Penggugat wajib menunjukan barang objek sita

Tentang permasalahan penilaian alasan sita, hakim harus melepaskan diri dari teori dan penerapan formil yang diajarkan prinsip hukum acara perdata.37 a. Proses persidangan, apabila penilaian alasan sita dikabulkan selama proses persidangan berlangsung, Hal ini dikarenakan sifat eksepsionalnya sita itu sendiri. Sikap, penilaian, dan pertimbangan permohonan alasan sita harus lebih mengarah kepada pendekatan yang lebih bersifat materil. Mungkin dengan diterapkannya pendekatan yang bersifat materil, maka sifat eksepsional sita dapat diimbangi. Tentang bagaimana hakim memperoleh penilaian yang bersifat materil tersebut, dapat diperoleh melalui: b. Dapat diperoleh dari penggugat dan tergugat melalui proses pemeriksaan isidentil, bila mendahului pokok perkara. Sebagai instansi yang berwenang didalam pengabulan permohonan sita, hakim juga harus melihat fakta-fakta yang terdapat baik yang ada dalam persidangan maupun yang ada diluar persidangan. Hakim harus cermat dan waspada terhadap tindakan tergugat yang ingin mencoba menggelapkan harta kekayaannya apalagi hal tersebut dilakukan secara tersembunyi.

C. Penggugat wajib menunjukan barang objek sita

Didalam penyitaan ada prinsip yang harus dipegang secara teguh. Prinsip ini mempunyai hubungan langsung dengan pelaksanaan sita nantinya. Prinsip itu tidak lain adalah adanya kewajiban dari pihak penggugat untuk menunjukan objek barang sita secara rinci. 37 M. Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op. Cit., h. 35 Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan ajaran pembuktian hukum pembuktian, penggugat yang menuntut suatu hak wajib menunjukan adanya hak itu atau peristiwa yang menimbulkan hak tersebut.38 38 H. Ridwan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, h. 80 Jadi hukum membebangkan kewajiban kepada penggugat untuk menyebut secara jelas dan satu-persatu barang objek yang hendak disita. Hakim atau pengadilan tidak ada kewajiban untuk mencari dan menemukan rincian barang yang hendak disita, karena hal ini telah menjadi suatu beban pembuktian bagi penggugat. Karena penyitaan adalah untuk kepentingan penggugat, maka tidak ada dasar alasan bagi penggugat untuk meminta hakim atau pengadilan agar mencari dan menemukan identitas barang yang disita. Pihak pemohon sita tidak dibenarkan menyebut secara umum tentang objek sita, seperti penyitaan ditunjukan terhadap semua atau sebagian harta kekayaan tergugat saja. Meskipun Pasal 1311 KUH Perdata menjelaskan bahwa segala kekayaan debitur baik yang ada maupun yang akan ada dapat menjadi tanggungan guna keperluan utangnya, namun permohopnan sita semata-mata tidak dapat secara umum, sesuai Pasal 1311 KUH Perdata. Apabila permohonan sita disebutkan secara umum saja, maka permintaan sita yang seperti ini menjadi samar dan kabur. Hal ini dikarenakan hakim pastinya tidak mengetahui secara persis apa saja harta kekayaan tergugat sehingga barang objek sita menjadi tidak jelas. Didalam pelaksanaan sita, hanya barang-barang tertentu yang telah ditunjuk penggugat dalam permohonanlah yang dapat disita. Namun prinsip ini tidak berarti mengurangi hak dari penggugat untuk melakukan penyyitaan terhadap seluruh harta tergugat, terutama didalam gugatan yang didasarkan sengketa utang-piutang. Universitas Sumatera Utara Agar permohonan sita dapat dikabulkan oleh hakim penggugat harus merinci identitas yang ada pada barang sitaan tersebut. Barang sitaan tersebut harus dirinci dan disebutkan satu-persatu, kemudian rincian itu harus dibarengi dengan penyebutan identitas barang secara langsung, yang meliputi: 1. Jenis atau bentuk barang. 2. Menjelaskan sifat, letak, dan ukuran barang, 3. Ukuran dan letak tersebut harus dirinci lagi mengenai batas-batasnya. 4. Apabila terhadap tanah, apalagi tanah tersebut bersertifikat, cukup dengan menyebutkan nomor sertifikat hak yang tercantum didalamnya, 5. Nama pemiliknya, 6. Taksiran harganya, 7. Jika mengenai rekening harus disebutkan nomor dan nama pemiliknya, dan di bank mana rekening tersebut berada, beserta juga dengan jumlahnya, 8. Jika atas saham, harus disebutkan nama, pemegangnya, jumlahnya, dan tempatnya terdaftar,dan 9. Ada penegasan positif status barang adalah milik tergugat.39 Permintaan sita yang tidak menyebutkan secara jelas identitasnya dianggap merupakan permintaan yang kabur objeknya sehingga tidak mungkin diletakan sita. 40 Sudah dianggap cukup apabila penggugat mampu menjelaskan unsur, sifat, dan ukurannya ditambah dengan unsur penegasan bahwa barang tersebut merupakan milik tergugat. Selain itu barang objek sita harus berada ditangan ada atau dibawah kekuasaan tergugat. Tentang penegasan berdasarkan hak milik, penggugat harus mampu memberi data tentang kebenaran barang yang hendak disita adalah Oleh karena itu cukup alasan bagi hakim untuk menolaknya. 39 M. Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op. Cit., h. 99 40 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Op. Cit., h. 291 Universitas Sumatera Utara milik tergugat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian bagi pihak ketiga,dan secara otomatis upaya ini adalah upaya membendung adanya derdenverzet dari pihak yang merasa dirugikan. Di lain hal dalam rangka upaya penggugat merinci barang yang akan menjadi objek sita, hakim punya wewenang khusus membatasi penyitaan terhadap harta kekayaan tergugat. Hakim dapat memperkirakan bahwa apabila jumlah barang yang akan disita telah mencukupi besarnya utang tergugat, maka apabila terjadi penyitaan yang berlebihan, dianggap sebagai pelaksanaan sita yang tidak masuk akal dan melampaui batas, untuk itu permohonan harus ditolak. Didalam penyitaan yang didasarkan sengketa hak milikpun juga demikian. Permohonan sita dan pengabulan sita oleh hakim tidak boleh merembet pada barang-barang diluar objek persengketaan. Pelanggaran dalam bentuk pelampauan atas prinsip ini dianggap sebagai tindakan yang berlebihan yang dapat merugikan dan mengganggu hak-hak tergugat.

D. Pemeriksan sita sepanjang pemeriksaan sidang