Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

L a m p i r a n | 99 atas digabungkan dan dimodifikasi seluruhnya menjadi sebuah proses penjabaran yang digunakan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain yang ia temui. 14 Konsep interaksi simbolik pada manusia dibentuk dan ditransformasikan pada kenyataan yang diaplikasikan pada perilaku seksual yang berarti bahwa sensasi fisik yang dibentuk oleh satu komponen dari pengalaman seksual yang tidak hanya diinterpretasikan dari sistem simbolik kita pada sensasi seksual, tetapi simbolisme seksual juga dibentuk oleh pengalaman seksual Gecas Libby, 1976. 13 Menjadi seorang waria bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba. Tetapi dibentuk secara historis sejak pengasuhan dia diwaktu kecil, kemudian semakin diaplikasikan pada saat usia remaja seiring dengan proses kedewasaan seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya pada lingkungannya bahkan menjadikannya sebagai gaya hidup lifestyle. Seorang waria dalam melakukan relasi seksualnya sangat dipengaruhi oleh pengalaman pertama dalam melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis. Hubungan seksual pertama kali menjadi hal yang sangat penting didalam proses penegasan seseorang menjadi waria. Namun diantara pengalaman yang beragam itu, hal penting yang dapat ditarik sebagai satu garis tegas adalah bahwa mereka mengalaminya dalam usia yang relatif muda, yakni berkisar antara 11-15 tahun. 2 Di satu sisi, penelitian yang selama ini membahas tentang kehidupan waria lebih banyak menggambarkan tentang perilaku seksual waria yang berkaitan dengan kehidupan malam dan sebagai pekerja seks. Sedangkan penelitian yang membahas tentang gaya hidup seksual waria secara utuh dan tidak berprofesi sebagai pekerja seks sangat sedikit. Padahal waria non PSK juga memiliki banyak permasalahan, diantaranya: 1 masalah terbesar dalam hidup seorang waria adalah bukan terleta pada penerimaan masyarakat, melainkan bagaimana mendamaikan jiwa dan raganya; 2 berbagai macam pandangan dan persepsi masyarakat terhadap waria yang identik dengan perilaku seks bebas, pekerja seks PSK, dan sebagainya. Padahal tidak semua waria menjadi PSK; 3 nilai dan norma masyarakat yang masih menganggap perilaku waria sebagai suatu bentuk penyimpangan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui secara mendalam dalam memahami gaya hidup seksual pada waria non Pekerja Seks Komersial non PSK di Kota Semarang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : Bagaimana gaya hidup seksual Waria non Pekerja Seks Komersial non PSK di Kota Semarang? 100 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Mengetahui gaya hidup seksual Waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang. b. Mengetahui sosialisasi waria non pekerja seks komersial di Kota semarang. c. Mengetahui skrip seksual waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang yang terdiri dari : 1 Mengetahui skrip budaya waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang. 2 Mengetahui skrip interpersonal waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang. 3 Mengetahui skrip intrapsikis waria non pekerja seks komersial di Kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan LSM untuk merumuskan kebijakan yang menyangkut permasalahan waria serta dalam kaitannya dengan upaya pencegahan infeksi menular seksual IMS dan HIVAIDS dikalangan waria. 2. Bagi Dinas Kependudukan dan Departemen Agama Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kependudukan dan Departemen Agama dalam melakukan upaya pemberdayaan dan pembinaan pada komunitas waria. 3. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai bahan referensi bagi pengembangan keimuan dan penelitian khususnya di bidang Promosi Kesehatan Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan HIVAIDS yang terkait dengan topik sensitif yaitu kehidupan waria dan HIVAIDS. 4. Bagi masyarakat Umum Sebagai informasi bagi masyarakat agar dapat memahami kehidupan komunitas waria serta berpartisipasi dalam menangani masalah HIVAIDS dikalangan komunitas waria. L a m p i r a n | 101 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berkaitan dengan perilaku seksual waria pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul Peneliti Variabel Metode Hasil 1. Fenomena Perilaku Seksual dan Potensi Penularan HIVAIDS pada Waria di Kota Yogyakarta, Palupi Triwahyuni, 2008. 15 Perilaku seksual, pengetahuan, Program pencegahan penularan HIVAIDS, program kualitatif Waria melakukan hubungan seks di cebongan atau dirumah, bentuk hubungan seks adalah oral, anal, onani, es gosrok, jepit dan mandi kucing. Pengetahan masih rendah, program pencegahan HIVAIDS yang dibutuhkan waria adalah pengobatan gratis. 2. Infeksi Menular Seksual pada Komunitas Waria di Yogyakarta : Kajian Terhadap Berbagai Faktor Risiko Tingginya Prevalensi HIV, Suswardana, dkk. 2005. 9 Demografis, perilaku seks, dan klinis. Kuantiatif dan kualitatif Waria PSK : HIV - seropositif 24,5, sifilis seropositif 16,3, Kondiloma Akuminata 6,12. Keadaan sifilis- seropositif ditemukan pada 50 kasus HIV- seropositif. Faktor resiko tingginya prevalensi HIV pada waria PSK adalah telah 10 tahun menjadi PSK, rata-rata 5 patner unprotected reseptive analsex per minggu, memiliki rata- rata 10 patner sex poer bulan, dan keadaan sifilis-seropositive. 102 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f 3. Accounting for Unsafe Sex : Interviews With Men Who Have Sex With Men, Adam, B, D. et al., 2000. 16 Perilaku pasangan, negative self image and moods, intuiting safety Kualitatif Perilaku seks pasangan menetukan safe atau unsafe sex, unsafe sex dapat terjadi ketika sedang menggunakan narkba atau alkohol. untuk menentukan pasangan perlu dilihat tentang status HIVnya. F. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang Promosi Kesehatan khususnya pada konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan HIVAIDS. 2. Ruang lingkup metode Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif- eksploratif, bertujuan untuk mengkaji fenomena gaya hidup seksual waria non PSK. 3. Ruang lingkup sasaran Sasaran penelitian ini adalah waria yang pekerjaan utamanya bukan “pekerja seks komersial” di Kota Semarang. 4. Ruang lingkup waktu Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009, meliputi : persiapan proposal sampai dengan pembahasan hasil penelitian. 5. Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA