Seandainya penggugat tidak membayar biaya pemeliharaan debitur maka ketua PN dapat melepaskan tergugat dari paksa badan. Pelepasan ini didasarkan pada permintaan atau permohonan
dari tergugat. Namun penggugat dapat meminta paksa badan kembali terhadap tergugat, dengan syarat a. Paksa badan kembali dilakukan setelah 8 delapan hari dari tanggal penetapan.
b. Penggugat telah membayar uang muka pemeliharaan untuk tiga bulan. Terhadap paksa badan yang dikenakan kepada tergugat debitur dapat dilakukan
perlawanan, dimana perlawanan dapat diajukan secara tertulis atau lisan kepada Ketua PN. Proses pemeriksaaan perlawanan ini bersifat kontradiktoir dengan jalan mendengar pendapat kedua belah
pihak. Alasan perlawanan paksa badan berupa: a. Paksa badan yang dilakukan melawan hukum atau berlawanan dengan hukum illegal, Pasal
247 RBg dan Pasal 252 Rbg. b. Tergugat adalah debitur yang beriktikad baik.
c. Tergugat telah berumur 75 tahun.
d. Utang debitur tidak sampai satu milyar.
C. Perlawanan hukum terhadap eksekusi sita jaminan.
Eksekusi sita jaminan yang telah berkekuatan hukum tetap yang otomatis berubah menjadi sita eksekusi terhadap barang bergerak maupaun barang tidak bergerak dapat diajukan perlawanan Pasal
225 Rbg. Perlawanan ini timbul karena pelaksanaan eksekusi sita jaminan tersebut dianggap telah melanggar peraturan hukum yang berlaku. Perlawanan ini dapat diajukan oleh pihak yang kalah
Universitas Sumatera Utara
perkara tersita atau pihak ketiga yang merasa dirugikan akibat penyitaan tesebut. Perlawanan terhadap eksekusi sita jaminan dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis kepada Ketua PN yang
bersangkutan. Perlawanan ini tidak akan menghambat dimulainya eksekusi sita jaminan, kecuali bila Ketua Pengadilan Negeri PN memberi perintah untuk menangguhkan pelaksanaan penyitaan.
Pihak yang kalah perkara tersita dapat mengajukan perlawanan terhadap pelaksanaan putusan yang didalamya terdapat upaya hukum pelaksanaan eksekusi sita jaminan yang melanggar hukum
seperti: 1.
Putusan yang memuat eksekusi sita jaminan tersebut belum pernah disampaikan kepada pihak yang kalah perkara.
2. Pihak yang kalah perkara belum pernah dipanggil untuk menerima teguran aanmanig, somatie
agar melaksanakan putusan yang berisikan eksekusi sita jaminan tersebut. 3.
Tenggang waktu pelaksanaan putusan tersebut belum habis. 4.
Penyitaan tersebut dilakukan terhadap hewan atau alat-alat yang benar-benar dipergunakan untuk mata pencaharian tersita.
5. Pelelangan dilakukan terlebih dahulu terhadap barang-barang tidak bergerak
6. Penyitaan dilakukan dengan tanpa mengindahakan prosedur hukum yang berlaku.
7. Putusan yang dilaksanakan tersebut sudah terpenuhi secara sukarela oleh pihak yang kalah
perkara. Pihak ketiga dapat melakukan perlawanan terhadap penyitaan apabila barang yang disita
adalah miliknya dan ia dapat membuktikan hak miliknya, jadi barang itu bukan milik pihak yang kalah apalagi sebagai jaminan utang-piutang dan tidak ada sangkut pautnya dengan pokok perkara.
Perlawanan dari pihak tersita atau pihak ketiga ditujukan kepada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya terjadi penyitaan dan pelelangan dengan mengemukakan alasan-alasan perlawanan
Universitas Sumatera Utara
serta membuktikannya. Perlawanan ini harus diajukan sebelum selesainya pelaksanaan putusan selesai lelangpenjualan, karena perlawanan yang diajukan setelah selesai pelaksanaan putusan tidak
dapat dibenarkan. Oleh karena itu perlawanan harus dinyatakan tidak dapat diterima. Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah dengan mengajukan gugatan baru kepada Pengadilan Negeri yang
bersangkutan. Gugatan itu berupa gugatan biasa. Perlawanan juga dapat dilakukan oleh pihak yang kalah terhadap penyitaan piutangnya yang
disimpan pada pihak lain misalnya pada bank.
84
Apabila perlawanan tersebut diterima, penyitaan tidak jadi dilakukan maka segala biaya, kerugian, dan bunga yang timbul menjadi beban pihak yang meminta dijalankan penyitaan. Akan
tetapi bila perlawanan ditolak, orang yang meminta penyitaan harus mengajukan tuntutan dalam kurun waktu 1 satu bulan sejak lampaunya waktu perlawanan. Hal ini agar pihak yang terkena penyitaan
membuat laporan tentang jumlah simpanan yang bersangkutan untuk dibayarkan kepada pemohon penyitaan Pasal 230-232 Rbg. Penyitaan terhadap piutang pada suatu bank erat hubungannya dengan
UU 7. Tahun 1992 jo. UU No. 10 Tahun 1998 Tetang Perbankan. Perlawanan tetap diajukan kepada Ketua PN di daerah
hukum dilakukannya penyitaan itu, dalam tenggang waktu 8 delapan hari sesudah diberitahukan penyitaan tersebut.
85
84 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., h. 210 85 Ibid,
Universitas Sumatera Utara
D. Penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan eksekusi sita jaminan.