Sejarah Perkembangan Mentoring Mentoring

e. Upaya Mencetak Genarasi Pemimpin yang Unggul dalam Bidang Pengetahuan maupun Karakter. Upaya mencetak genarasi pemimpin yang unggul baik dalam bidang pengetahuan maupun karakter. Tujuan kali ini merupakan keluaran output yang diharapkan dari mentoring, masuk dalam kategori seluruh kegiatan yang direncanakan oleh organisasi Lembaga Dakwah Sekolah tertentu.

4. Macam-macam Aktivitas dalam Mentoring

Dalam pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah, ada beberapa aktivitas yang biasanya rutin dilakukan baik itu setiap pekan atau setiap bulannya, antara lain adalah sebagai berikut: a. Mengawali dengan Membaca Al- Qur’an Di dalam aktivitas mentoring, biasanya diawali dengan membaca al- Qur’an yang diawali dengan memilih salah satu surah. Lalu dibaca secara bergantian. Prosesnya mirip seperti tadarusan yang dilakukan di bulan Ramadhan. Umumnya ayat yang dibaca berkisar antara 10-15 ayat. Bila seluruh peserta telah membaca ayat al- Qur’an, maka salah seorang akan tampil sebagai pensyarah atau penjelas ayat yang dibaca. Setelah ia selesai mengkaji ayat yang dibahasnya, maka akan ada salah seorang anggota yang bertanya atau malah memberikan masukan terhadap yang dibahas Ini tentu saja menjadi menarik. Pasalnya, pemahaman ayat tak hanya diberikan oleh satu orang, tapi lebih. Sehingga bisa saling mengisi informasi tentang kandungan surat yang dikaji. Atau terkadang ada format mentoring agama Islam yang lain. Yaitu, sebelum pertemuan sudah ditentukan hari ini akan membaca surah apa. Lalu seluruh peserta diminta untuk mencari tahu tentang kandungan ayat. Bisa dengan menambahkan penafsiran dari para ulama atau bahkan dengan kisah-kisah yang dapat menggugah jiwa. Istilah pengkajian surat kerap dinamakan dengan tadabbur. Tadabbur bermakna merenungkan ayat yang dibaca. Umumnya ayat yang dibaca selalu ditafsirkan dengan penafsiran yang menggugah jiwa, sehingga membangun semangat dalam menjalani hidup ini. b. Memahami Dasar Islam Di dalam mentoring, disampaikan pemahaman dasar tentang Islam. Di antaranya mengenal Allah muraqabatullah, mengenal rasul, mengenal Islam, mengenal al- Qur’an, mengenal akhlak, dan mengenal dunia Islam. Di dalam mentoring, terjadi transfer pengetahuan dengan cara pengajaran maupun dengan diskusi dan belajar bersama. Penting untuk diingat, peserta mentoring diharapkan bisa belajar sendiri, selain dari belajar bersama. Sifat taklid mengikut buta itu amat dilarang. Mengapa? Karena sifatnya yang informal ini, metode mentoring digunakan oleh banyak aliran keislaman, mulai yang paling ringan sampai yang paling ekstrem. Oleh karena itu, setiap peserta mentoring haruslah kritis. Setiap pengajar mentoring haruslah bisa memandu diskusi dan mendorong peserta mentoring untuk menghidupkan kebiasaan belajar. Mentoring biasanya berlangsung secara gratis dan tidak berbayar. Namun, ada juga