Pengekspresian Emosi dan Dukungan Tak Bersyarat

xciv A menceritakan semua masalah yang dirasakannya kepada Y, tidak ada yang di tutup-tutupi. Dan A juga sering mengeluh tentang keuangan kepada Y. Hubungan A dengan Y sangat dekat, meskipun Y hanya tahu keluarga A sebatas yang di ceritakan A. A sangat percaya kepada Y, bahkan terhadap keluarga Y. Oleh karena itu tidak pernah ada masalah yang di tutup-tutupi oleh A, ketika A mempunyai masalah. “Apapun masalahnya saya selalu cerita kepada Y, karena Y adalah sahabat yang mau menerima keadaan baik senang, maupun susah” Masalah yang sering terjadi dalam persahabatan A dan Y, adalah kesalah fahaman. Seperti waktu lalu Y meminta tolong kepada A untuk membelikan makanan di kantin, tetapi ketika itu A sedang terburu-buru mencari salah satu dosen. Lalu di situlah Y, marah dan diam terhadap A. Ketika di tanya oleh A, “Y kenapa sih diam aja dari tadi?”, marah yah karena A tidak mau membelikan jajanan di kantin Maaf deh, tadi A buru-buru. Maukan maafin A? Hal-hal seperti itu sering terjadi, namun setelah di berikan penjelasan dan meminta maaf, keduanya berbaikan kembali. “Namanya juga berteman k, pasti ada aja salah faham”.

c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan Tak Bersyarat

xcv Pemeliharaan dalam persahabatan yang di lakukan oleh A adalah, rasa saling percaya, pengertian, perhatian dan saling terbuka satu sama lain, ini sama halnya yang di sebutkan oleh Monsour dalam O’cornnor 1992: 27. Dengan adanya itu “Insyaallah, akan terjalin hubungan yang sangat nyaman tanpa ada rasa tidak percaya” itu yang menjadikan A dan sahabatnya masih tetap awet selama kurang lebih 2 tahun dan tidak ada yang mengganggu, dalam persahabatan mereka. A juga sangat mengenal keluarga sahabatnya, bahkan sudah seperti orangtua sendiri. Walaupun jarak rumah A dan Y sangat berjauhan tidak ada halangan untuk A mengenal dekat dengan keluarga, terutama orangtua Y. A sangat perhatian terhadap sahabatnya, dalam semua hal tidak dalam hal berpakaian. A selalu menginagtkan ketika sahabatnya mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan sahabatnya, tetapi A juga tidak pernah memaksakan kehendaknya agar sahabatnya itu menuruti dan mengikuti apa yang di sarankannya. Karena menurut A berpakaian itu tercermin dalam keimanan seseorang. Dan keimanan itu adanya di dalam hati, “Kalau saya seperti ini ya karena saya berusaha untuk menyempurnakan keimanan saya ini” xcvi A mengingatkan sahabatnya tidak hanya dalam segi berpakaian, banyak hal seperti masalah shalat, kuliah dan lain sebagainya, begitu juga dengan sahabatnya Y. Keduanya saling mengingatkan untuk hal yang lebih baik. A bersikap simpati ketika sahabatnya sedang mengalami masalah, A berusaha untuk merasakan apa yang di rasakan dan berusaha untuk meolong selagi A mampu. Ketika salah satu dari mereka ada masalah entah itu A atau Y, mereka membahasnya dan berusaha untuk menyelesaikan masalah bersama-sama. Bahkan pernah Y ingin berhenti dari kuliahnya dan A berkata “jangan gitu kita udah masuk UIN dengan susah payah dan bayar malah, masa mau berhenti di tengah jalan, jangan seperti itu sabar saja pasti ada jalan keluarnya kita bisa ko menghadapi semua ini”. A merasa senang jika Y sedang senang, begitupun sebaliknya. Karena tidak ada satu masalah pun yang mereka tutup-tutupi. Dari situlah muncul empati dari masing-masing. A juga mampu menerima sahabatnya baik dalam keadaan senang maupun susah, itulah gunanya bersahabat. “Sahabat itu adalah orang yang mengerti dan memahami kita apa adanya. Lain dengan teman, teman hanya sebatas kita sedang senang dan kita juga hanya sebatasnya saja bila bercerita, karena ada rasa ketidak percayaan bila menceritakan hal yang rahasia”. Dukungan yang sering di lakukan A pada sahabatnya adalah sebuah perhatian. Ketika sahabatnya sedang sedih dan murung, A menanyakan apa yang sedang di pikirkan oleh sahabatnya. xcvii “Kenapa? Lagi bete yah? Ko dari tadi diem aja, cerita dong.....” A merasa bahwa dari sebuah perhatian, persahabatan akan terasa lebih bermanfaat dan dengan adanya perhatian, keterbukaan, dan saling percaya pada sahabat, itu adalah kunci untuk tetap langgeng dalam bersahabat.

d. Kegiatan Bersama dan Kontak Fisik

Dokumen yang terkait

Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

6 97 123

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Dipoligami

6 80 154

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

16 111 210

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Memiliki Saudara Autis

0 8 130

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 15

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 1 10

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 21

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 65