Faktor Pendukung Faktor Pendukung dan Penghambat Pengurus LDS dalam Kegiatan Mentoring

e. Pementor itu Supel, Ramah dan Tegas Faktor ini mempunyai nilai lebih sehingga peserta mentor senang dalam mengikuti kegiatan mentoring. Seperti yang diungkapkan Dimas, “Kalau lagi mentoring kakaknya itu asik, ramah, supel juga, kadang-kadang tegas sih. ” 16 Supel adalah pandai menyesuaikan diri, dalam hal ini pandai berkomunikasi dengan lawan bicaranya, terlihat luwes dan senang untuk bergaul dengan yang lain tanpa canggung. Pementor harus memiliki sifat demikian, mampu untuk menyesuaikan diri dan tahu berbicara dengan siapa, sehingga menghargai setiap pembicaraan yang diungkapkan oleh peserta mentor. Ramah dalam hal ini adalah baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, serta sangat menyenangkan di pergaulan. Pementor harus selalu terlihat ramah dengan peserta mentornya, hal itu dapat membuat apa yang diucapkan pementor, diikuti dengan peserta mentor dengan riang dan tanpa merasa ada tekanan. Seperti berbicara dengan teman sendiri, jadi yang dicontohkan pementor dapat mudah dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Tegas dalam artian adalah pembicaraan pementor itu jelas, pasti, tidak meragukan dan tidak berputar-putar bahasanya. Ketika berbicara tentang suatu hal, penafsirannya tidak membuat bingung peserta mentor. Terkadang ketegasan dalam berbicara diperlukan, sehingga peserta mentor mengikuti dengan serius apa maksud yang ingin disampaikan oleh pementor. 16 Wawancara Pribadi dengan Dimas Siswa Peserta Mentoring, Depok, 27 November 2014.

2. Faktor Penghambat

a. Sikap Pementor yang Kurang Simpatik Tentunya setiap manusia mempunyai masalah pribadinya masing-masing, tidak terkecuali adalah pementor itu sendiri. Faktor pribadi itu yang terkadang membuat pementor terkadang terlihat kurang simpatik. Faktor pribadi muncul biasanya bermacam-macam, salah satunya adalah ketika lagi futur 17 tingkat keimanan sedang rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Yoga Julian, ”Contohnya kalau kita ada masalah, iman kita lagi turun, itu menghambat juga. ” 18 Pementor yang seperti ini memang benar-benar menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses kegiatan mentoring. Walaupun setiap 3 bulan sekali selalu ada evaluasi dalam kegiatan mentoring, tetapi faktor penghambat yang satu ini memang susah dicari solusi terbaiknya. Faktor ini menjadi penghambat bukan karena misalkan ada sistem mentoring yang buruk, atau sikap peserta mentor yang tidak sopan, tetapi lebih disebabkan dari faktor internal pementor itu sendiri. b. Minimnya Tenaga Pementor dalam Menjalankan Kegiatan Mentoring Tenaga pementor yang ada di LDS SALAM 5 hanya berjumlah sepuluh orang. Dari segi kuantitas hal ini memang sangat kurang, sehingga kurangnya 17 Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus- menerus melakukan ibadah. Ar Râghib berkata, “Futûr ialah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah setelah kuat.” 18 Wawancara Pribadi dengan Yoga Julian Ketua Lembaga Dakwah Sekolah SALAM 5, Depok, 20 November 2014. tenaga pementor yang ikut membantu kegiatan mentoring di SMA Negeri 5 Depok menjadi faktor penghambat dalam berjalannya beberapa program LDS yang lain di luar pelaksanaan mentoring. Tercatat, walaupun di struktur ada sekitar 49 pengurus termasuk ketua di LDS SALAM 5 liat lampiran, tetapi tidak semua pengurus LDS bisa menjadi seorang pementor. Hal ini disebabkan karena untuk menjadi pementor diwajibkan minimal menjadi pengurus itu selama tiga tahun. Dari syarat itu, hanya 10 orang yang memenuhi syarat untuk menjadi seorang pementor. Belum lagi ditambah sebagian pengurus yang sudah berkontribusi di LDS SAL:AM 5 lebih dari tiga tahun tetapi tidak mau untuk menjadi seorang pementor dengan alasan yang bermacam-macam. Hal ini menjadi faktor penghambat selanjutnya yang harus dibenahi, khususnya dari sistem perekrutan calon-calon pementor yang sudah disiapkan. Dengan minimnya pementor maka dapat menimbulkan banyak lagi hambatan-hambatan baru. Hal ini bisa mengganggu kelangsungan dari berjalannya kegiatan mentoring itu sendiri, sudah saatnya LDS untuk mengambil langkah tepat untuk kedepannya. Mentoring sebagai sarana berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan juga sarana untuk melatih pribadi menjadi lebih unggul harus terus dijaga pelaksanaannya di sekolah-sekolah. c. Pola Komunikasi yang Tidak Maksimal Dengan tenaga pengurus LDS selaku pementor yang hanya berjumlah sepuluh orang, tentu tidak seimbang dengan jumlah peserta mentor yang ada. Tercatat ada sekitar 144 peserta mentor yang harus dipegang dari pengurus LDS. Satu orang bisa memegang peserta mentoring antara 10 hingga 15 siswa. Hal ini cukup menyulitkan pementor untuk dapat berkomunikasi secara maksimal. Mentoring tentu sangat berbeda dengan kondisi saat di kelas, ketika di kelas siswa dituntut untuk serius mengikuti pelajaran. Tetapi saat mentoring, siswa peserta mentor tidak begitu dituntut untuk serius mengikuti mentoring, maka tidak dipungkiri terkadang pementor sedikit kesusahan untuk berkomunikasi dengan semuanya. Sebagian biasanya datang mentoring dengan keadaan lelah karena seharian belajar di sekolah, sehingga terkadang sesi mentoring digunakan untuk melepas kejenuhan, tak sedikit siswa yang seperti itu. Hal ini sangat menghambat khususnya terhadap pola komunikasi antara pementor dan siswa peserta mentor. Tidak maksimal karena mengurus lebih dari 10 siswa dengan keadaan “tidak siap” dan dengan kondisi yang berbeda- beda itu sangat menyulitkan. Sesi mentoring yang hanya berlangsung antara satu hingga dua jam menjadi tidak ada manfaatnya, lebih banyak dihabiskan hanya untuk menyatukan kondisi dan becanda-becanda dengan siswa yang lain. Pola komunikasi tidak maksimal sangat menentukan tujuan utama dari mentoring itu sendiri. Ketika tujuan itu tidak tercapai, maka berakibat fatal terhadap peserta mentor. Maka kelak mentoring menjadi kurang peminatnya, tidak lagi menjadi forum diskusi yang disukai siswa-siswa dalam belajar berbagai macam hal termasuk mendalami Islam lebih dalam lagi. Maka faktor penghambat ini menjadi hal yang ditakuti semua orang yang berkecimpung di dalam LDS SALAM 5.