Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

adalah mengandung aktualitas timeliness, kedekatan proximity, hal baru novelty , dampak conseguence, konflik conflict, ketegangan suspence, kemanusian human interest, kejahatan dan seks. 2 Diakui atau tidak, wartawan memiliki kekuatan dalam mengungkapkan peristiwa melalui media massa sebagai wadah pembingkaian framing berita. Melalui pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan angle, penambahan gambar, maka berita yang ditulis wartawan menjadi menarik. 3 Media massa memiliki kekuatan untuk memilih isu apa yang diangkatnya untuk menjadi pembicaraan publik. Khalayak sering tidak sadar bahwa apa yang mereka ketahui dari media massa merupakan sesuatu yang sudah dipilih dan disaring oleh media. Masyarakat memang memiliki kebebasan untuk tidak menerima apa yang disajikan media secara mentah-mentah namun masyarakat sama sekali tidak memiliki kebebasan untuk memilih apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dijadikan wacana oleh media. Menurut Reese dan Shoemaker, setiap berita yang disajikan oleh media tentunya telah didesain dengan “kepentingan” media baik secara internal maupun eksternal. Dengan demikian, maka teks media sangat dipengaruhi oleh pekerja media secara individu, rutinitas media, organisasi media itu sendiri, institusi diluar media, dan oleh ideologi. 4 2 Luwi Ishwara, Seri Jurnalistik Kompas: Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007, h. 53. 3 Eni Setiani, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta: ANDI, 2005 h.67. 4 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influence on Mass Media Content, New York: Longman Publishing Group, 1996, h. 223. Karena media massa dengan insan pengelolanya memiliki berbagai kepentingan, termasuk kepentingan politik maupun ekonomi yang dikusai negara- negara barat ataupun juga ada keterbatasan profesionalisme, maka tak jarang berita di suatu media tidak memenuhi standar jurnalisme. Institusi pers haruslah objektif dalam mengulas sebuah fakta dengan informasi yang diperolehnya. Objektivitas dalam arti akurat dan tidak berpihak. 5 Berkembangnya teknologi dan informasi media massa saat ini semakin memberikan fleksibelitas akses kepada publik. Media massa yang semula tertuju pada cetak beralih pada media elektronik dan kini ramai dengan media online. Media online merupakan situs yang dijadikan sebagai media untuk menyebarkan berita atau informasi. Melalui media online berbagai berita atau informasi dengan cepat dapat disebarkan secara luas, lebih cepat dan lebih terbuka. Dengan hadirnya media online kebutuhan khalayak akan informasi terkini dengan cepat dan tepat dapat terpenuhi. Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer yang terbentuk dari milyaran komputer diseluruh dunia. Internet berasal dari kata atau Interconnection Networking. Inter yang disingkat dari kata International yang berarti seluruh dunia. Connection berarti hubungan dan Networking ialah jaringan komputer pribadi. 6 Kasus pencabulan yang melibatkan Habib Hasan menjadi perhatian menarik bagi media massa untuk memberitakannya, terutama media online. 5 Henri Subiakto, Yan Yan Cahyana, Sri Moerdijati, Rachmah Ida, “Objektivitas Pemberi taan Pers Indonesia”, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, Vol. 1 no. 3 Desember 2000, h. 50-61. 6 Michel R. Wijela, Kursus Kilat 24 Jurus Internet Explorer, Jakarta: PT. Dinastindo, 1997, Cet. Ke-1, h.2. Republika.co.id dan detik.com merupakan media online yang secara konsisten melakukan pemberitaan terkait isu pencabulan yang dilakukan Habib Hasan. Kedua media tersebut merupakan media online pertama yang lahir di Indonesia dengan banyak pembaca yang tersebar hampir di wilayah Indonesia. Adapun penulis menganggap penelitian ini penting karena untuk mengetahui bagaimana republika.co.id dan detik.com mengkonstruksi berita isu pencabulan oleh Habib Hasan. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat bagaimana suatu realitas yang sama dilihat oleh dua media yang mempunyai dua sudut pandang yang berbeda. Alasan penulis memilih kedua media tersebut karena, ingin melihat bagaimana republika.co.id yang mengedepankan komunitas muslim sebagai basis pengunjungnya melihat isu pencabulan yang melibatkan seorang tokoh agama ini. 7 Serta detik.com yang tidak mengedepankan komunitas agama tertentu sebagai basis pengunjungnya melihat isu pencabulan yang diduga dilakukan Habib Hasan. Sedangkan penelitian ini menarik karena kasus ini menyangkut seorang mubaligh sebuah majelis taklim ternama yang diklaim mencabuli santrinya sendiri. Habib Hasan adalah seorang yang bergelar Habib, yang hanya diberikan kepada orang yang bergaris keturunan dengan nabi Muhammad SAW. Penulis menganalisis pemberitaan seputar isu pencabulan yang dilakukan Habib Hasan di republika.co.id dan detik.com dengan menggunakan analisis framing. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat 7 Dokumentasi Resmi Republika.co.id bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. 8 Sehingga penulis menggunakan analisis framing untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi isu pencabulan oleh Habib Hasan. Model framing yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Robert N. Entman. Berdasarkan asumsi dan penjelasan diatas maka penulis mengangkat judul “Analisis Framing Pemberitaan Isu Pencabulan Oleh Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Pada Situs republika.co.id dan detik.com”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Melihat pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis membatasi penelitian pada bagaimana republika.co.id dan detik.com membingkai berita isu pencabulan oleh Habib Hasan selama periode bulan Maret 2012. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dijabarkan penulis, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana pemberitaan isu pencabulan oleh Habib Hasan yang dikonstruksi oleh republika.co.id dan detik.com selama periode bulan Maret 2012 ? 2. Bagaimana proses produksi teks pada republika.co.id dan detik.com terhadap pemberitaan isu pencabulan oleh Habib Hasan selama periode bulan Maret 2012 ? 8 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: LkiS, 2011, h. 11.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemberitaan dikonstruksi oleh republika.co.id dan detik.com terhadap isu pencabulan oleh Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf. Serta untuk mengetahui bagaimana produksi teks pada republika.co.id dan detik.com terhadap pemberitaan isu pencabulan oleh Habib Hasan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah khazanah pengetahuan, khususnya memberikan ilmu pengetahuan tentang model framing Robert N. Entman. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terutama mahasiswa Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kosentrasi Jurnalistik agar lebih mengetahui bagaimana pembingkaian pemberitaan isu pencabulan oleh Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf pada republika.co.id dan detik.com. b. Untuk melengkapi penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan Fakuktas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sehubungan dengan belum adanya penelitian khusus tentang framing pemberitaan isu pencabulan oleh Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf pada republika.co.id dan detik.com.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis framing Robert N. Entman. Sebagai penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstruksitivisme maka kecenderungan penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian dengan jenis kualitatif ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kuantitatif yang berbasis pada paradigma positivistik positivisme-empiris. 9 Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar. 10 Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan 9 Antonious Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: GITANYALI, 2004, h. 184. 10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigama, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. III, h. 303.