BAB 6 VERIFIKASI DATA PENELITIAN KUALITATIF
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan penyusunan penelitian kualitatif.
Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat melakukan verifikasi data penelitian kualitatif.
Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi adalah bahwaverifikasi data penelitian kualitatif adalah bagian dari penyusunan
laporan penelitian kualitatif. Kompetensi dasar pada bagian bab ini merupakan bagian dari standar kompetensi pada mata kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif. Ruang Lingkup Materi: Bab ini berisi uraian tentangberbagai macam uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Uraian
6.1 Teknik Verivikasi Data
Verifikasi hampir sama dengan konsep validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, istilah validitas
dan reliabilitas kurang dikenal validitas dan reliabilitas lebih dikenal di dalam penelitian kuantitatif. Verifikasi atau trustworthiness bisa
dikatakan meliputi validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif.
Inti verifikasi menurut Kahija 2006 adalah bagaimana peneliti bisa meyakinkan pembaca dan dirinya sendiri bahwa penelitiannya sudah
berjalan dengan benar dan dapat dipercaya. Lincoln dan Guba dalam Kahija 2006 mengemukakan 4 macam
standar verifikasi, yaitu kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas dan dependabilitas.
Sependapat dengan Kahija 2006 dalam bukunya Sugiyono 2010 pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi 4 hal
yang digambarkan seperti di bawah ini:
46 |
M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
Diskusi dengan Teman Analisis Kasus Negatif
Member Check
Gambar 6.1 Bagan Uji Keabsahan Data
Sumber : Sugiyono 2010 dengan sedikit modifikasi
6.1.1 Uji Kredibilitas
Seperti yang terlihat dalam skema di atas, ada beberapa macam uji kredibilitas, meliputi perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. Adapun penjelasan dari masing-
masing proses yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
6.1.1.1 Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kepercayaan atau kredibiltas data karena melalui perpanjangan pengamatan peneliti kembali
ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Sehingga dengan
perpanjangan pengamatan ini hubungan antara peneliti dengan narasumber akan semakin akrab, terbentuk raport, semakin terbuka, saling
mempercayai. Menurut Sugiyono 2010 bila telah terbentuk raport maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak
lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
Perpanjangan pengamatan ini difokuskan terhadap data yang telah diperoleh. Bila setelah di cek kembali ke lapangan ternyata data yang
sudah diperoleh sebelumnya tidak berubah itu artinya sudah kredibel atau dapat dipercaya.
Lama waktu perpanjangan pengamatan yang dilakukan tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Menurut
Sugiyono 2010 kedalam artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data di balik yang tampak.
Perpanjangan Pengamatan
Peningkatan Kerekunan
Triangulasi Uji Keabsahan
Data Uji Kredibilitas
Data Uji
Transferability Uji Depenability
Uji Confirmability
V e r i f i k a s i D a t a P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
| 47
Keluasan artinya banyak sedikitnya informasi yang diperoleh. Data yang pasti adalah adta yang valid sesuai dengan apa yang terjadi. Jika data
setelah dicek ke lapangan sudah benar dan tidak berubah maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
Apa yang disampaikan Sugiyono 2010 selaras dengan apa yang disampaikan Kahija 2006 bahwa peneliti perlu survei dan terlibat di
lapangan untuk membangun kepercayaan rapport, mempelajari situasi sosial dan budaya di lingkungan subjek, dan meyakinkan diri sendiri
bahwa yang diteliti benar-benar bisa dilanjutkan
Fatchan menyebut hal ini sebagai Prolonged Engagement, artinya bahwa para peneliti harus tinggal di tempat penelitian dalam waktu yang
cukup lamam misalnya 4 bulan. Dimana dalam waktu 4 bulan ini sebaiknya tidak termasuk saat peneliti membuat proposal. Dengan ini
diharapkan peneliti lebih dekat dengan objek yang diteliti sehingga informasi yang diungapan kealamiahannya lebih akurat. Contoh
konkritnya adalah dengan menyewa rumah atau indekos di tempat penelitiannya.
6.1.1.2 Meningkatkan ketekunan
Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak. Selain itu dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati. Sehingga dengan demikian kredibilitas data dapat terwujud.
Membaca berbagai referensi buku, hasil penelitian maupun dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti bisa
dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ketekunan. Jika wawasan peneliti menjadi semakin luas dan tajam maka hal ini dapat
dimanfaatkan untuk memeriksa data yang ditemukan apakah sudah benar dan adpat dipercaya atau tidak.
Fatchan 2011 mengemukakan bahwa melakukan pengamatan dengan tekun dimaksudan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, sehingga penyelidikan lebih dapat dipusatkan pada hal-hal tersebut
secara rinci. Dalam hal ini Fathan memberikan contoh bahwa seorang peneliti kualitatif bisa senantiasa untuk hadir dalam berbagai kegiatan di
daerah penelitiannya, misalnya aara tahlilan, pertemuan desa, kerja bakti, rapat warga, pengajian, dan lain-lain.
48 |
M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
6.1.1.3 Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji keterpercayaan data memeriksa keabsahan data atau verifikasi data atau
dengan istilah lain dikenal dengan “trustworthiness” dengan memanfaatkan hal-hal lain yang ada di luar data tersebut untuk keperluan
mengadakan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan Mukhtar, 2013.
Triangulasi data adalah suatu upaya memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data tersebut, misalnya
mempertemukan atau cross check antara temuan data hasil observasi dan data hasil wawancara Fatchan, 2011.
Menurut Kahija di dalam teknik triangulasi peneliti berusaha menemukan berbagai sudut pandang lain untuk mengecek benar atau
tidaknya data yang sudah ditemukan. Berbagai sudut pandang ini menurut Kahija bisa diperoleh dari buku-buku, pekar-pakar yang bersedia diajak
berdiskusi, peneliti-peneliti lain lewat jurnal atau diskusi, dan metode- metode lain misalnya tidak hanya wawancara tapi juga observasi.
Fatchan 2011 menyebutkan bahwa dalam upaya memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data tersebut, antara
lain terhadap sumber data, metode, penyidik atau cara perolehan data. Misalnya mempertemukan cross check data antara temuan data hasil
observasi dan data hasil wawancara terhadap masalah “cara memupuk tanaman padi”. Agar peneliti tidak bingung maka masing-masing temuan
data sebaiknya diberikan kode khusus. Dengan demikian ada 3 macam triangulasi yang secara detail
dijelaskan oleh Sugiyono 2010 yaitu :
a Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah diperoleh melalui
beberapa sumber. Misalnya untuk menguji gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah
diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja dalam satu kelompok kerja.dat hasil
pengujian terhadap ketiga sumber ini tidak dapat dirata-rata seperti halnya
penelitian kuantitatif,
melainkan dideskripsikan,
dikategorisasikan pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik dari ketiga sumber data tersebut. Setelah data dianalisis dan
menghasilkan kesimpulan maka selanjutnya dimintakan kesepakatan atau member check terhadap tiga sumber data tersebut.
V e r i f i k a s i D a t a P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
| 49 b Triangulasi teknik
Teknik ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Jaika data yang ditemukan berbeda-beda maka peneliti perlu
mengadakan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau pihak yang lain untuk memastikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
c Triangulasi waktu
Kredibilitas data dapat dipengaruhi oleh waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi ataupun teknik yang
lainnya dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika data yang dihasilkan berbeda maka perlu dilakukan pengujian berulangkali
hingga ditemukan data yang pasti.
Menurut Sugiyono 2010 triangulasi juga dapat dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi
tugas melakukan pengumpulan data.
6.1.1.4 Analisis kasus negatif
Kasus negatif dapat didefinisikan sebagai kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Analisis
kasus negatif dapat meningkatkan kredibilitas data karena dengan mengenalisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan denga data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan berarti data yang
ditemukan sudah bisa dipercaya.
6.1.1.5 Diskusi dengan teman
Diskusi dengan teman atau biasa disebut peer debriefing atau peer review. Menurut Kahija 2006 artinya adalah hasil penelitian di cek
oleh teman sebaya bukan junior atau senior. Dengan catatan, teman sebaya ini harus punya pemahaman umum pada inti penelitian yang
dilakukan. Teman sebaya ini diharapkan bisa memeriksa persepsi, insight, dan analisis peneliti. Peer reviewer ini dibutuhkan karena bisa menjadi
50 |
M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
teman curhat bila ada masalah di lapangan dan sebagai pengeritik bila ada sesuatu yang dianggap tidak beres.
6.1.1.6 Mengadakan member check
Member check menurut Sugiyono 2010 adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya
adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika pemberi data menyepakati
data yang ditemukan peneliti maka data tersebut valid dan kredibeldapat dipercaya. Namun jika sebaliknya maka peneliti perlu mendiskusikan
dengan pemberi data. Jika perbedaan yang ditemukan terlalu tajam maka peneliti harus mengubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa
yang diberikan pemberi data.
Sependapat dengan hal di atas, Fatchan 2011 mengatakan tujuan member check adalah agar diperoleh pengertian dan kesimpula yang tepat
dan melihat-lihat kekurangan yang adauntuk dimantapkan. Fatchan menambahkan bahwa upaya ini bisa dilakukan dengnan kelompok
anggota peneliti teman sejawat dan bahkan para subjek penelitian yang mempunyai kualifikasi keahlian di bidang yang diteliti.
Ahli yang lain yakni Kahija 2006 mengungkapkan hal yang sama yakni member check diartian sebagai peneliti datang menemui
responden atau subjek yang sudah diwawancarainya untuk mengecek kebenaran data dan interpretasi yang dilakukan peneliti.
6.1.2 Uji Transferabilitas
Standar pengujian ini menurut Kahija 2006 penting untuk pembaca karena dalam hal ini peneliti akan membantu pembaca untuk
melihat kemungkinan menerapkannya dalam situasi lain yang mirip atau serupa.
Standar transferabilitas merupakan standar yang dinilai oleh pembaca
laporan. Suatu
hasil penelitian
dianggap memiliki
transferabilitas tinggi apabila pembaca laporan memilik pemahaman yang jelas tentang fokus dan isi penelitian Fatchan, 2011.
Peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya supaya orang
lainpembaca dapat memahami hasil penelitian kualitatif tersebut. Jika pembaca sudah memahami kejelasan hasil penelitian kualitatif tersebut,
pembaca dapat memutuskan dapat atau tidaknya menerapkan aplikasi hasil penelitian tersebut di tempat lain atau pada kondisi lain yang mirip.
V e r i f i k a s i D a t a P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
| 51
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono 2010 mengemukakan bahwa bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan transferability maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.
Untuk menunjang transferabilitas perlu dilakukan Kahija 2006 : 1. Deskripsi yang tebal. Laporan dengan sendirinya akan tebal karena
peneliti kualitatif membuat laporan yang lebih mendetail agar peluang atau kemungkinan pembaca bisa mentarnsfer temuan penelitian
dalam situasi lain yang serupa 2. Sampling purposif dengan karakteristik subjek yang jelas, sehingga
pembaca akan lebih mudah mentransfer hasil penelitian pada subjek- subjek lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama
6.1.3 Uji Dependabilitas
Standar dependabilitas menurut Kahija 2006 penting untuk meyakinkan pembaca bahwa penelitian yang dilakukan konsisten atau
dengan kata lain penelitian bisa diulang pada subjek yang samamirip dalm konteks yang samamirip dengan hasil yang samamirip.
Konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses penelitian menyebabkan penelitian dianggap memiliki dependabilitas tinggi. Oleh
karena itu dibutuhkan pengecekan atau penilaian ketepatan peneliti dalam mengkonseptualisasikan data secara ajeg Fatchan, 2011.
Sugiyono 2010 mengungkapkan sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan tetapi bisa memberikan data.
Peneliti seperti ini perlu diuji dependabilitasnya. Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi ada data penelitian maka penelitian yang dilakukan
tidak reliableatau dependable. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian Sugiyono, 2010.
6.1.4 Uji Konfirmabilitas
Standar konfirmabilitas lebih terfokus pada pemeriksaan dan pengecekkan checkin dan audit kualitas hasil penelitian, apakah benar
hasil penelitian didapat dari lapangan. Audit konfirmabilitas umumnya bersamaan dengan audit dependabilitas Fatchan, 2011.
Hal ini selaras dengan yang dikemukakan Sugiyono 2010 bahwa dalam penelitian kualitatif uji konfirmabilitas mirip dengan uji
dependabilitas sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersama-
52 |
M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f
sama. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.
Dalam bukunya Kahija mengemukakan bahwa konfirmabilitas ditunjang oleh beberapa hal, yakni :
1. Data mentah hasil wawancara. Yang meliputi baik hasil rekaman maupun catatan-catatan di lapangan.
2. Proses analisis yang benar dari horisonalisasi sampai maknaesensi. 3. Pembahasan yang benar.
4. Pemeriksaan materi audiovisual. Hasil wawancara dan observasi termasuk kaset-kaset perlu diperiksa
5. Pemeriksaan asumsi pribadi. Harus diakui bahwa peneliti kualitatif memang rawan dengan bias prasangka, pra-penilaian, pengalaman
masa lalu. Di bawah ini merupakan tabel perbandingan keempat standar
kualitatif dengan kuantitatif menurut Kahija 2006.
Tabel 6.1 Perbandingan standar kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif
Kualitatif Tujuan
Validitas Internal
Kredibilitas Untuk melihat apakah
penelitian sudah berjalan dengan benar
Validitas Eksternal
Transferabilitas Untuk melihat apakah
penelitian bisa ditransfer dialihkan dalam situasi
lain yang mirip atau serupa
Reliabilitas Dependabilitas
Untuk melihat apakah penelitian konsisten
Objektivitas Konfirmabilitas
Untuk melihat apakah peneliti bersifat netral
Sumber : Kahija 2006
6.2 Rangkuman