Gambar 5. Pola Y
Pola Y memasukkan dua orang sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Dalam pola Y
juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima
pesan dari dua orang lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan satu orang saja. Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang
anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi
dengan seseorang disampingnya.
B. Lembaga Dakwah Sekolah LDS
1. Pengertian Lembaga Dakwah sekolah
Lembaga Dakwah Sekolah LDS adalah Organisasi Dakwah Sekolah Eksternal, baik yang dikelola Alumni atau Non Alumni, yang bertujuan untuk
mengarahkan dan mengoptimalkan dakwah sekolah melalui kerjasama yang baik dengan Organisasi Dakwah Internal RohisMasjid Sekolah, sesuai
dengan arahan Pedoman Dakwah Sekolah.
15
15
Nugroho Widiyantoro, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar, h. 7.
LDS terdiri dari Divisi Dakwah Khashshah kaderisasi, Divisi Dakwah Ammah syiar, serta Divisi Media dan Diklat. Struktur ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan setiap sekolah. LDS dapat berjalan secara informal atau formal berupa lembaga alumni forum alumni atau lembaga
swadaya masyarakat atau syuro terbatas. LDS juga dapat berperan untuk mengkoordinasi dan mengharmonisasi berbagai elemen seperti murabbi,
alumni pengurus, guru, penjaga sekolah dan elemen-elemen pendukung lainnya.
16
2. Urgensi Dakwah Sekolah
Tentunya dakwah sekolah mempunyai urgensi yang penting dalam pelaksanaannya. Dalam mencapai itu dilalui tahap-tahap yang tidak bisa
dilakukan dalam waktu singkat. Diawali dengan mengenal prinsip dari pendinian tarbiyah. Setelah itu alasan yang menjelaskan keistimewaan dari
dakwah sekolah itu sendiri. Akhirnya, perlu dibutuhkan kerja besar agar tercipta perubahan yang besar pula.
a. Prinsip Pendinian Tarbiyah
Selanjutnya kita mulai memasuki pembahasan bagaimana mulai membangun kepribadian generasi muda kita. Sebenarnya, Islam telah
mengajarkan bahwa menanam bibit generasi yang sholeh harus dilakukan sedini mungkin. Dalam hadits Hasan Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud
dan Tirmidzi, misalnya seorang bayi disunahkan untuk diazankan dan diiqomatkan ketika baru lahir. Itu adalah bagian dari pendinian proses
16
Nugroho Widiyantoro, Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar, h. 9.