lxx
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Subyek
Tabel 4.1 Gambaran umum Subyek
Data kontrol S 1
S 2 S 3
Keterangan Terdiri Dari: 1. Inisial
L A
F 2. Usia
22 Th 19 Th
20 Th 3. Suku
Sunda Betawi
Jawa 4. Agama
Islam Islam
Islam 5. Anak KeDari
35 99
13 6. Universitas
UIN UIN
UIN 7. FakultasJurusan
Adab Ext FITKB. Arab
FITKB.Indonesia 8. Tinggal Bersama
Orangtua Orangtua
Kos 9. Pekerjaan Orangtua
Ayah :
Ibu : Pegawai PLN
Ibu rumah tangga
Wiraswasta Ibu rumah
tangga Wiraswasta
Pegawai Swasta
10. Pendidikan Orangtua Ayah
: Ibu :
SLTA SLTA
SD SD
SLTA SLTA
11. Jumlah sahabat 1 orang
4 orang 1 orang
12. Lama bersahabat 1 tahun
2 tahun 2 tahun
lxxi
4.2. Analisa Tiap Subyek
4.2.1. Subyek 1 L Hasil Observasi terhadap Subyek
Pada saat L di wawancarai, L mengenakan kaos warna putih, rok putih, sepatuh putih, manset putih, dan mengenakan kerudung+cadar warna hijau.
L memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dan berat badan 45 kg. Wawancara di lakukan pada tanggal 06 Februari 2008, pukul 18.30- 20.30 WIB di taman
Fakultas Adab dan Humaniora, di Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada saat wawancara berlangsung suasana kampus sepi dan nyaman untuk
melakukan tanya jawab, namun keadaan di buat sedemikian santai sehingga subyekpun merasa nyaman. Selama wawancara berlangsung L tidak banyak
melakukan gerakan, hanya sesekali memasukkan tangannya kedalam kerudungnya. L cukup lancar dalam menjawab semua pertanyaan dari
Peneliti dan kata-katanyapun tegas tidak berbelit-belit. Wawancara ke dua di lakukan di tempat yang sama namun berbeda jam 08 Februari dari jam
13.00-15.30. L sangat ramah dan terbuka kepada siapapun bahkan pada orang yang baru di kenal. Intonasi suara L juga cukup jelas dan lantang.
Gambaran Penggunaan Cadar
Sebenarnya L telah mengenal cadar sejak duduk di bangku madrasah Tsanawiah setingkat SMP kelas 1, pada saat itu L sudah bersekolah
Pesantren Thariqat Fatimah Al-Idrisiyyah. Namun ketika itu L belum
lxxii mengenakan cadar, hanya sesekali saja dan hanya pada saat-saat tertentu
pengajian di pesantren. Bahkan ketika L pulang ke rumah orangtuanya dari pesantren L tidak mengenakan cadar. Setelah lulus Madrasah Tsanawiah
dan L melanjutkan sekolah di tempat yang sama, baru terpikirkan oleh L untuk mengenakan cadar, sampai akhirnya L memutuskan untuk
mengenakannya, namun L mengenakan cadar pada usia 13 Tahun, tetapi masih suka dibuka. Dan pada awal Madrasah Aliah L memantapkan diri
untuk mengenakan cadar, pada saat itu L tahu apa yang akan terjadi kemudian hari mengenai resiko yang harus di hadapi bila mengenakan cadar.
Ibu, paman, dan bibinya tidak setuju ketika L memutuskan untuk mengenakan cadar. Kata mereka L terlihat lebih cantik apabila memakai
kerudung biasa.
Ketika itu L mulai memikirkan apakah mengenakan cadar atau mengenakan kerudung biasa saja. Ada peperangan dalam hatinya, antara mengenakan
cadar dan tidak, namun setelah L konsultasi dan meminta saran kepada ayahnya, ternyata sang ayah setuju dan mendukung L untuk mengenakan
cadar. Dari situlah kemantapan hatinya untuk eksis mengenakan cadar. “pertama kali saya memakai cadar ya karena dukungan ayah dan hati ini
mantap terus berdoa ya Allah tolong berikan aku kekuatan untuk menghadapi semua ini dan Bismillahirohmannirohim, lalu saya memakainya”
lxxiii Dengan jelasnya L mengatakan itu kepada peneliti. ”Alhammdulillah” L bisa
mengatasi semua ini pemakaian cadar sampai akhirnya semua bisa menerima L sampai sekarang. L melakukan ini tidak ada unsur paksaan dari
pihak manapun, melainkan dari dalam dirinya yang kuat. Bahkan kakak L juga mengenakannya setelah sekian lama berdiskusi dengannya.
Sebelum ayah L meninggal, L rajin melakukan pengajian 1 minggu 2 kali, hari Jum’at dan Ahad di rumah dan di daerah harmoni, untuk membahas masalah
tentang pakaian dan membaca Al-Qur’an untuk memantapkan hatinya, namun ketika Ayah L meninggal dan L sibuk kuliah akhirnya pengajian hanya
di lakukan sekali itupun hanya pada hari Ahad. L mengenakan cadar dari lubuk hati yang paling dalam dan L mengenakan cadar karena memang
dalam Al-Quran pun ada nashnya “coba kakak tolong baca surat Al- Ahzab Ayat 59
.
Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Atau
dengan kata lain Allah memerintahkan para wanita, jika mereka keluar rumah agar menutup alis mereka, sehingga mereka mudah di kenali dan tidak
diganggu ”. Dari petunjuk Al-Quran, Guru dan Ayahnya, L merasa mantap untuk
mengenakan cadar. Pertama kali L mengenakannya L sering di cela “lebih cantik juga mengenakan jilbab biasa, tidak seperti itu aneh” oleh orang-orang
yang tidak menyukai L mengenakan cadar, namun berkat dukungan dan arahan yang kuat dari sang ayah, L berani menghadapi semua ini, meskipun
lxxiv di rumah pada saat itu hanya L yang mengenakannya, dan pada saat itu pula
L masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah setingkat SMA. Berkat bimbingan dari sang Guru L tidak ragu untuk melakukan da’wahnya.
Alasan L mengenakan cadar karena L sudah mengetahui ilmu, memahami dan ini adalah suatu kewajiban wanita muslim untuk menutup seluruh
auratnya. Manfaat L mengenakan cadar menurut L banyak, namun L tidak menyebutkan semuanya hanya beberapa
“Terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak di inginkan, lebih berintrospeksi diri dan insyaallah lebih tenang dalam menjalani hidup”.
L menganut mazhab Thariqat, tetapi L lebih kepada yang beribadahnya, dan L lebih suka menyebutnya bahwa mazhab yang L dan keluarga anut adalah
Sunny. Setelah L mengenakan cadar, lingkungan L bisa saja menerimanya, karena L tidak tinggal bersama orangtuannya, melainkan tinggal di Pesantren
Fatimah Al-Idrisiyyah. Ketika pulang ke rumah orangtuanya L sudah mengenakan cadar. Pada awalnya ibunya tidak menyetujui L mengenakan
cadar, namun setelah di berikan pengertian oleh Ayah L dan Ustadz L “yang tidak ingin identitasnya di sebutkan”, agar anaknya tidak di ganggu laki-laki
jahil dan tidak bertanggung jawab. Akhirnya ibu L menyetujuinya.
Gambaran Persahabatan
L di kampus hanya mempunyai 1 orang sahabat, yaitu LL yang menurutnya amat cocok dalam segala hal, dan usia LL juga lebih muda 2 tahun di
lxxv bandingkan L, LL juga berada dalam fakultas yang sama dan kelas yang
sama dengan L. L bersahabat dengan LL sejak masuk kuliah dan sampai saat ini semester 2 L masih bersahabat. L bersahabat kurang lebih selama 1
tahun, L memilih LL karena L merasakan ada kecocokan dan kemiripan sifat. Seseorang cendrung untuk membentuk persahabatan dengan orang-orang
yang mirip dengannya. Pengaruh kemiripan mungkin dapat terletak pada karakteristik demografi seperti: usia, kesehatan fisik, pendidikan, latar
belakang keluarga, status sosial, sikap dan sebagainya. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Berg dan Archer dalam Ferh, 1996: 29.
Keduanya saling memberikan masukan dan mengakui bila ada kesalahan, keduanya bisa menerima dengan senang hati. Dari situlah L merasa nyaman
dengan LL meskipun mereka sangat jauh berbeda dari segi berpakaian. L juga merasa nyaman bila menceritakan semua masalah pada LL.
a. Pembentukan Persahabatan
Pertama kali L bertemu dengan sahabatnya LL di fakultas Adab dan Humaniora Ekstensi, dan ketika itu keduanya menjadi mahasiswa baru di
fakultasnya. Awal mulanya L merasa dekat dengan sahabatnya, karena mereka berdua sering mengerjakan tugas kuliah bersama dan sering menjadi
pemakalah berdua, dari situlah awal kecocokan mereka. Tetapi di dalam hati mereka selalu bertanya-tanya lalu L mengatakan
lxxvi “LL kamu ga merasa risih berteman dengan saya?” “ wah malah
kebalikkannya kali.....L yang merasa risih berteman dengan saya, karena pakaian saya yang sepeti ini”. Oh, tidak justru saya merasa senang bila
berteman dan menjadi sahabat dengan orang yang tidak bercadar” karena bertambah banyak orang yang saya kenal.
L bersahabat dengan LL atas dasar, kepercayaan dan memahami satu sama lain. Dari situlah L, merasa bahwa sahabatnya bisa menerima kekurangan
dan kelebihan yang di miliki oleh L, begitu pula sebaliknya. Hal yang membuat mereka menjadi dekat karena dari kedua belah pihak mau
mengakui segala kesalahan, mau memberikan dan di berikan masukan satu sama lain. Dari situlah kedekatan itu timbul dan membuahkan persahabatan
yang menurut L, sahabatnya bisa mengerti semua hal yang di ceritakan L. L merasa nyaman bila bercerita dengan sahabatnya, walau mereka bagaikan
bumi dan langit dari segi berpakaian, L berpakaian sangat tertutup sedangkan sahabatnya berpakain dan mengenakan jilbab gaul. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa
“orang bercadar pun modis dan enak di pandang mata kalau bisa mengikuti perkembangan Zaman”
L mengenakan cadar tetapi tetap modis, dari segi pencarian warna L tidak mengenakan satu warna saja menurut L bila kita gonta-ganti warna lebih
enak di pandang mata, “tetapi warnanya juga harus yang kalem dan tidak menyolok”.
lxxvii
b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan