Pola Roda Pola Komunikasi Pengurus LDS dalam Kegiatan Mentoring di SMA Negeri 5

kalau sama saya bisa diajak becanda sedikitlah, dan mereka suka dengan cara saya yang seperti itu.” 8 Dalam proses komunikasi yang dilakukan, dilihat dari peran pementor sebagai komunikator, maka pengurus LDS diharapkan memiliki kredibilitas di hadapan para peserta mentor. Kredibilitas adanya pada persepsi peserta mentor. Dengan kredibilitas yang memadai, kehadiran pementor sangat berarti sebagai pembimbing dan ditunggu-tunggu peserta mentor. Kredibilitas ini akan menjadi bekal yang potensial untuk membangun proses kegiatan mentoring yang berkualitas. Seperti halnya peserta mentor mengikuti mentoring dengan perasaan riang, gembira dan bahagia sehingga mereka terlihat begitu antusias. Kebutuhan dan rasa ingin tahu peserta mentor tentang agama Islam terpenuhi sehingga mereka mau kembali mengikuti mentoring. Selain itu apa yang diajarkan mengesankan dan membekas pada mereka sehingga pembentukan perilaku baru menjadi lebih baik. Bentuk dari model komunikasi antarpribadi pada pola roda ini jika dikaitkan dengan kegiatan mentoring maka akan ditemui keterkaitannya. Bentuk komunikasi ini berjalan sesuai dengan komunikasi pada umumnya dimana ada seorang komunikator dan seorang komunikan yang didalamnya terjadi sebuah proses komunikasi yang berjalan sesuai. Dalam kegiatan mentoring bentuk komunikasi ini sangat di perlukan khusunya bagi para da’i yag tidak mempunyai keberanian yang besar dalam berdakwah secara terbuka, dalam artian berdakwah 8 Wawancara Pribadi dengan Lutfi Ismail Pengurus Lembaga Dakwah Sekolah SALAM 5, Depok, 22 November 2014. dengan jumlah orang yang sangat banyak. Model komunikasi ini bahkan pernah dilakukan Rasulullah Muhammad SAW di awal perkembangan islam. Dalam penyebaran islam dimasa awal, Rasulullah sering menggunakan model komunikasi ini dalam berdakwah karena memang situasi belum memungkinkan untuk melakukan komunikasi yang lebih terbuka. Komunikasi yang dilakukan oleh para pengurus LDS tidak hanya bersifat informatif, yakni orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif mengajak. Mengajak dalam artian agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan dengan wawasan peserta mentor tentang agama Islam, dan diterapkan sesuai dengan kemampuan peserta mentor dalam memahaminya. Dan memang mereka menyukai komunikasi verbal ini karena dengan komunikasi verbal, pesan yang disampaikan langsung dapat dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Hisyam, “Kalau ngasih materi jelas, saya jadi bisa cepet ngerti terus gampang banget dipahaminya. ” 9 Berarti para pementor sudah memenuhi salah satu syarat dalam mentoring yaitu pementor harus berbicara dengan peserta mentor dalam bahasa yang dipahaminya. Dengan demikian pelajaran itu akan menarik hati mereka. Adapun komunikasi persuasif, para pementor gunakan dengan cara mengajak peserta mentor untuk melaksanakan shalat berjamaah. Biasanya sebelum mentoring pementor mengajak mereka terlebih dahulu untuk bersama-sama shalat Ashar berjamaah, kebetulan mentoring memang dilaksanakan saat pulang 9 Wawancara Pribadi dengan Hisyam Siswa Peserta Mentoring, Depok, 27 November 2014. sekolah dan di dalam masjid sekolah. Komunikasi lainnya yang biasanya pementor gunakan dengan cara yang inspiratif, yakni menggugah kesadaran peserta mentor untuk menambah pengetahuan, selain sebagai komunikator pementor juga seorang motivator.

2. Pola Bintang

Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi yang digunakan pengurus LDS selaku pementor dalam kegiatan mentoring adalah pola bintang. Yaitu semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota. Maksudnya adalah pola komunikasi pementor dengan peserta mentor, peserta mentor dengan pementor, peserta mentor dengan peserta mentor. Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi yaitu dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil feedback. 10 Pada pola bintang ini, berdasarkan teori dari Wayne Pace dan Don Faules, menurut sifatnya komunikasi antarpribadi bisa dibedakan menjadi tiga macam yaitu komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi massa 11 . Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dengan demikian, komunikasi kelompok 10 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, 2 nd ed. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, h. 100. 11 Wayne Pace dan Don Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan Bandung: PT Rosda Karya, 2005, h. 78-81. biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil tersebut. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikas kelompok Lalu apa yang membedakan komunikasi kelompok dengan komunikasi antarpribadi? Menurut penulis, antara komunikasi kelompok dengan komunikasi antarpribadi sebenarnya tidak perlu ditarik garis pemisah. Kedua bidang tersebut bertumpang tindih dan banyak situasi tatap muka dapat diungkapkan dalam berbagai cara sesuai dengan perhatian tujuan si pengamat. Dalam hal apa kedua bidang tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan? Jika ada pertanyaan tersebut terlintas, menurut penulis baik itu komunikasi kelompok maupun komunikasi antarpribadi melibatkan dua atau lebih individu yang secara fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta menjawab pesan-pesan baik secara verbal maupun secara nonverbal. Akan tetapi komunikasi antar pribadi biasanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur, sedangkan komunikasi kelompok terjadi dalam suasana berstruktur dimana para pesertanya lebih cenderung melihat dirinya sebagai kelompok serta mempunyai kesadaran tinggi tentang sasaran bersama. Komunikasi kelompok cenderung dilakukan secara sengaja dibandingkan dengan komunikasi antarpribadi, dan umumnya para pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing. Meskipun komunikasi kelompok dapat dan memang terjadi dalam suatu kelompok yang terdiri dari dua, tiga, atau empat individu, ia juga dapat terjadi dalam kelompok tatap muka yang lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut lebih bersifat permanen daripada kelompok- kelompok yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi. Dalam aplikasinya terhadap kegiatan mentoring, model komunikasi kelompok akan banyak ditemui dalam sebuah lembaga dakwah sekolah atau suatu forum dakwah semacamnya, karena komunikasi kelompok dilakukan sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan bersama. Atau bisa dikatakan komunikasi ini hanya untuk kepentingan suatu kelompok. Jika kegiatan mentoring di implementasikan dalam model komunikasi ini, harapan agar dakwah dapat berkembang disegala penjuru sangatlah kecil. Karena model komunikasi kelompok harapanya tidak untuk menyampaikan pesan ke halayak luas melainkan ke golongan mereka sendiri. Komunikasi antarpribadi dalam pola bintang berikutnya adalah komunikasi publik, atau biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak audience communication. Apapun namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi antarpribadi karena berlangsung secara tatap muka. Tetapi menurut penulis terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar ketika dikaitkan dengan pola bintang dalam kegiatan mentoring 12 . 12 Observasi Penulis Selama Sebulan, Pertengahan Oktober Sampai dengan Pertengahan November 2014 Perbedaannya yakni model komunikasi publik bisa dilakukan seorang pementor pendakwah yang menyampaikan dakwahnya di tempat dengan jumlah orang sangat banyak yang mendukung dakwahnya sehingga tidak lagi hanya sebatas intrapersonal. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, ketika kondisi masyarakat dirasa sudah bisa menerima Islam rasul pun melakukan dakwahnya secara terang-terangan di depan ratusan bahkan ribuan orang. Sangat berbeda jika diaplikasikan dalam kegiatan mentoring yang jumlah ideal orangnya tidak lebih dari sepuluh orang. Walaupun begitu, justru model komunikasi untuk dakwah yang cocok di Indonesia adalah bentuk komunikasi publik.Hal ini dibuktikan dengan fakta yang terjadi di lapangan.Bisa kita lihat dalam keseharian, mayoritas para pendakwah di Indonesia kerap melakukan dakwahnya melalui ceramah yang merupakan contoh komunikasi publik. Bentuk dari komunikasi antarpribadi pada pola bintang berikutnya berdasarkan teori dari Wayne Pace dan Don Faules adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepeda khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.