xcii membentuk hubungan persahabatan pada masing-masing pihak yang terlibat
dalam interaksi.
Y memahami A, bahkan dari segi berpakaian Y tidak merasa aneh. A dan Y menerima, memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada
perasaan risih atau canggung walaupun A mengenakan cadar dan Y tidak bercadar.
Alasan utama A memilih Y, karena Y bisa memahami dan menerima kekurangan dan kelebihan A. Begitupun juga sebaliknya, bahkan mereka
berdua sudah seperti saudara. Begitupun dengan keluarga sahabatnya, A sangat dekat bahkan sudah seperti anak dan orangtua sendiri. Keluarga
sahabat A, bisa menerima A apa adanya dan tidak pernah aneh dengan penampilan A yang mengenakan cadar.
b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan
A bersahabat dengan Y atas dasar kepercayaan, dan saling memahami satu sama lain. Dari situlah A, merasa bahwa Y bisa menerima kekurangan dan
kelebihan yang di miliki oleh A, begitu pula sebaliknya. Hal yang membuat mereka menjadi dekat karena dari kedua belah pihak merasakan hal yang
senasib dan sama dalam hal finansial. Dan mereka mau mengakui segala kesalahan, memberikan dan di berikan masukan satu sama lain.
xciii Kedekatan itu timbul ketika A menceritakan penderitaan yang sedang di
alaminya, yaitu dalam hal finansial, begitu juga sebaliknya. Dari situlah, membuahkan persahabatan yang menurut A, Y bisa mengerti semua hal
yang di ceritakan A. A merasa nyaman bila bercerita dengan Y, walau mereka bagaikan bumi dan langit dari segi berpakaian, A berpakaian sangat
tertutup sedangkan Y berpakain dan mengenakan jilbab gaul. Namun mereka tidak pernah merasa canggung dalam bersahabat.
A mengenakan cadar tidak hanya pada satu warna. Walaupun A mengenakan cadar A tetap modis dalam berpakaian. Terbukti ketika peneliti
sedang melakukan wawancara, A bisa memadu padankan cadar dengan baju dan rok yang di kenakannya pada saat wawancara berlangsung. Menurut A
pakaian orang bercadar tidak harus hitam, akan tetapi harus bisa mengikuti pekembangan zaman.
“Kalau warna-warni kan lebih oke dilihatnya kan kak?”
Tidak ada batasan dalam persahabatan yang di jalani A dengan Y, bahkan A sudah mengenal dekat keluarga Y. Sehingga orangtua A percaya ketika A
berada di rumah Y. A menganggap Y sudah seperti saudara sendiri, bahkan A juga sering makan, shalat dan istirahat di rumah Y. A menganggap
orangtua Y seperti orangtua sendiri.
xciv A menceritakan semua masalah yang dirasakannya kepada Y, tidak ada
yang di tutup-tutupi. Dan A juga sering mengeluh tentang keuangan kepada Y. Hubungan A dengan Y sangat dekat, meskipun Y hanya tahu keluarga A
sebatas yang di ceritakan A.
A sangat percaya kepada Y, bahkan terhadap keluarga Y. Oleh karena itu tidak pernah ada masalah yang di tutup-tutupi oleh A, ketika A mempunyai
masalah.
“Apapun masalahnya saya selalu cerita kepada Y, karena Y adalah sahabat yang mau menerima keadaan baik senang, maupun susah”
Masalah yang sering terjadi dalam persahabatan A dan Y, adalah kesalah fahaman. Seperti waktu lalu Y meminta tolong kepada A untuk membelikan
makanan di kantin, tetapi ketika itu A sedang terburu-buru mencari salah satu dosen. Lalu di situlah Y, marah dan diam terhadap A. Ketika di tanya oleh A,
“Y kenapa sih diam aja dari tadi?”, marah yah karena A tidak mau membelikan jajanan di kantin Maaf deh, tadi A buru-buru. Maukan maafin A?
Hal-hal seperti itu sering terjadi, namun setelah di berikan penjelasan dan meminta maaf, keduanya berbaikan kembali. “Namanya juga berteman k,
pasti ada aja salah faham”.
c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan Tak Bersyarat