Sikap attitude Tindakan atau praktik practice

68 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu: 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai recallmemanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahamicomprehension

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi application

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis analysis

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudianmancari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalahatau objek yang diketahui.

5. Sintesis synthesis

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi evaluation

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

b. Sikap attitude

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Komponen pembentuk sikap menurut Allport 1954 yaitu: 1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek 3. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka P e n g g u n a a n T e o r i P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f | 69 Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek 2. Menanggapi responding Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. 3. Menghargai valuing Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. 4. Bertanggung jawab responsible Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang diyakininya.

c. Tindakan atau praktik practice

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, seperti adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Menurut kualitasnya ada 3 tingkatan tindakan, yaitu: 1. Praktik terpimpin guided response Apabila subjek telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila seseorang telah melakukan sesuatu hal secara otomatis. 3. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakanatau perilakuyang berkualitas. Berikut ini contoh penggunaan Teori Bloom dalam penelitian Kualitatif berjudul peran guru dalam pendidikan kesehatan reproduksi pada Anak Berkebutuhan Khusus ABK. Domain perilaku yang pertama menurut Bloom adalah pengetahuan. Pengetahuan guru terkait dengan kesehatan reproduksi dalam penelitian ini mencakup tentang pengetahuan guru mengenai kesehatan reproduksi pada siswi tunagrahita secara umum, pengetahuan guru mengenai perbedaan jenis kelamin pada siswi tunagrahita, pengetahuan guru mengenai menstruasi pada siswi tunagrahita, dan pengetahuan guru mengenai pelecehan seksual padasiswi 70 | M e t o d e P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f tunagrahita. Domain perilaku yang kedua menurut Bloom adalah sikap, yang dimaksud sikap dalam penelitian ini adalah sikap guru terhadap kesehatan reproduksi pada siswi Tunagrahita secara umum, sikap guru terhadap pemberian materi perbedaan jenis kelamin pada siswi tunagrahita, sikap guru terhadap pemberian materi menstruasi pada siswi tunagrahita, dan sikap guru terhadap pemberian materi pelecehan seksual pada siswi tunagrahita.Kepercayaan merupakan salahsatu komponen dari sikap, yang dalampenelitian ini adalah kepercayaan guru terhadap kemampuan siswi tunagrahita dalam menjaga kebersihan pada saat menstruasi dan menjaga diri dari risiko pelecehan seksual. Domain perilaku yang ketiga adalah tindakan, yang dimaksud tindakan dalam penelitian ini adalah tindakan guru dalam menumbuhkan kesehatan reproduksi secara umum pada siswi tunagrahita, tindakan guru dalam menumbuhkan atau memberikan pendidikan perbedaan jenis kelamin pada siswi tunagrahita, tindakan guru dalam memberikan pendidikan menstruasi pada siswi tunagrahita, serta tindakan guru dalam memberikan pendidikan pelecehan seksual pada siswi tunagrahita.

7.4 Teori Belajar Sosial