Keterbukaan Diri dan Kepercayaan Pengekspresian Emosi dan Dukungan tak bersyarat

lxxvii

b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan

L lebih sering membicarakan masalah akademik pada sahabatnya daripada masalah yang lain, sesekali L dan sahabatnya suka juga membicarakan tentang calon suami dan kriteria menjadi suami yang baik, namun L lebih sering membicarakan masalah pelajaran yang baru di pelajarinya, menurut L itu lebih enak dan asik, untuk di bahas berkali-kali. Sesekali L juga berbicara dengan temannya yang lain, tetapi L lebih merasa nyaman dengan LL. Ketika sahabatnya sedang merasa tidak nyaman, L bercerita dengan W namun hanya sebatas menanyakan masalah kuliah dan pelajaran. Tidak seperti dengan sahabatnya, apapun masalahnya di bahas dan tidak ada yang di tutup-tutupi, bahkan ketika mereka ada masalah mereka membahasnya secara bersamaan dan saling memberikan masukan satu sama lain. Hal yang tidak mereka bicarakan adalah masalah keluarga, hanya sekilas dan sedikit menceritakan latar belakang keluarga mereka, tetapi tidak sesering seperti masalah kuliah dan akademik. Mereka saling menghargai, sehingga tidak berani untuk membicarakan terlalu jauh, dalam masalah keluarga. L tidak pernah merasakan ada perselisihan dengan sahabatnya, karena mereka berdua saling menerima bila di berikan masukan dan saran, sehingga itu yang menjadi salah satu dari kecocokan mereka. Tidak ada masalah apapun yang mereka sembunyikan, terkecuali masalah keluarga, mereka sangat terbuka, dan tidak ada yang di tutup-tutupi terutama masalah kuliah. lxxviii “Apapun masalahnya kita ceritakan pasti dengan sahabat kita bisa memecahkan permasalahan yang sedang kita hadapi, karena kita di dunia ini tidak akan bisa hidup sendirian dan itulah fungsinya sahabat” Dengan tidak ditutup-tutupi L merasa, bahwa itu adalah sebuah kepercayaan yang mereka rasakan dalam persahabatan yang mereka jalani. L selalu, berbagi cerita baru dengan LL, seperti dalam hal pengajian sehingga sampai sahabatnya ingin mengikuti pengajian yang di lakukan oleh L.

c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan tak bersyarat

Pemeliharaan dalam persahabatan yang dilakukan oleh L adalah, rasa saling percaya, pengertian, perhatian dan saling terbuka satu sama lain. “insyaallah, akan terjalin hubungan yang sangat nyaman tanpa ada rasa tidak percaya” Hal itu yang menjadikan L dan LL masih tetap awet selama kurang lebih 1 tahun dan tidak ada yang mengganggu. L juga mengenal keluarga sahabatnya tetapi tidak terlalu mendalam, hanya sebatasnya saja. Karena jarak rumah mereka sangat berjauhan. Tetapi itu bukan menjadi penghalang mereka untuk tetap bersahabat. L sangat perhatian terhadap sahabatnya dalam hal berpakaian, L selalu mengingatkan ketika sahabatnya mengenakan pakaian yang tidak enak di pandang berpakaian ketat, tetapi L tidak pernah menyuruhnya untuk berpakaian sesuai yang L bicarakan, lxxix “berpakaian adalah kehendak semua orang” L mengingatkan LL tidak hanya dalam segi berpakaian, banyak hal seperti masalah kuliah dan begitu juga sebaliknya. Keduanya saling mengingatkan untuk hal yang lebih baik. Kedekatan L dengan LL hanya sebatas teman kuliah, selebihnya bila mereka sudah pulang kerumah masing-masing mereka melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri. Karena jarak yang jauh, namun sesekali L main ketempat kos LL untuk beristirahat dan sholat. Dukungan yang sering di lakukan L pada sahabatnya adalah sebuah perhatian. Ketika sahabatnya sedang sedih dan murung, L menanyakan apa yang sedang di pikirkan oleh sahabatnya. “Kenapa? Ko dari tadi diem aja, cerita dong.....” menurut L itu sebuah perhatian yang sering di lakukan oleh sahabat kepada sahabatnya. Dengan adanya perhatian, keterbukaan, dan saling percaya pada sahabat adalah kunci untuk tetap langgeng dalam bersahabat. “Jangan pernah menganggap sahabat adalah orang lain, karena tanpa adanya sahabat kita tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri”. Menurut L perhatian sama saja seperti dukungan tak bersyarat, meskipun tidak kelihatan tetapi kita yang merasakannya. Itulah arti seorang sahabat, setiap manusia membutuhkan perhatian. lxxx L sangat percaya pada sahabatnya, karena dengan sahabatlah kita membagi semua masalah pada sahabat. L tidak pernah menutup-nutupi masalah yang sedang di alaminya, walaupun L lebih sering menceritakan masalah kuliah, namun tidak menutup kemungkinan L untuk menceritakan masalah yang lain ada sahabatnya. Bukti kepercayaan L pada sahabatnya adalah, dengan L menceritakan semua masalah yang sedang L rasakan pada sahabatnya. Dengan tidak adanya masalah yang di tutup-tutupi menurut L itu adalah sebuah kepercayaan kita pada sahabat. L menerima kekurangan dan kelebihan dari sahabatnya, baik dalam keadaan senang maupun susah. Bila sahabat L sedang merasa senang L juga merasakannya, karena di antara mereka semua masalah baik senang maupun tidak akan di ceritakan. Ketika perasaan sahabat sedang susah L juga merasakannya, begitu juga sahabat L. Bila sahabat L sedang terkena musibah sebisa mungkin L membantunya, dan ikut merasakan kesusahan yang di alami oleh sahabatnya.

d. Kegiatan Bersama dan Kontak Fisik

Dokumen yang terkait

Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

6 97 123

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Dipoligami

6 80 154

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

16 111 210

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Memiliki Saudara Autis

0 8 130

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 15

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 1 10

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 21

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 65