Peran Mentoring dalam Pendidikan

Atau terkadang ada format mentoring agama Islam yang lain. Yaitu, sebelum pertemuan sudah ditentukan hari ini akan membaca surah apa. Lalu seluruh peserta diminta untuk mencari tahu tentang kandungan ayat. Bisa dengan menambahkan penafsiran dari para ulama atau bahkan dengan kisah-kisah yang dapat menggugah jiwa. Istilah pengkajian surat kerap dinamakan dengan tadabbur. Tadabbur bermakna merenungkan ayat yang dibaca. Umumnya ayat yang dibaca selalu ditafsirkan dengan penafsiran yang menggugah jiwa, sehingga membangun semangat dalam menjalani hidup ini. b. Memahami Dasar Islam Di dalam mentoring, disampaikan pemahaman dasar tentang Islam. Di antaranya mengenal Allah muraqabatullah, mengenal rasul, mengenal Islam, mengenal al- Qur’an, mengenal akhlak, dan mengenal dunia Islam. Di dalam mentoring, terjadi transfer pengetahuan dengan cara pengajaran maupun dengan diskusi dan belajar bersama. Penting untuk diingat, peserta mentoring diharapkan bisa belajar sendiri, selain dari belajar bersama. Sifat taklid mengikut buta itu amat dilarang. Mengapa? Karena sifatnya yang informal ini, metode mentoring digunakan oleh banyak aliran keislaman, mulai yang paling ringan sampai yang paling ekstrem. Oleh karena itu, setiap peserta mentoring haruslah kritis. Setiap pengajar mentoring haruslah bisa memandu diskusi dan mendorong peserta mentoring untuk menghidupkan kebiasaan belajar. Mentoring biasanya berlangsung secara gratis dan tidak berbayar. Namun, ada juga mentoring di kawasan perkantoran dan perumahan yang mengundang ustadz ahli, yang sifatnya berbayar. c. Aktivitas Diskusi Mentoring ini berlangsung dalam kelompok kecil orang-orang yang berdiskusi. Namun, diskusi itu kemudian terjadi secara rutin karena rasa ketertarikan orang-orang yang ingin belajar tentang Islam. Dewasa ini, mentoring banyak berkembang di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, kantor-kantor, pemukiman, bahkan di perantauan. Mereka yang tergabung di dalam mentoring ini memiliki semangat yang sama, yaitu sampaikanlah walau hanya satu ayat’. Oleh karena itu, makin maraklah pendidikan Islam secara informal ini di masyarakat. Tidak diperlukan gelar atau pendidikan tertentu agar seseorang bisa menjadi mentor bagi yang lain. Bahkan, tidak jarang ditemui mentor-mentor muda menjadi pengajar bagi mereka yang berusia lebih tua. d. Tugas Menghapal Hadits Salah satu kegiatan mentoring agama Islam yang tak pernah terlupakan adalah menghapal hadits. Biasanya, setiap anggota diminta menghapal hadits-hadits Rasulullah. Umumnya diawali dengan membaca hadits Arba’in. Hadits ini bukan sekedar dikaji, tapi juga dihapal. Maka hampir semua peserta mentoring hapal hadits arba’in. Maka tak perlu heran, melihat aktivis mentoring. Meski mereka berkecimpung di bidang umum, tapi hapal hadits. Bahkan mereka tak pernah lupa untuk mengamalkan hadits-hadits yang mereka baca. Meski menghapal hadits tak wajib dilakukan, paling tidak mereka diajak untuk menyukai hadits-hadits Rasulullah Saw. Tak bisa menghapalnya, minimal pernah membacanya. e. Malam Bina Iman dan Takwa mabit Tiga atau enam bulan sekali diadakan mabit. Yaitu, malam bina iman dan takwa. Acara ini mirip seperti mentoring tapi dilakukan bersama-sama dengan kelompok mentoring lainnya. aktivitasnya sedikit berbeda. Di saat mentoring Anda bakal dikenalkan dengan anggota mentoring lainnya. Ada juga kegiatan membaca al- Qur’annya, tapi tak sama dengan cara membaca al- Qur’an yang dilakukan dengan kolompok mentoring mingguan. Di acara mabit, ada kegiatan shalat malam atau shalat tahajjud bersama. Lalu ada ceramah yang disampaikan oleh senior atau ustadz yang sudah lama ikut mentoring. Umumnya, pembahasan yang dikupas para ustadz seputar motivasi dan pembahasan tentang kondisi saudara kita yang seakidah tertindas. Misalnya saja yang di Palestina. Biasanya, akan ditampilkan juga video tentang kondisi saudara seakidah yang tertindas di Palestina. Lalu diajak bersama merenung dan mendoakan mereka semoga diberi pertolongan oleh Allah Swt. Selain itu, di malam mabit juga ada acara bertukar kado atau yang biasa disebut dengan tabadul hadaya. Masing-masing anggota mabit sudah diingatkan untuk membawa hadiah yang bakal diberikan kepada temannya. Meski ia tak tahu siapa yang bakal dikasihnya, namun ia tetap membawa kado.