Bentuk - bentuk penyitaan Beslag

akhirnya untuk kepentingan tergugat sendiri agar terjamin haknya sekiranya gugatannya dikabulkan nanti,14 1 Sita revindikasi Revindikatoir dalam Pasal 260 RBg. dan telah berkekuatan hukum tetap untuk dilaksanakan.

D. Bentuk - bentuk penyitaan Beslag

Pada bagian ini penulis mencoba membagi bentuk-bentuk penyitaan beslag menjadi beberapa macam penyitaan, yaitu penyitaan berdasarkan jenisnya, kemudian bentuk-bentuk penyitaan lainya berdasarkan prinsip sita, dan bentuk penyitaan berdasarkan pelaksanaanya. 1. Penyitaan berdasarkan jenisnya. Didalam bentuk-bentuk penyitaan berdasarkan jenisnya, penulis menitik-beratkan pembagian bentuk ini berdasarkan posisi hak milik atau dimana benda tersebut berada sebagai barang objek sengketa. Menurut bentuk-bentuk penyitaan berdasarkan jenisnya, ada dua macam, yaitu: a. Penyitaan terhadap barang milik sendiri. Penyitaan ini ditujukan kepada harta kekayaan penggugat atau kreditur yang berada atau dikuasai oleh orang lain. Penyitaan ini guna menjalankan dan menjamin penyerahan barang yang disita apabila telah jatuh putusan dari hakim. Jadi sita jaminan ini bukan untuk menjamin suatu tagihan utang. Sita jaminan terhadap barang miliknya sendiri ada dua macam, yaitu: Permintaan untuk mengajukan permohonan sita revindikasi dapat diajukan secara lisan maupun tertulis kepada ketua Pengadilan Negeri PN, dimana tempat orang yang memegang 14 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit., h. 89 Universitas Sumatera Utara barang tersebut tinggal. Hal ini agar penyitaan atas barang sitaan jauh lebih mudah. Menurut Pasal 1977 ayat 2 KUH Perdata dan Pasal 1751 KUH Perdata disebutkan bahwa hanyalah pemilik benda yang bergerak yang barangnya dikuasai orang lain yang dapat mengajukan sita revindikasi. Hal ini juga berlaku kepada hak reklame, yaitu hak daripada penjual barang bergerak untuk meminta kembali barangnya apabila harga barang tidak dibayar. Pemilik barang tersebut juga dapat mengajukan sita revindikasi Pasal 1145 KUH Perdata dan Pasal 232 KUH Dagang. Tuntutan revindikasi ini dapat dikabulkan langsung terhadap orang yang menguasai barang sengketa tanpa meminta pembatalan lebih dahulu tentang jual beli dan barang yang dilakukan oleh orang tersebut dengan pihak lain.15 Ciri khas lainnya pada bentuk sita revindikasi adalah, sita revindikasi hanya terbatas pada benda bergerak saja, sehingga tidak mungkin diajukan dan dikabulkan terhadap benda tidak bergerak, walaupun dalil gugatan berdasarkan hak milik. Menurut Pasal 505 KUH Perdata barang bergerak ini dapat dibagi atas benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan. Ada beberapa ciri khas dari bentuk sita revindikasi yaitu antara lain benda yang menjadi objek sengketa tersebut telah dikuasai atau berada di tangan tergugat secara tidak sah atau dengan cara melawan hukum, atau dengan mana tergugat tidak berhak atasnya. 16 15 Subekti, Kumpulan Putusan MA, h. 243 16 P. N. H. Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2009, h. 206 Selain itu sita revindikasi hanya dapat dimohonkan berdasarkan sengketa hak milik, dan dasar alasan sengketa hak milik itu terbatas pula pada : a Benda tersebut dikuasai tergugat dengan jalan melawan hukum dicuri atau digelapkan. b Benda tersebut dikuasai secara tidak sah seperti dari penadahan atau hasil penipuan. Universitas Sumatera Utara Jadi sita revindikasi tidaklah mungkin diajukan berdasarkan sengketa utang-piutang atau ganti-kerugian. Ia hanya khusus bagi sengketa hak milik saja. Pendek kata , benda yang menjadi objek sengketa sita revindikasi yang didapat oleh tergugat bukan berdasarkan alasan yang sah, bukan karena jual beli, bukan karena tukar-menukar, pinjam-meminjam, disewakan dan lain sebagainya. Seandainya terjadi penguasaan benda sitaan tersebut berdasarkan suatu alas hukum yang sah, tidak dapat dimajukan sita revindikasi. Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah sita jaminan atau upaya hukum hak reklame. Didalam sita revindikasi, penjagaan dan penguasaan barang sitaan pada saat sita dikabulkan dan dinyatakan sah dan berharga, maka hakim secara langsung memerintahkan penyerahannya secara langsung kepada penggugat. Sehingga pada saat itu pula penjagaan dan penguasaan berpindah ketangan penggugat. Biasanya permohonan sita revindikasi diajukan kepada dhakim dengan tujuan agar barang tergugat yang telah disita untuk segera diserahkan kepada penggugat selaku pemilik yang sah atas benda tersebut. 2 Sita marital Maritale Beslag dalam Pasal 823-823j Rv. Permohonan sita marital ini dapat dimohonkan kepada pengadilan oleh seorang istri, yang tunduk pada hukum perdata selama proses sengketa perceraian di periksa di pengadilan. Hal ini untuk mencegah agar pihak lawannya suami tidak mengasingkan barang- barang tersebut, sesuai Pasal 190 KUH Perdata dan Pasal 823 Rv. Sita marital adalah sita yang khusus , karena tidak diatur didalam Rbg atau HIR. Sita marital diatur dalam Pasal 823- Pasal 823j Rv. Sita ini hanya dapat diajukan terhadap harta perkawinan yakni harta bersama.Tujuan sita merital jelas untuk menjamin agar harta Universitas Sumatera Utara perkawinan tetap utuh dan terpelihara sampai perkara mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap. Maritale beslag atau sita marital merupakan pengkhususan yang hanya dapat diajukan berhubungan dengan adanya perkara perceraian. Dalam Pasal 215 ayat 1 KUH Perdata disebutkan bahwa “tidak mengurangi keleluasaan istri untuk mengamankan haknya dengan mempergunakan upaya-upaya yang diatur dalam hukum acara perdata”. Upaya ini akan berfungsi menyelamatkan gugatan atau pihak yang berkepentingan dari kemungkinan illusioner. Apabila kita mengaitkan Undang- Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan PP No .9 Tahun 1975, ada isyarat ada hak bagi istri atau suami yang mengajukan permintaan sita terhadap harta perkawinan selama proses pemeriksaan perkara perceraian berlangsung. Menurut pasal 24 ayat 2 huruf c PP No.9 Tahun 1975, disimpulkan bahwa: a Memberi hak pada suami atau istri untuk mengajukan maritale beslag atas harta perkawinan selama proses perkara perceraian berlangsung. b Pengadilan berwewenang untuk mengabulkan maritale beslag agar terjamin pemeliharaan dan keutuhan harta perkawinan. Penerapan sita marital meliputi seluruh harta perkawinan terutama apabila terjadi perceraian yang diartikan bagi seluruh harta kekayaan bersama harta gono-gini baik yang ada pada suami maupun yang ada pada istri. Namun apabila bertitik-tolak pada BAB VII pasal 35 dan pasal 36 Undang- Undang No.1 Tahun 1974, dapat dibedakan antara harta kekayaan bersama yang menjadi hak bersama suami-istri, dan harta pribadi bawaan yang menjadi hak penuh secara perseorangan bagi suami atau istri. Jadi, maritale beslag tidak meliput i harta bawaan atau harta pribadi suami atau istri. Universitas Sumatera Utara Tentang penjualan harta bersama yang telah disita adalah atas izin hakim17 Mengenai permohonan izin penjualan penjualan harta bersama, izin penjualan tersebut bersifat voluntair bukan bersifat contentiosa atau bersifat partai. berdasarkan putusan. 18 Penyitaan terhadap barang milik tergugat biasanya disebut dengan sita consevatoir consevatoir beslag. Menurut Sudikno Mertokusumo Ini diajukan guna mempermudah proses beracara dalam permohonan izin untuk penjualan barang sitaan oleh pengadilan. b. Penyitaan terhadap barang milik tergugat debitur. 19 Apabila kita menelusuri praktek-praktek peradilan, didalamnya akan ditemukan beragam pengalihan arti yang berbeda diantara pengadilan yang satu dengan pengadilan yang lain. Didalam Yurisprudensi Jawa Barat yang diterangkan dalam buku Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Consevatoir Beslag oleh M. Yahya Harahap, , sita consevatoir ini merupakan tindakan persiapan dari pihak penggugat dalam bentuk permohonan kepada ketua pengadilan untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata. Penyitaan dapat menjaga barang agar tidak dialihkan atau tidak dijual. Sifat dari sita consevatoir ini dapat juga berupa tekanan apabila, barang sitaan tidak sampai dijual. Hal ini terjadi karena tergugat telah memenuhi prestasinya sebelum putusan dilaksanakan. Didalam penggunaan arti sita consevatoir atau consevatoir beslag masih banyak ragam arti yang digunakan. Tentunya kita ingin mendapatkan suatu arti yang tepat yang dapat dibakukan sebagai standar di dalam praktek hukum di lingkungan peradilan. 20 17 M. Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op. Cit., h. 149 18 Ibid, h. 150 19 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit, h. 93 20 M. Yahya Harahap, Op. Cit., h. 2 Pengadilan Negeri Bandung mengalihkan Consevatoir Beslag kedalam bahasa hukum Indonesia dengan istilah “sita pengukuhan”. Lain Universitas Sumatera Utara halnya dengan Pengadilan Negeri Sumedang mempergunakan isitilah sita jaminan untuk menggantikan istilah Consevatoir Beslag. Selain itu, selain istilah sita jaminan dan sita pengukuhan, ada pendapat lain yang mengalihkan Consevatoir Beslag menjadi “Sita Pengabdian”. Pada masa belakangan ini, Consevatoir Beslag hampir dialihkan dengan istilah sita jaminan. Prof. Subekti dalam bukunya hukum acara perdata,21 1 Sita jaminan diletakan atas harta yang disengketakan status kepemilikannya. beliau tegas mengalihkan. istilah consevatoir beslag menjadi istilah yang bernama sita jaminan. Hal ini diperkuat dengan adanya SEMA No.051975 Tanggal 1 Desember 1975, yang telah mengalihbahasakan consevatoir beslag menjadi sita jaminan. Yurisprudensi juga menguatkan pergantian tempat consevatoir beslag menjadi sita jaminan. Seperti contohnya pada Putusan Mahkamah Agung MA Tanggal 11 November 1976 No.607KSip1974. Sita jaminan diatur dalam Pasal 261 Rbg. Sita jaminan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 2 Sita jaminan juga bisa diletakan terhadap harta kekayaan tergugat dalam sengketa utang piutang atau tuntutan ganti rugi. Dari kedua ciri diatas dapat kita simpulkan atas harta kekayaan tergugat pada perkara hak milik, utang-piutang atau pada tuntutan ganti-kerugian. Objek sita jaminan dapat berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak baik terhadap benda berwujud maupun tidak berwujud lychammelijk on lychammelijk. Tentang benda berwujud tentunya dapat kita temukan dengan mudah. Sedangkan benda tak berwujud misalnya macam- macam hak22 Pembebanan sita jaminan bisa hanya terbatas pada barang tertentu jika gugatan seperti hak gadai , hak merek dan lainya. 21 Subekti, Op. Cit., h. 48 22 C. S. T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Umum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, h. 244 Universitas Sumatera Utara didalilkan berdasarkan sengketa hak milik atas barang-barang tertentu. Namun dilain sisi sita juga dapat meliputi seluruh harta kekayaan tergugat sampai mencukupi seluruh jumlah tagihan apabila gugatan didasarkan atas utang piutang atau tuntutan ganti-kerugian. Tentang tujuan dari pada sita jaminan tidak lain agar mampu menjamin gugatan penggugat agar tidak illusioner hampa saat putusan telah berkekuatan hukum tetap. Sehingga harta yang dipersengketakan atau harta tergugat yang disita tetap terjamin keutuhannya sampai tiba waktunya perkara untuk dieksekusi. Sita jaminan dapat dijalankan sebelum putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, jadi sita jaminan ini adalah upaya hukum yang bersifat eksepsional, yang berbeda dengan sita eksekusi yang dapat dilaksanakan apabila putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dari segi kewenangan pelaksanaan, kewenangan memerintahkan pelaksanaan sita jaminan terletak pada tangan ketua majelis yang memeriksa perkara tersebut. Ini karena hakim diperintahkan undang-undang sebagai penilai unsur persangkaan suatu permohonan sita jaminan. Satu hal lagi yang perlu dibahas adalah berhubungan dengan sita jaminan yang diletakan atas harta kekayaan tergugat atas jenis perkara sengketa utang-piutang dan tuntutan ganti-kerugian. Sita jaminan yang diletakan atas harta kekayaan tergugat dengan sendirinya akan berubah menjadi sita eksekusi. Hal ini terjadi apabila gugatan dikabulkan yang terhitung sejak putusan yang bersangkutan mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Jadi, sita jaminan menurut asasnya otomatis menjadi sita eksekusi,apabila telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Oleh karena sita jaminan otomatis mempunyai kekuatan hukum executorial beslag , dengan demikian tidak ada lagi diperlukan tahap proses executorial beslag.23 23 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 70 Universitas Sumatera Utara Tentang masalah penjagaan harta sitaan dalam sita jaminan diatur tegas dalam Pasal 508 Rv dan Pasal 212 Rbg diberikan pada tersita tergugat. Tersitalah yang menjadi penjaganya demi hukum. Tersita boleh memakai barang yang telah disita dengan syarat harga barang tersebut tidak boleh turun. Ada hak pengadilan untuk memerintahkan penggugat untuk memberikan jaminan atas permohonan sita. Ini bertujuan menutupi biaya kerugian dan bunga yang timbul akibat penyitaan. Namun hal ini bukanlah salah satu syarat pengabulan sita. Menurut Sudikno Mertokusumo dalam bukunya Hukum Acara Perdata Indonesia,24 1 Sita jaminan atas barang-barang bergerak milik debitur. yang dapat disita berdasarkan sita jaminan adalah : 2 Sita jaminan atas barang-barang tetap milik debitur. 3 Sita jaminan atas barang-barang bergerak milik debitur yang ada pada pihak ketiga. 4 Sita jaminan atas kreditur. 5 Sita gadai pandenbeslag. 6 Sita atas barang-barang debitur yang tidak mempunyai tempat tinggal yang dikenal di Indonesia atau orang yang bukan penduduk Indonesia. 7 Sita jaminan terhadap pesawat terbang. 8 Sita jaminan terhadap barang milik negara, ditambah 9 Sita jaminan atas kapal menurut pendapat M.Yahya Harahap.25 2. Penyitaan berdasarkan keadaan hukum terhadap barang yang menjadi objek sengketa Prinsip sita. a. Rijdende Beslag. Rijdende beslag adalah sita jaminan yang diletakan atas harta kekayaan tergugat atas 24 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit., h. 95 25 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Op. Cit, h. 353 Universitas Sumatera Utara permintaan penggugat. Dalam rijdende beslag yang disita adalah sarana perusahaan. Penjagaan dan pengusahaan atas perusahaan tidak boleh diserahkan pada penggugat, jadi kegiatan usaha dari si tergugat tidak dilarang. Contohnya apabila pengadilan mengabulkan sita jaminan atas suatu perusahaan, maka yang boleh disita adalah sarana dan peralatannya saja. b. Sita Niet Bevinding. Merupakan sita dimana barang yang ditunjuk penggugat dalam permohonan sita tidak diketemukan dilapangan pada saat pelaksanaan penyitaan, sehingga mengakibatkan pelaksanaan sita jaminan menjadi gagal. Dalam SEMA Tanggal 25 April 1961 No.2 Tahun 1962 ditentukan tentang pengertian niet bevinding dan serta tata cara pembuatan pernyataan niet bevinding ,yaitu: 1 Secara nyata barang tidak diketemukan. 2 Secara nyata barang tidak ada. 3 Sifat dan jenisnya berbeda dengan apa yang dikemukakan penggugat , dan 4 Batas- batas maupun luas yang di kemukakan penggugat tidak sesuai dengan pernyataan di lapangan. Tata cara niet bevinding adalah : 1 Membuat berita acara niet bevinding yang berisi barang yang disita tidak diketemukan proces verbal van niet bevinding. 2 Pernyataan niet bevinding di sidang pengadilan . 3 Sita niet bevinding tidak mampu menghapuskan hak pengajuan data dan permohonan sita baru. c. Sita Penyesuaian Vergelijkende Beslag. Universitas Sumatera Utara Merupakan permohonan sita yang kedua, yang bertujuan untuk menyesuaikan diri pada sita pertama yang terdahulu, dimana barang secara nyata telah dipertanggungkan kepada pihak lain. Jadi barang yang telah diletakan sita, tidak bisa dilakukan sita untuk yang kedua kalinya. Tindakan yang dibenarkan adalah dilakukan sita penyesuaian. Tata cara sita penyesuaian dapat kita lihat pada Putusan MA pada tanggal 19 Agustus 1982 No.1326 kSip1981, dimana tata caranya adalah : 1 Membuat catatan dalam berita acara. 2 Isi catatan berisikan tentang penjelasan status barang yang hendak disita sedang dalam sita jaminan atau sedang dalam keadaan dianggunkan. Kedudukan seseorang terhadap barang yang didasarkan atas sita penyesuaian adalah hanya bersifat pencatatan akan permohonan sita saja, yang dituangkan dalam berita acara. Selama sita jaminan yang terdahulu yang pertama belum diangkat, kedudukan hanya tercatat saja. Tetapi bila telah diangkat, status sita penyesuaian menjadi status sita jaminan. Kesimpulannya, hak penuh atas barang sitaan lahir apabila sita jaminan yang terdahulu atau anggunan telah diangkat. Apabila barang tersebut dilelang untuk dieksekusi, pemegang sita penyesuaian terbatas pada sisa yang ada. Hal ini karena pemegang sita penyesuaian tidak mempunyai hak yang sama berimbang atau fond- fond gewijs atas hasil penjualan lelang. 3. Penyitaan berdasarkan pelaksanaannya. a. Sita persiapan permulaan. Merupakan penyitaan yang dipergunakan sebagai persiapan agar putusan dapat dilaksanakan apabila telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Sita persiapan bertujuan untuk menjaga harta yang menjadi sengketa harta terperkara agar tidak dijual atau pindahkan haknya kepada orang lain. Sita ini juga bertujuan untuk memastikan agar gugatan tidak hampa illusioner, Universitas Sumatera Utara dan menjaga kepastian objek eksekusi. Contoh sita persiapan antara lain ,yaitu : 1 Sita jaminan Consevatoir beslag, 2 Sita revindikasi Revindikatoir beslag, 3 Sita marital Maritale beslag. b. Sita eksekusi. Merupakan sita yang bertujuan untuk melaksanakan lelang eksekusi harta tergugat guna memenuhi putusan, apabila keputusan telah berkekuatan hukum yang tetap. Sita eksekusi yang merupakan sita yang sesungguhnya dalam artian sita yang dapat melaksanakan sebuah isi dari putusan pengadilan, namun sita eksekusi hanya terbatas pada sengketa utang-piutang dan tuntutan ganti-kerugian saja. Dari segi kewenangan, kewenangan memerintahkan sita eksekusi berada pada pimpinan Ketua Pengadilan Negeri. Hal ini diatur dalam Pasal 206 Rbg. Tentang tata cara pelaksanaan sita eksekusi sama dengan tata cara sita jaminan. Sita eksekusi timbul akibat tergugat pihak yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan secara sukarela. Dengan demikian salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi merupakan tindakan yang timbul apabila pihak tergugat tidak mau menjalankan isi putusan secara sukarela.26 Sita lanjutan terjadi karena harta kekayaan tereksekusi yang disita hanya cukup untuk melunasi tagihan pemohon sita pertama, sedangkan pemohan selanjutnya pemohon lain tidak c. Sita lanjutan Voorgezette beslag. 26 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan dan Penerapan Eksekusi Bidang Perdata, Op. Cit., h. 12 Universitas Sumatera Utara dapat apa-apa dari pelaksanaan sita eksekusi tadi sita pertama. Untuk itu perlu diajukan sita lanjutan untuk memenuhi tagihan dari pemohon lainya. Selama masih ada harta kekayaan tergugat, selama itulah pengadilan dapat memerintahkan sita lanjutan sampai terpenuhi semua utang yang harus dibayarkan kepada semua pemohon eksekusi. Namun apabila harta kekayaan tereksekusi tidak ada lagi, tentunya sita lanjutan tidak dapat dilaksanakan. Agar sita eksekusi menjadi adil, maka semua pemohon dimasukan bergabung kedalam sita eksekusi yang pernah ada, yakni sita eksekusi pertama sekali. Berarti harta hasil penjualan lelang yang telah dinikmati pemohon eksekusi pertama harus dibagi rata dengan pemohon eksekusi lainya. 4. Sita berdasarkan jangka waktunya. Pada pembagian bentuk sita ini, penulis membedakannya menjadi dua macam ,yaitu: a. Sita yang bersifat permanen. Sita yang bersifat permanen biasanya dikaitkan dengan adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap, penyitaan kelak dapat dilanjutkan dengan perintah penyerahan benda atau barang penggugat. Sita yang bersifat permanen itu bisa juga dilanjutkan dengan melaksanakan penjualan lelang harta kekayaan tergugat guna melunasi hutang tergugat kepada penggugat dan juga memenuhi pelaksanaan putusan. b. Sita yang bersifat temporer. Penyitaan yang diletakan atas harta sengketa atau harta kekayaan tergugat dimana sifatnya masih berupa sita persiapan permulaan dapat dikatakan bersifat temporer. Seperti sita jaminan, sita revindikasi ,dan sita marital. Penyitaan yang bersifat temporer ini belum dilandasi kekuatan hukum yang pasti berupa Universitas Sumatera Utara putusan yang telah inkracht. Sewaktu-waktu sita ini dapat diangkat berdarsarkan suatu surat penetapan pada saat persidangan berlangsung, maupun pada saat menjatuhkan putusan. Hal ini terjadi bila gugatan penggugat ditolak oleh hakim.

E. Ruang lingkup penerapan penyitaan