Sita penyesuaian Kekuatan mengikat sita

3. Setiap orang yang dengan cuma-cuma dan tanpa syarat, dapat atau berhak membaca dan memeriksa penyitaan pada buku register kantor yang berwewenang untuk itu, termasuk kantor Pengadilan yang bersangkutan. Selain itu pengumuman sita ini juga bertujuan untuk mengikat pihak ketiga agar mematuhi dan menghormati penyitaan tersebut, hal ini sesuai dengan Pasal 213 Rbg dan Pasal 214 Rbg. Tindakan ini dapat menimbulkan akibat hukum berupa: 1. Pemindahan dan pembebanan terhadap barang sitaan akan batal demi hukum. 2. Dengan sendirinya berkekuatan sita eksekusi executorial beslag. 3. Namun sita tersebut tidak menghalangi pengusahaan rijdende beslag.

I. Sita penyesuaian

Sita penyesuaian tidak diatur dalam Rbg maupun HIR, tetapi diatur dalam Pasal 463 Rv yang mengatur prinsip “saisie sur saisie ne vaut” dimana sita jaminan atau sita eksekusi hanya boleh diletakan satu kali saja pada saat yang bersamaan. Jadi sita jaminan tidak boleh diletakan untuk kedua kalinya pada barang yang sama. Upaya hukum yang dapat dilakukan dan dibenarkan adalah sita penyesuaian. Sita penyesuaian yang diatur didalam Pasal 463Rv juga ditegaskan dalam SEMA No.1829 KPdt 1992, yang intinya mengambil prinsip sita penyesuaian sebagai suatu prinsip atau sistem dalam beracara. Upaya sita ini bertujuan untuk melindungi kepentingan tergugat yang terdahulu ada. Jangkauan penerapan sita penyesuaian anatara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Barang yang telah disita, tidak boleh disita tetapi dapat diletakan sita penyesuaian. Apabila atas permintaan penggugat telah diletakan sita jaminan, sita revindikasi, sita marital, maka pada waktu yang bersamaan tidak dapat dimintakan penyitaan untuk yang kedua kalinya terhadap barang yang sama. Permohonan penyitaan untuk yang kedua kalinya itu harus ditolak, dan yang dikabukan kepada pemohon adalah sita penyesuaian vergelijkende beslag. Hal ini harus dicatat dalam berita acara sita yang menerangkan barang yang bersangkutan berada dalam keadaan sita. Untuk itu diberikan kedudukan sebagai pemegang sita penyesuaian kepada pemohon yang kedua lainya. Azas ini bertujuan melindungi kepentingan pemegang sita jaminan yang pertama, karena permohonan sita yang telah dikabulkan oleh hakim terdahulu sebagai prioritas utama. Di sisi pemohon sita yang ada belakangan, diberikan posisi apabila sita pertama diangkat, maka sita penyesuian naik menjadi sita jaminan dan apabila barang sitaan tersebut dijual lelang sebagai pemenuhan tagihan pemohon sita yang pertama, maka pemohon sita vergelijkende beslag mendapat sisa saja. Itupun apabila ada sisa dari hasil penjualan lelang. Prinsip dan penerapan ini ditegaskan dalam Putusan MA No. 1362 KSip 1982. Menurut putusan ini, bila suatu perkara belum inkracht, hanya bisa dimohonkan sita penyesuaian sesuai Pasal 463 Rv. 2. Barang agunan tidak boleh disita tetapi dapat diterapkan sita penyesuian. Jangkauan prinsip sita penyesuaian tidak hanya terbatas pada larangan menyita barang yang telah diletakan sita saja, tetapi meliputi juga terhadap barang agunan atau barang yang diajukan sebagai jaminan utang. Larangan ini meliputi segala bentuk agunan seperti hipotik atas kapal laut dan pesawat terbang, ataupun hak tanggungan atas tanah, hak gadai atau hak fiducia. Menurut Putusan MA No.1829 KPdt1992, bahwa apabila conservatoir beslag dijatuhkan untuk atas barang yang menjadi agunan kredit, adalah tidak sesuai dengan azas verlijkende beslag dalam Pasal 463 Rv dan untuk itu harus dibatalkan. Selain itu Putusan MA No. 394 KPdt1984 juga Universitas Sumatera Utara menegaskan barang yang sudah dijaminkan kredit kepada BRI tidak dapat diletakan consevatoir beslag. Berdasarkan dua Putusan MA diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Pengadilan atau hakim dilarang mengabulkan dan meletakan sita jaminan terhadap barang yang diagunkan pada waktu yang bersamaan. b. Permohonan sita untuk yang kedua kalinya harus ditolak. c. Yang dapat diberikan pengadilan atas permintaan sita tersebut hanya sebatas sita penyesuaian verlijkende beslag.51 Agar pemberian sita penyesuaian sesuai dengan hukum acara perdata maka sesuai Putusan MA No. 1326 KSip1981, pengadilan melalui juru sita membuat catatan yang menerangkan barang yang bersangkutan sedang dibebani sita atau sedang diagunkan kepada pihak lain. Catatan tersebut dituangkan dalam berita acara sita penyesuaian process verbal van vergelijkende beslag. Tentang kedudukan hukum pemegang sita penyesuaian, hanya bersifat pencatatan akan permohonan sita yang dituangkan pada berita acara sita.52 51 Ibid, h. 321 52 M. Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op. Cit., h. 136 Sedangkan kedudukan hukum pemegang sita terhadap barang yang disita berupa berada setingkat dibawah pemegang sita atau pemegang agunan pertama. Selama sita atau agunan belum diangkat, maka kedudukan masih tetap pemegang sita penyesuaian. Apabila sita terdahulu telah diangkat, maka menurut hukum pemegang sita penyesuaian menjadi pemegang sita jaminan. Didalam pemenuhan dan pembayaran dari barang tersebut diperioritaskan kepada pemegang sita yang pertama, dengan ketentuan ; Universitas Sumatera Utara 1. Apabila hasil penjualan hanya cukup untuk melunasi tuntutan pemegang sita atau agunan, sepenuhnya jumlah itu menjadi hak pemegang sita atau agunan, tanpa mengurangi pembagian hasil penjualan secara berimbang dalam eksekusi serentak berdasarkan Pasal 219 Rbg, Pasal 220 Rbg, dan Pasal 202 HIR dan pemegang sita atau agunan tidak berkedudukan sebagai kreditur yang mempunyai hak “previlege” atas barang tersebut.53 Prinsip ini digariskan dalam pasal 39 ayat KUHP yang berbunyi ”benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan mengadili perkara pidana sepanjang memenuhi ketentuan ayat 1”. 2. Apabila ada sisa dari penjualan barang, maka sisa kelebihan tersebut menjadi hak pemegang sita penyesuaian. Dalam vergelijkende beslag, tidak aad kedudukan hak berimbang atas hak barang tersebut antara pemegang sita yang sudah ada dengan pemegang sita penyesuaian fond-fond gewijs. Pemegang sita yang terdahulu tetap menjadi priorias utama dalam penjualan barang.

J. Sita terhadap barang perdata dapat disita dalam perkara pidana