Subyek 1 L Hasil Observasi terhadap Subyek

lxxi

4.2. Analisa Tiap Subyek

4.2.1. Subyek 1 L Hasil Observasi terhadap Subyek

Pada saat L di wawancarai, L mengenakan kaos warna putih, rok putih, sepatuh putih, manset putih, dan mengenakan kerudung+cadar warna hijau. L memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dan berat badan 45 kg. Wawancara di lakukan pada tanggal 06 Februari 2008, pukul 18.30- 20.30 WIB di taman Fakultas Adab dan Humaniora, di Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada saat wawancara berlangsung suasana kampus sepi dan nyaman untuk melakukan tanya jawab, namun keadaan di buat sedemikian santai sehingga subyekpun merasa nyaman. Selama wawancara berlangsung L tidak banyak melakukan gerakan, hanya sesekali memasukkan tangannya kedalam kerudungnya. L cukup lancar dalam menjawab semua pertanyaan dari Peneliti dan kata-katanyapun tegas tidak berbelit-belit. Wawancara ke dua di lakukan di tempat yang sama namun berbeda jam 08 Februari dari jam 13.00-15.30. L sangat ramah dan terbuka kepada siapapun bahkan pada orang yang baru di kenal. Intonasi suara L juga cukup jelas dan lantang. Gambaran Penggunaan Cadar Sebenarnya L telah mengenal cadar sejak duduk di bangku madrasah Tsanawiah setingkat SMP kelas 1, pada saat itu L sudah bersekolah Pesantren Thariqat Fatimah Al-Idrisiyyah. Namun ketika itu L belum lxxii mengenakan cadar, hanya sesekali saja dan hanya pada saat-saat tertentu pengajian di pesantren. Bahkan ketika L pulang ke rumah orangtuanya dari pesantren L tidak mengenakan cadar. Setelah lulus Madrasah Tsanawiah dan L melanjutkan sekolah di tempat yang sama, baru terpikirkan oleh L untuk mengenakan cadar, sampai akhirnya L memutuskan untuk mengenakannya, namun L mengenakan cadar pada usia 13 Tahun, tetapi masih suka dibuka. Dan pada awal Madrasah Aliah L memantapkan diri untuk mengenakan cadar, pada saat itu L tahu apa yang akan terjadi kemudian hari mengenai resiko yang harus di hadapi bila mengenakan cadar. Ibu, paman, dan bibinya tidak setuju ketika L memutuskan untuk mengenakan cadar. Kata mereka L terlihat lebih cantik apabila memakai kerudung biasa. Ketika itu L mulai memikirkan apakah mengenakan cadar atau mengenakan kerudung biasa saja. Ada peperangan dalam hatinya, antara mengenakan cadar dan tidak, namun setelah L konsultasi dan meminta saran kepada ayahnya, ternyata sang ayah setuju dan mendukung L untuk mengenakan cadar. Dari situlah kemantapan hatinya untuk eksis mengenakan cadar. “pertama kali saya memakai cadar ya karena dukungan ayah dan hati ini mantap terus berdoa ya Allah tolong berikan aku kekuatan untuk menghadapi semua ini dan Bismillahirohmannirohim, lalu saya memakainya” lxxiii Dengan jelasnya L mengatakan itu kepada peneliti. ”Alhammdulillah” L bisa mengatasi semua ini pemakaian cadar sampai akhirnya semua bisa menerima L sampai sekarang. L melakukan ini tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun, melainkan dari dalam dirinya yang kuat. Bahkan kakak L juga mengenakannya setelah sekian lama berdiskusi dengannya. Sebelum ayah L meninggal, L rajin melakukan pengajian 1 minggu 2 kali, hari Jum’at dan Ahad di rumah dan di daerah harmoni, untuk membahas masalah tentang pakaian dan membaca Al-Qur’an untuk memantapkan hatinya, namun ketika Ayah L meninggal dan L sibuk kuliah akhirnya pengajian hanya di lakukan sekali itupun hanya pada hari Ahad. L mengenakan cadar dari lubuk hati yang paling dalam dan L mengenakan cadar karena memang dalam Al-Quran pun ada nashnya “coba kakak tolong baca surat Al- Ahzab Ayat 59 . Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Atau dengan kata lain Allah memerintahkan para wanita, jika mereka keluar rumah agar menutup alis mereka, sehingga mereka mudah di kenali dan tidak diganggu ”. Dari petunjuk Al-Quran, Guru dan Ayahnya, L merasa mantap untuk mengenakan cadar. Pertama kali L mengenakannya L sering di cela “lebih cantik juga mengenakan jilbab biasa, tidak seperti itu aneh” oleh orang-orang yang tidak menyukai L mengenakan cadar, namun berkat dukungan dan arahan yang kuat dari sang ayah, L berani menghadapi semua ini, meskipun lxxiv di rumah pada saat itu hanya L yang mengenakannya, dan pada saat itu pula L masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah setingkat SMA. Berkat bimbingan dari sang Guru L tidak ragu untuk melakukan da’wahnya. Alasan L mengenakan cadar karena L sudah mengetahui ilmu, memahami dan ini adalah suatu kewajiban wanita muslim untuk menutup seluruh auratnya. Manfaat L mengenakan cadar menurut L banyak, namun L tidak menyebutkan semuanya hanya beberapa “Terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak di inginkan, lebih berintrospeksi diri dan insyaallah lebih tenang dalam menjalani hidup”. L menganut mazhab Thariqat, tetapi L lebih kepada yang beribadahnya, dan L lebih suka menyebutnya bahwa mazhab yang L dan keluarga anut adalah Sunny. Setelah L mengenakan cadar, lingkungan L bisa saja menerimanya, karena L tidak tinggal bersama orangtuannya, melainkan tinggal di Pesantren Fatimah Al-Idrisiyyah. Ketika pulang ke rumah orangtuanya L sudah mengenakan cadar. Pada awalnya ibunya tidak menyetujui L mengenakan cadar, namun setelah di berikan pengertian oleh Ayah L dan Ustadz L “yang tidak ingin identitasnya di sebutkan”, agar anaknya tidak di ganggu laki-laki jahil dan tidak bertanggung jawab. Akhirnya ibu L menyetujuinya. Gambaran Persahabatan L di kampus hanya mempunyai 1 orang sahabat, yaitu LL yang menurutnya amat cocok dalam segala hal, dan usia LL juga lebih muda 2 tahun di lxxv bandingkan L, LL juga berada dalam fakultas yang sama dan kelas yang sama dengan L. L bersahabat dengan LL sejak masuk kuliah dan sampai saat ini semester 2 L masih bersahabat. L bersahabat kurang lebih selama 1 tahun, L memilih LL karena L merasakan ada kecocokan dan kemiripan sifat. Seseorang cendrung untuk membentuk persahabatan dengan orang-orang yang mirip dengannya. Pengaruh kemiripan mungkin dapat terletak pada karakteristik demografi seperti: usia, kesehatan fisik, pendidikan, latar belakang keluarga, status sosial, sikap dan sebagainya. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Berg dan Archer dalam Ferh, 1996: 29. Keduanya saling memberikan masukan dan mengakui bila ada kesalahan, keduanya bisa menerima dengan senang hati. Dari situlah L merasa nyaman dengan LL meskipun mereka sangat jauh berbeda dari segi berpakaian. L juga merasa nyaman bila menceritakan semua masalah pada LL.

a. Pembentukan Persahabatan

Dokumen yang terkait

Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

6 97 123

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Istri Yang Dipoligami

6 80 154

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

16 111 210

Gambaran Penyesuaian Diri Pada Remaja yang Memiliki Saudara Autis

0 8 130

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 15

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 1 10

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 21

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

0 0 2

Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Intrapersonal Pengguna Cadar dan Konsep Diri Mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa)

1 2 65