Latar Belakang Masalah PENUTUP 103-107

xv BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu perubahan pesat yang terjadi adalah mengenai gaya hidup berpakaian. Berbagai alternatif gaya atau mode berpakaian ditampilkan setiap harinya, berbagai model dari banyak perancang hampir setiap hari menghiasi layar kaca. Islam sebagai ajaran agama yang di anut mayoritas penduduk di Indonesia sebenarnya sudah mempunyai aturan yang jelas tentang tata cara bepakaian yang baik dan benar. Misalnya firman Allah SWT dalam surat An Nur ayat 31:  + ,- .0 12+ 3 4 56 7-58 9 9 : ; 5= ? A BCD + GHI+J+ ; ,- .0 12+ 3 4 56 7-58 KL5 3 I+ 2 KL5NO9 P Q QO9 P Q KL5 R I+  KL5NO9S: QO9S: KL5 R I+  5 TU I 58 V KL5 TU I 58 V 5 U I 5NO9 W5X 9 YD +  .Z 52 [3 9P 5= \ C] _ ` a b9P xvi cd e 9P  f gh 9P .0 iO9P j ;P + BCD + kU aI + QO9 W l: 9P ; ,- 5= Sm 55 +a 5 kD +? 9 Z Q 5 3 4 56 B ;PnII  CD]58 oO9P 9 J q rs .tI+ 9P QYu .tI 5  v wf Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-ptera saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. An Nur: 24:31. Ayat di atas jelas diperuntukkan kepada seluruh kaum perempuan mukmin di manapun mereka berada. Meskipun aturan berpakaian tersebut nampak jelas, ada juga beberapa pengecualian dan keringanan bagi perempuan dengan kondisi tertentu. Beberapa alasan logis seorang perempuan muslim diwajibkan menjaga cara berpakaiannya, antara lain untuk menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki jahil, menjadi indikator keluhuran budi akhlak perempuan, mencegah timbulnya fitnah birahi laki-laki, dan memelihara kesucian agama wanita yang bersangkutan. httpwww.myblogger.com xvii Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, pakaian tertutup yang dimaksud adalah pakaian yang dilengkapi dengan penggunaan jilbab. Jilbab adalah kosa kata yang sering terdengar dan banyak di pakai dalam bahasa Indonesia. Makna jilbab dalam bahasa Arab adalah pakaian yang luas yang menutupi seluruh badan. Ibnu Abas meriwayatkan Istilah Jilbab di ambil dari Al Qur’an Surat Al Ahzab: 59 9`G.1 x yVc]z 9P 2{U 6|} 2 9 QO9 W5X Z 9P .Z T 1+ G=D + 55~•5~ D B 2 U € PCS• J ‚ + , 0 € + Y .t ƒ uO9P P:aI \ 9„ J r…a v5 f “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dengan berkembangnya jilbab di Indonesia semakin berkembang pula wanita-wanita yang mengenakannya. Ada pula wanita yang mengenakan cadar di Indonesia, meski ini adalah fenomena lama, namun tidak banyak orang yang kemudian tertarik untuk membahas persoalan cadar dan perempuan muslim di Indonesia. Bagi sebagian perempuan muslim, identitas pakaian itu harus selaras dengan pandangan hidup yang mereka yakini. Di Indonesia, secara umum kaum xviii muslim yang bercadar berkeyakinan, bahwa mereka menggunakan cadar bukan karena paksaan atau politik tertentu, tetapi karena al-Quran dan Hadis yang menyuruh mereka bercadar. Memang ada yang mempersepsikan pandangan Barat bahwa yang bercadar di Indonesia itu adalah Teroris. Persepsi itu muncul karena pada 12 Oktober 2001 ketika kejadian bom Bali, pelaku teror muncul dengan mengenakan cadar terlihat dari tayangan video simulasi meledakkan bom. Cadar dikenakan agar mereka tidak di kenali identitasnya dan mereka leluasa untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. httpwww.myblogger.com Cadar bagi pemakainya tentu bukan hanya sekedar sebuah simbol atau identitas yang hampa tanpa makna. Di balik cadar muslimah tersebut tersimpan muatan pengetahuan dan pengalaman unik, seperti yang di paparkan oleh Rianti Cartrigh, pemeran Aisyah dalam film yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” 2008 berpendapat “Dulu aku mengira wanita bercadar agak tertekan, jika itu telah menjadi pilihan mereka, ternyata tidak. Sekarang aku bisa menghargai wanita-wanita yang bercadar dan berjilbab,” httpwww.myblogger.com. Seorang Rianti yang berperan dalam film tersebut harus bisa menyelami karakter wanita bercadar terlebih dahulu dan setelah beberapa waktu Rianti berkesimpulan bahwa wanita bercadar juga hidup selayaknya orang umum, xix termasuk dalam menjalin hubungan persahabatan meskipun bukan dengan komunitasnya saja. Secara umum memiliki teman atau sahabat adalah positif, termasuk bagi kaum bercadar. Sebab teman dapat mendorong self-esteem dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman juga bisa memiliki efek negatif jika mereka antisosial, menarik diri, tidak suportif, tidak argumentatif, atau tidak stabil Hartup dan Stevens, dalam Baron, 2005: 9. Akan tetapi teman yang kita rasakan kebanyakan memberikan peran yang positif untuk kita. Dengan kata lain kita sangat nyaman bila berada dekat dengan dia, teman yang seperti itu biasa kita sebut sahabat. Sahabat adalah hubungan pertemanan yang membuat orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, tidak mengikut sertakan orang lain masuk kedalam hubungan tersebut, dan saling memberikan dukungan emosional. Baron et all, 2005:9. Sekali terbangun hubungan akrab, di banding dengan hubungan biasa, akan mengakibatkan dua individu lebih banyak menghabiskan waktu bersama, berinteraksi satu sama lain pada situasi yang lebih bervariasi, menjadi self- disclosing, saling memberikan dukungan emosional dan membedakan antara sahabat dan teman yang lain. Teman biasa adalah seseorang yang menyenangkan untuk bersama, sementara sahabat di hargai karena ia murah xx hati, sensitif, dan jujur, seseorang yang dapat anda ajak bersantai dan menjadi diri anda sendiri Urbanski dalam Baron, 2005: 10. Oleh karena itu elemen yang umum dari semua hubungan akrab adalah saling ketergantungan Interdependence, suatu asosiasi interpersonal di mana dua orang secara konsisten mempengaruhi kehidupan satu sama lain, memusatkan pikiran dan emosi mereka terhadap satu sama lain, dan secara teratur terlibat dalam aktivitas bersama sebisa mungkin. Hubungan akrab dengan teman, anggota keluarga dan pasangan hidup juga meliputi elemen komitmen Fehr 1999 dalam Baron, 2005: 5. Persahabatan dengan hubungan akrab akan mengakibatkan kedekatan, dan kedekatan menimbulkan rasa suka. Mengapa? Karena pengaruh kedekatan menyatukan banyak faktor yang telah kita ketahui, penting dalam daya tarik interpersonal. Sears, 1994: 231. Dengan kata lain, dari kedekatan dan keakraban terjalinlah suatu hubungan yang di sebut persahabatan. Sedangkan dengan adanya persahabatan maka di dalam hubungan terjadilah suatu penyesuaian diri, agar satu sama lain bisa mempertahankan hubungan tersebut tanpa ada campur tangan pihak manapun. Penyesuaian diri dilakukan setiap orang, agar dapat hidup dengan situasi sosial yang kondusif. xxi Penyesuaian diri adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan terhadap situasi sosial Hurlock, 1978: 314. Penyesuaian diri mengacu pada usaha yang di lakukan untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Penyesuaian diri ini juga memperhatikan keberhasilan dan kegagalan individu, menyesuaikan keterampilan dan kemampuannya untuk menghadapi berbagai peristiwa dalam hidupnya. Bahkan usaha yang di lakukan untuk mncapai sesuatu atau memenuhi kebutuhan dasar agar terbebas dari masalah kehidupan yang juga di asosiasikan dengan penyesuaian diri yang kuat. Grasha et all, 1990: 49. Dalam berhubungan sosial seseorang harus bisa menyesuaikan diri, di manapun dan kapanpun dia berada. Seseorang yang menjalin hubungan persahabatan selalu dituntut untuk dapat saling menyesuaikan diri sehingga persahabatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, kalaupun ada permasalahan akan dapat terselesaikan dengan baik. Bagaimana menjadi sahabat yang baik, Supangat GEN FM, 2008 menyampaikan tips-tips agar hubungan persahabatan dapat berjalan dengan baik, diantaranya seorang sahabat harus bisa memahami tingkah laku orang lain, selalu tersenyum dengan tulus tanpa paksaan, berusaha mengingat nama orang lain yang baru dikenal, bisa menjadi pendengar yang baik ketika dia bercerita pada kita dan upayakan agar sahabat kita merasa nyaman di dekat kita, serta tidak berharap meraka mau menjadi sahabat kita. xxii Latar belakang orang yang menjalin persahabatan tidak harus selalu sama dalam keinginannya atau faktor-faktor tertentu, walaupun persahabatan yang sering terlihat lebih karena kesamaan faktor tertentu seperti sama-sama memiliki hobi melukis, olahraga, mendaki, nyanyi, musik dan lain-lain. Persahabatan yang terjalin dari latar belakang berbeda biasanya lebih unik dan menarik. Di satu sisi pembicaraan yang dilakukan lebih variatif tetapi di sisi lain mereka harus bisa saling mengerti dan menghargai dengan perbedaan yang ada. Oleh karena itu lama-kelamaan akan terjalin penyesuaian diri di antara mereka. Dengan kata lain persahabatan akan lebih berarti jika kedua belah pihak dapat menyesuaikan diri sesuai dengan sifat dan egonya masing-masing. Bagaimana seorang sahabat menyesuaikan diri dengan sahabatnya yang lain dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dan kedekatan dalam menjalin aktivitas yang selalu mereka habiskan bersama dalam satu waktu. Hal seperti ini sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun persahabatan yang ingin diteliti disini adalah persahabatan yang erat, yang di lakukan oleh seorang mahasiswi yang mengenakan cadar dengan sahabatnya yang tidak bercadar, dan bagaimanakah mereka menyesuaikan diri selama mereka bersahabat sedangkan mereka berpakaian dan berpenampilan berbeda. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti, oleh karena itu peneliti xxiii bermaksud meneliti lebih jauh tentang “Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri pada Mahasiswi UIN Jakarta yang mengenakan Cadar”

1.2. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

6 97 123

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Dipoligami

6 80 154

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

16 111 210

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Memiliki Saudara Autis

0 8 130

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 15

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 1 10

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 21

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 65