Teknik InterviewWawancara METODE PENGUMPULAN DATA

26 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan observasi menurut Spradley dalam Sugiyono 2010 meliputi: 1. Observasi deskriptif Bila dilihat dari segi analisis maka dalam hal ini peneliti melakukan analisis domain karena mampu mendeskripsikan semua yang ia temui. Observasi deskriptif ini dilakukan peneliti saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang dia teliti, oleh karena itu pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan umum dan menyeluruh, mengamati pada apa semua yang ia dengar, lihat dan dirasakan sehingga dalam tahap ini hasil pengamatan masih belum tertata. 2. Observasi terfokus Dalam tahap ini peneliti sudah mempersempit dan memfokuskan pada aspek tertentu biasanya disebut sebagai mini tour observation. Dinamakan observasi terfokus karena dalam tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi yang mana bisa menemukan titik fokus. Namun meski sudah memfokuskan pada domain tertentu, hasil pengamatan masih belum terstruktur. 3. Observasi terseleksi Dalam tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga data yang diperoleh lebih rinci. Menurut Sugiyono 2010 dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus. Maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras- kontrasperbedaan dan kesamaan antar kategori serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini peneliti diharapkan telah menemukan pemahaman mendalam atau hipotesis. Dalam melakukan observasi perlu dilakukan pencatatan- pencatatan, catatan observasi ini menurut Kahija 2006 terbagi atas : 1. Observasi empiris, yaitu observasi yang murni berdasarkan tangkapan indra peneliti. Indar yang paling banyak bekerja adalah mata dan telinga. 2. Observasi interpretatif, yaitu observasi yang berisi interpretasipenafsiran peneliti ketika indra peneliti sedang mengobservasi.

c. Teknik InterviewWawancara

Kahija 2006 mendefinisikan wawancara adalah metode pengumpulan data dimana satu orang menanyakan pertanyaan ke orang lain baik berhadapan langsung face to face, berhadapan lewat layar, atau berbicara lewat telepon.Secara teoritis wawancara biasanya terbagi dalam M e t o d e P e n g u m p u l a n D a t a | 27 3 jenis, yakni wawancara terstruktur, tidak terstruktur dan semi struktur. Namun, Kahija menyarankan agar peneliti menggunakan bentuk semistruktur. Wawancara baik dilakukan secara face-to-face maupun via telepon akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu jika akan melakukan wawancara maka peneliti harus memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara yang disesuaikan dengan kesanggupan responden narasumber. Hal ini disebabkan jika pemilihan waktu dan tempat yang salah maka akan terjadi bias pada data hasil wawancara. Sejalan dengan yang disampaikan Kahija di atas, Fathan mendefinisikan interviu sebagai salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk terstruktur, semi terstruktur, dan tak struktur. Fatchan, 2011. Dalam bukunya Sugiyono 2010 menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemui permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya. 1. Wawancara terstruktur structured interview Fatchan 2011 mengatakan bahwa interviu wawancara yang terstruktur merupakan bentuk interviu yang sudah diarahkan oleh sejumlah pertanyaan secara ketat. Menurut Sugiyono 2010 wawancara jenis ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam hal ini sebelum wawancara dilakukan, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya juga sudah dipersiapkan. Dalam wawancara ini para responden diberi pertanyaan sama dan pengumpul data mencatatnya. 2. Wawancara semi terstruktur semistructure interview Dalam wawancara semi terstruktur meskipun interviu sudah diarahkan oleh sejumlah daftar pertanyaan tidak tertutup kemungkinan memunculkan pertanyaan baru yang idenya muncul secara spontan sesuai dengna konteks pembicaraan yang dilakukannya Fatchan, 2011. 28 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f Menurut Sugiyono 2010 wawancara jenis ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, karena pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 3. Wawancara tak berstruktur unstructured interview Interviu tak terstruktur terbuka merupakan interviu dimana peneliti hanya hanya berfokus pada pusat-pusat permasalahan tanpa diikat format-format tertentu secara ketat Fatchan, 2011. Sugiyono 2010 mendefinisikan wawancara tidak terstruktur sebagai jenis wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan diterapkan. Dalam melakukan wawancara tidak terstruktur, peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden sebab peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh nantinya.Pada teknik jenis ini di awal wawancara peneliti boleh bertanya hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan. Jika sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan maka segera dipertanyakan pada responden. Fatchan 2011 menjelaskan bahwa pelaksanaan wawancara bisa dilakukan secara individual atau kelompok dimana dalam hal ini peneliti sebagai interviewer bisa melakukan interviu secara directive atau nondirective. Dilakukan secara directive bila peneliti selalu berusaha mengarahkan topik pembicaraan sesuai dengan fokus permasalahn yang ingin dipecahkan. Interviu dilakukan secara nondirectivebila peneliti bukannya ingin memfokuskan pembicaraan pada masalah tertentu melainkan ingin mengeksplorasi suatu masalah. Adapun langkah-langkah dalam melakukan wawancara yang dipaparkan oleh Sanafiah Faisal dalam Sugiyono 2010 adalah sebagai berikut : a. Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya M e t o d e P e n g u m p u l a n D a t a | 29 f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh Sedangkan Fatchan dalam bukunya mengemukakan lebih detail tentang langkah-langkah dalam penggunaan teknik wawancara, yakni : a. Menuliskan butir-butir wawancara yang akan dicari jawabannya secara detilhanya garis besar tergantung dari bentuk interview b. Diskusi dengan teman terkait daftar pertanyaan yang sudah dibuat c. Menentukan tema interviu dan antisipasi kemungkinan informasi yang ingin diperoleh d. Memahami partisipan dengan benar e. Tidak mengarahkan pertanyaan pada pemberian jawaban secara sugesti f. Jangan membiarkan partisipan memberikan jawaban secara panjang lebar yang melampaui batas informasi dari yang seharusnya g. Tidak menginterupsi jawaban dengan pertanyaan yang berbau penafsiran, penggalian pendapat secara subjektif ataupun klarifikasi atas suatu kesimpulan yang memancing munculnya opini h. Menjaga sekuensi pembicaraan sesuai dengan urutan permasalahan atau sekuensi informasi yang ingin diperoleh i. Melaksanakan interviu dengan memanfaatkan bahan rekaman, menciptakan suasana dialogis yang segar, menjauhkan suasana pembicaraan dari suasana emosional. Jenis-jenis pertanyaan digolongkan menjadi 6 pertanyaan oleh Molleong dalam Sugiyono 2010, secara singkat terdiri atas : 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 4. Pertanyaan tentang pengetahuan 5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera 6. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi

d. Teknik Penelaahan Catatan Lapangan dan Memo