TEMUAN DAN ANALISA DATA PENUTUP
itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca surat tersebut.
c. William S. Maulsby menyebut berita sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
d. Eric C. Hepwood mengatakan berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.
e. Dja‟far H. Assegaff mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau
ide yang termassa dan dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena
luar biasa; karena penting atau akibatnya; karena mencakup segi-segi human interest
seperti humor, emosi dan ketegangan. f. J. B. Wahyudi mendefinisikan menulis berita sebagai laporan tentang
peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui
media massa. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan media massa secara periodik.
g. Amak Syarifuddin mengartikan berita adalah suatu kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik mass media.
Merujuk dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan
atau penting bagi sebagian khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet.
5
Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir memilah-milih dan menentukan peristiwa dan tema dalam satu kategori
tertentu.
6
Ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana berita tersebut diproduksi. Faktor-faktor tesebut adalah:
7
a. Rutinitas Organisasi Setiap hari institusi media secara teratur memproduksi berita, dan proses
seleksi itu adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap hari.
b. Nilai Berita Nilai berita bukan hanya menentukan peristiwa apa yang akan diberitakan,
tetapi juga bagaimana berita dikemas. Peristiwa tidak lantas dapat disebut sebagai berita tetapi ia harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa
tersebut memenuhi kriteria nilai berita. c. Kategori Berita
Kategori dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita.
d. Ideologi ProfesionalObjektivitas Objektivitas dalam produksi berita digambarkan sebagai tidak
mencampuradukkan antara fakta dan opini. Objektivitas merupakan
5
A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 64
6
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2011, h. 119
7
Ibid, h. 119-132