atau teman yang memiliki hajatan tertentu. Menyumbang bagi pramuniaga perempuan merupakan suatu cara yang efektif untuk tetap menjaga hubungan baik dengan lingkungan sosialnya. Mereka menyadari bahwa intensitas pergaulan mereka dengan lingkungan sosialnya sangat sedikit, Universitas Sumatera Utara 99 sehingga dengan menyumbang ini dimaksud agar mereka tetap bisa hadir walau tidak secara langsung pada pergaulan masyarakat sekitarnya. Melihat perbandingan antara penghasilan dan pengeluaran pramuniaga perempuan, maka dapat terbayang bagaimana sulitnya kondisi kehidupan pramuniaga perempuan. Sehingga apa yang dikatakan Bermana 1996: 12 bahwa salah satu fungsi kerja bagi manusia adalah mendapatkan penghargaan serta memperoleh penghasilan yang layak, tidak didapatkan oleh pramuniaga perempuan.

4. 5. Hubungan Sosial Pramuniaga Perempuan Dengan Pihak Toko