Manfaat dan Tujuan Persahabatan

cix Sejalan dengan pernyataan di di sebutkan oleh Blok, 1980: 26 Teman untuk kemudahan convebience friends dengan siapa kita saling memberikan bantuan, orang-orang yang sering kita temui misalnya tetangga, teman kerja dan teman kuliah. Teman untuk melakukan kegiatan bersama doing thing friends hubungan pada persahabatan ini adalah di dasarkan pada kesamaan minat dan kegiatan, misalnya saja menjadi anggota kelompok yang sama. Hampir semua kegiatan di lakukan bersama, karena mereka satu tempat kos dan kegiatan kuliah pun dilakukan bersama. Ketika F, bertemu di jalan dengan sahabatnya F selalu berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri. Itu selalu di lakukan, di manapun mereka bertemu. ketika hendak pulang kerumah dari tempat kos.

e. Manfaat dan Tujuan Persahabatan

Manfaat sahabat itu banyak mengingatkan kita, memperhatikan kita, menegur kita saat kita salah. Jika kita punya masalah bisa di ceritakan kepada sahabat selain dengan orangtua. Sahabat itu penting menurut F, karena sahabat adalah orang yang merasakan dan mengerti apa yang kita ceritakan, terkadang sahabat menjadi pendengar yang setia mendengarkan cerita kita, teman becanda, teman susah bahkan sahabat juga teman kita dalam hal materi, jika kita sedang tidak memiliki uang, kita bisa meminjam kepada sahabat, tetapi itupun dalam jumlah sedikit. Karena hanya pada saat-saat yang relatif jarang sahabat menyediakan dukungan finansial satu sama lain. cx Mereka mungkin saling meminjam sedikit uang, tetapi tidak terlibat dalam pinjaman dalam jumlah yang besar. Ini seperti pernyataan yang di sebutkan oleh Allan 1989: 32. kita tidak bisa hidup sendirian di Dunia ini, walaupun nantinya jika kita meninggal tidak dengan sahabat. Tujuan F bersahabat dengan R, adalah untuk berbagi segalanya. F tidak memiliki misi khusus dalam bersahabat. F juga tidak pernah mengajak R mengaji bersama, karena mengaji itu panggilan dari hati, hanya mungkin di berikan informasi jika ada perkataan Ustadz yang harus di sampaikan pada khalayak. Gambaran Penyesuaian Diri F Bentuk penyesuaian diri F dengan lingkungannya baik, terutama terhadap sahabatnya. Terbukti dengan di terimanya F di lingkungan sekitar Kos. Gambaran penyesuaian diri yang di lakukan oleh F secara umum tergolong dalam penyesuaian diri yang baik, hal ini sejalan dengan penyataan yang disebutkan oleh Schneiders dalam Yusuf, 2004: 27 adalah, sebagai berikut: Terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan. Memiliki pertimbangan dan pertahanan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-alternatif yang telah di pertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil. Mampu belajar, mampu mengembangkan dirinya, khususnya yang berkaitan dengan cxi upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari. Mampu menerima kenyataan hidup yang di hadapi secara wajar. Mengenakan cadar bukan berarti menutup diri dan tidak memiliki teman atau sahabat. Penyesuaian diri F terhadap, peneliti juga baik. F selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan terbuka, jelas dan tidak malu-malu untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh peneliti. F berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di Kos maupun di kampus. Dan F juga meyakinkan diri sendiri F mampu menyesuaikan diri dengan semuanya, meyakinkan orangtua bahwa mengenakan cadar bukan berarti tidak memiliki dan di jauhi teman. Namun tingkat penyesuaian diri F kurang baik bila berhubungan dengan teman laki-laki, terbukti ketika F di tanya oleh peneliti F menjawab “Saya tidak pernah mengobrol dengan laki-laki yang tidak di kenal, karena itu amanat dari calon suami, buat saya amanat itu penting untuk di jaga”. Penyesuaian diri F adalah penyesuaian yang baik dengan sahabatnya, namun tingkat penyesuaian diri F kurang baik terhadap lingkungan kampus, terutama kepada lawan jenis. Di satu sisi F ingin mengobrol dengan lawan jenis dan merasa biasa saja, di sisi lain F takut melanggar amanat yang di sampaikan oleh calon suami F. Hal ini sejalan dengan dengan pernyataan yang disebutkan oleh Daradjat, 2001: 17 Konflik, adalah pertentangan batin cxii dan terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain. Kecemasan, adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustasi dan pertentangan batin konflik. Namun penyesuaian diri F masih terbilang normal karena mampu menyesuaikan diri dan menghindari ekspresi emosi, mampu belajar dan mampu mengembangkan kualitas dirinya, Schneiders dalam Yusuf, 2004: 27. F sadar bahwa hidup di dunia harus bisa menyesuaikan diri dengan siapapun bergaul termasuk dengan laki-laki, asalkan tahu batasan. F merasa penyesuaian diri, belum maksimal. Karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lawan jenis. Dan F selalu menyakinkan dan berusaha untuk memaksimalkan dan belajar dari teman-temannya yang lain tentang penyesuaian dirinya. Dan menurut F itulah gunanya sahabat, untuk mengingatkan kita jika ada yang tidak sesuai dengan diri kita. F juga berusaha meyakinkan kepada calon suami, bahwa teman laki-laki di kelas semuanya baik-baik.

4.3. Matriks Analisa Antar Subyek

Dokumen yang terkait

Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

6 97 123

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Dipoligami

6 80 154

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

16 111 210

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Memiliki Saudara Autis

0 8 130

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 15

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 1 10

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 21

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 65