Teknik Survei METODE PENGUMPULAN DATA

M e t o d e P e n g u m p u l a n D a t a | 23 Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah natural setting, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunaan sumber data primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakuan dengan observasi pengamatan, interview wawancara, dokumentasi dan gabungantriangulasi. Sugiyono, 2010

a. Teknik Survei

Teknik ini biasanya digunakan untuk memahami pendapat dan sikap sekelompok masyarakat tertentu hal ini bertujuan untuk memperoleh kedalaman dan kelengkapan informasi. Menurut Ibrahim dalam Fatchan 2011 langkah kegiatan teknik survei adalah sebagai berikut : 1. Menuliskan masalah yang akan dikaji dan menggambarkan berbagai kemungkinan rincian dan jaringan butir permasalahan yang terkait dengna permasalahan yang diajukan 2. Memilah-milah satuan “variabel” yang terkait dengan rincian maslaah yang akan dikaji sesuai dengan klasifikasi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dsb. 3. Meninjau ulang dan menilai butir-butir informasi yang ingin diperoleh dan mengurutkannya sesuai dengan satuan kelompok, sekuensi dan hubungan sistemisnya. 4. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh sambil menggambarkan kemungkinan jawabannya. 5. Menentukan kemungkinan bentuk jawaban pertanyaan yang paling sesuai apabila dibandingkan dengan bentuk informasi yang ingin diperoleh. Bentuk jawaban tersebut mungkin berupa jawaban singkat yang terbuka, atau bahkan berupa skala pilihan, seperti : sangat...., cukup...., tidak...., atau kemungkinan bentuk skala lain. 6. Menuliskan petunjuk pengisian yang dianggap tepat dan jelas guna menghindari kemungkinan kesalahan dalam pengisian atau miss komunikasi. 7. Menilai kemungkinan terdapatnya pertanyaan yang mendua. Arti, menghindari pilihan kata dan kalimat yang informasinya tidak jelas, dan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bisa tumpang tindih. 24 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f 8. Menyusun kuisioner sesuai dengan petunjuk pengisian dan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Kuisioner yang telah disusun bisa disampaikan melalui pertemuan dalam kelompok, penyampaian secara individual, melalui surat, melalui email, majalah, koran, atau situs di internet. Pemerkayaan informasi selanjutnya selain dapat diperoleh melalui interview, dialog secara kelompok, juga bisa ditempuh melalui kegiatan observasi. b. Teknik Observasi Observasi dihubungkan dengan upaya-upaya : merumuskan masalah, membandingkan masalah yang dirumuskan dengan kenyataan di lapangan, pemahaman secara detail permasalahn guna menemukan detail pertanyaan yang akan dituangkan dalam kuisioner, ataupun untuk menemukan strategi pengambilan data dan bentuk perolehan pemahaman yang dianggap paling tepat Fatchan, 2011. Menurut Sanafiah Faisal dalam Sugiyono 2010 observasi dibagi menjadi observasi berpartisipasi, secara terang-terangan dan tersamar, dan yang tidak berstruktur. 1. Observasi partisipatif Dalam observasi ini peneliti turur serta dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamata, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan demikian data yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam serta sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Seperti yang talah digambarkan pada skema di atas, observasi jenis ini digolongkan menjadi empat: a Observasi yang pasif Dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diteliti namun tidak ikut dalam kegiatan yang dilakukan tersebut. b Observasi yang moderat Dalam mengumpulkan data, peneliti ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, namun tidak semuanya. Peneliti menyeimbangkan untuk menjadi “orang dalam” dan ”orang luar” c Observasi yang aktif Dalam hal ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. d Observasi yang lengkap Dalam hal ini peneliti seperti tidak melakukan penelitian. Peneliti sudah terlibat sepenuhnya pada apa yang dilakukan narasumber M e t o d e P e n g u m p u l a n D a t a | 25 sehingga suasan yang tercipta terlihat sangat natural. Untuk melakukan observasi jenis ini dibutuhkan keterlibatan peneliti yang tinggi terhadap akitivitas kehidupan narasumber. 2. Observasi terus terang dan tersamar Dalam melakukan penelitian jenis ini, peneliti menyatakan terus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. Artinya, dalam hal ini aktivitas peneliti sudah diketahui oleh narasumber dari awal penelitian hingga akhir penelitian. Namun suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam melakukan observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan karena dimungkinkan jika disampaikan terus terang maka peneliti tidak diijinkan untuk melakukan observasi. 3. Observasi tak terstruktur Observasi tak berstruktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ni dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya rambu- rambu pengamatanSugiyono, 2010. Dalam observasi tak terstruktur ini fokus observasi berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Jika masalah sudah jelas seperti penelitian kuantitatif maka observasi bisa dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Misalnya adalah penelitian pada suku terasing yang belum diketahui oleh peneliti. Obyek dalam observasi menurut Spradley dalam Sugiyono 2010 disnamakan dengan situasi sosial yang terdiri atas 3 komponen, yaitu place tempat, actor pelaku, dan activities aktivitas. Tiga elemen ini dapat diperluas, sehingga apa yang dapat peneliti amati adalah : 1. Space : ruang dalam aspek fisiknya 2. Actor : semua orang yang terlibat dalam situasi sosial 3. Activity : seperangkat kegiatan yang dilakukan orang 4. Object : benda-benda yang terdapat di tempat itu 5. Act : perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu 6. Event : rangkaian aktivitas yang dilakukan orang-orang 7. Time : urutan kegiatan 8. Goal : tujuan yang ingin dicapai orang-orang 9. Feeling : emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang 26 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan observasi menurut Spradley dalam Sugiyono 2010 meliputi: 1. Observasi deskriptif Bila dilihat dari segi analisis maka dalam hal ini peneliti melakukan analisis domain karena mampu mendeskripsikan semua yang ia temui. Observasi deskriptif ini dilakukan peneliti saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang dia teliti, oleh karena itu pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan umum dan menyeluruh, mengamati pada apa semua yang ia dengar, lihat dan dirasakan sehingga dalam tahap ini hasil pengamatan masih belum tertata. 2. Observasi terfokus Dalam tahap ini peneliti sudah mempersempit dan memfokuskan pada aspek tertentu biasanya disebut sebagai mini tour observation. Dinamakan observasi terfokus karena dalam tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi yang mana bisa menemukan titik fokus. Namun meski sudah memfokuskan pada domain tertentu, hasil pengamatan masih belum terstruktur. 3. Observasi terseleksi Dalam tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga data yang diperoleh lebih rinci. Menurut Sugiyono 2010 dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus. Maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras- kontrasperbedaan dan kesamaan antar kategori serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini peneliti diharapkan telah menemukan pemahaman mendalam atau hipotesis. Dalam melakukan observasi perlu dilakukan pencatatan- pencatatan, catatan observasi ini menurut Kahija 2006 terbagi atas : 1. Observasi empiris, yaitu observasi yang murni berdasarkan tangkapan indra peneliti. Indar yang paling banyak bekerja adalah mata dan telinga. 2. Observasi interpretatif, yaitu observasi yang berisi interpretasipenafsiran peneliti ketika indra peneliti sedang mengobservasi.

c. Teknik InterviewWawancara