putusan yang telah inkracht. Sewaktu-waktu sita ini dapat diangkat berdarsarkan suatu surat penetapan pada saat persidangan berlangsung, maupun pada saat menjatuhkan putusan. Hal ini
terjadi bila gugatan penggugat ditolak oleh hakim.
E. Ruang lingkup penerapan penyitaan
Setiap jenis-jenis penyitaan mempunyai ruang lingkup yang berbeda-beda. Ruang lingkup antara jenis penyitaan yang satu akan berbeda sesuai dengan keadaan sita. Biasanya ruang lingkup
penyitaan akan membatasi dan mengatur bagaimana suatu jenis penyitaan bisa dimohonkan dan dikabulkan oleh hakim. Berikut ini akan dijelaskan tentang ruang lingkup penyitaan berdasarkan jenis-
jenis penyitaan yaitu sebagai berikut: a. Sita revindikasi Revindikatoir beslag.
Permohonan penyitaan pada sita revindikasi hanya terbatas pada sengketa hak milik saja. Sita ini tidak dapat dimohonkan dalam perkara sengketa utang-piutang atau tuntutan ganti-
kerugian. Barang yang menjadi objek sengketa berada ditangan pihak lain tergugat, padahal
barang tersebut adalah milik dari pemohon sita penggugat. Barang sitaan tersebut diperoleh dari si pemilik dengan cara yang tidak sah atau dengan cara melawan hukum atau dimana tergugat tidak
berhak atasanya. Jadi dalam sita revindikasi, yang dapat memohonkan sita ini adalah pemilik barang yang barangnya dikuasai oleh orang lain.
Objek benda sita revindikasi hanya terbatas pada benda-benda bergerak saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup sita revindikasi hanya sebatas pada bisa diletakan terhadap
benda bergerak saja, dengan berdasarkan gugatan hak milik dimana benda itu dikuasai secara tidak
Universitas Sumatera Utara
sah dan melawan hukum. Sita revindikasi contohnya bisa diletekan dalam transaksi pinjam-meminjam, sesuai
dengan Pasal 1751 KUH Perdata. Selain itu bisa juga dilakukan terhadap tuntutan hukum berdasarkan hak reklame.
b. Sita marital Maritale beslag. Apabila kita melihat secara sempit dalam Pasal 190 KUH Perdata maupun Pasal 24 ayat
2 huruf c PP Tahun 1975, penerapan lembaga sita marital hanya terbatas pada perkara gugatan perceraian huwelijksantbinding. Namun hal itu adalah dalam artian sempit.
Didalam artian yang lebih luas, penerapan sita marital dapat didasarkan pada sengketa yang timbul antara suami istri , seperti:
1 Pada perkara perceraian.
2 Pada perkara pembagian harta bersama.
3 Pada perbuatan yang membahayakan harta bersama.
Sita marital dapat diletakan pada seluruh harta yang diperoleh selama masa perkawinan, baik yang ada pada suami maupun yang ada pada istri. Namun sita marital tidak dapat menyentuh
harta pribadi atau harta bawaan suami-istri. Hal ini karena harta bawaan adalah menjadi hak penuh dari masing-masing suami-istri.
c. Sita jaminan Consevatoir beslag. Sita jaminan dapat diletakan terhadap barang-barang milik kreditur. Barang-barang yang
dapat disita barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak lichammelijk on lichammelijk.
Universitas Sumatera Utara
Sita jaminan dapat didasarkan atas gugatan hak milik, utang-piutang, maupun tuntutan ganti-kerugian. Sita jaminan dapat meliputi seluruh harta si debitur dan bisa juga hanya bagi
barang-barang tertentu jika gugatan didasarkan pada sengketa hak milik. Sita jaminan bisa dimohonkan oleh penggugat kreditur kepada tergugat debitur guna menjamin dapat
dilaksanakannya putusan pengadilan. d. Rijdende beslag.
Pada jenis penyitaan ini, ruang lingkupnya terbatas karena rijdende beslag adalah salah satu dari bentuk sita jaminan yang bersifat khusus. Oleh karena itu rijdende beslag dapat diletakan
terhadap benda-benda bergerak dan benda-benda tidak bergerak. Rijdende beslag juga bisa didasarkan atas sengketa hak milik, utang-piutang, dan
tuntutan ganti-kerugian. Rijdende juga dapat meliputi seluruh harta debitur maupun hanya sebagian dari hartanya.
Namun rijdende beslag terbatas pada benda-benda yang berbentuk sarana perusahaan saja, contohnya adalah sita terhadap gedung-gedung, mobil, dan sebagainya. Jadi rijdende beslag
hanya boleh menyita sarana danatau peralatan-peralatan yang mendukung perusahaan saja. Hal ini tidak termasuk kegiatan usaha dan proses produksinya.
e. Sita niet bevinding Sita niet bevinding hanya bisa diterapkan apabila barang yang menjadi objek sengketa
tidak diketemukan atau tidak ada pada waktu pelaksanaan sita dilaksanakan. Bisa saja selain barang yang disita tidak ada dilapangan, barang sitaan tersebut berbeda jenis dan sifatnya antara apa yang
dikemukakan oleh si penggugat dengan yang ada dilapangan. Bisa juga terdapat perbedaan batas maupun luas, sehingga hal ini dapat menimbulkan sita niet bevinding.
Karena sita niet bevinding termasuk prinsip yang terkandung dalam sita jaminan, maka
Universitas Sumatera Utara
objek sita niet bevinding bisa berupa benda-benda bergerak maupun benda-benda tidak bergerak. Selain itu jenis sita ini juga dapat didasarkan pada gugatan sengketa hak milik, utang-piutang, dan
tuntutan ganti-kerugian.
f. Sita penyesuaian. Sita penyesuaian hanya bisa diletakan pada keadaan barang yang menjadi objek sengketa
telah lebih dahulu disita oleh orang lain. Jadi sita penyesuaian hanya berupa sita karena ada upaya hukum sita yang telah ada terlebih dahulu sebelum pemohon sita penyesuaian meminta permohonan
sita. Barang yang menjadi objek sengketa harus sama antara barang yang menjadi
permohonan pemohon sita pertama dengan pemohon sita yang selanjutunya. Barang yang telah menjadi objek sita tersebut atau barang yang menjadi sengketa tersebut sudah didaftar di Pengadilan
Negeri sebagai barang yang telah diletakan sita. Tentang objek sita penyesuaian tidak terbatas pada benda-benda bergerak saja, terhadap
benda-benda tidak bergerak juga bisa. Sita penyesuaian bisa didasarkan atas sengketa hak milik, utang-piutang, dan tuntutan ganti-kerugian.
g. Sita eksekusi. Ruang lingkup sita eksekusi hanya terbatas pada telah adanya keputusan yang
berkukatan hukum tetap. Jadi bila suatu putusan telah berkekuatan hukum tetap, maka sita eksekusi bisa dilaksanakan.
Pemohon sita eksekusi biasanya pihak yang memenangkan pokok perkara di sidang peradilan. Objek sita eksekusi bisa berupa benda-benda yang bergerak maupun terhadap benda-benda yang
tidak bergerak.
Universitas Sumatera Utara
Ada pengecualian dalam perkara yang bisa diajukan dalam sita eksekusi. Sita eksekusi hanya bisa dimajukan terhadap perkara sengketa utang-piutang dan tuntutan ganti- kerugian saja.
Sedangkan dalam sengketa hak milik tidak bisa. Sita eksekusi tidak bisa diterapkan pada jenis sengketa hak milik.27
Satu lagi hal yang penting, bahwa sita eksekusi bisa berjalan apabila pihak yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan secara sukarela. Sehingga dengan itu diperlukan
upaya paksa bahkan sampai memohon kekuatan umum.
h. Sita lanjutan. Ruang lingkup penerapan sita lanjutan terbatas pada suatu keadaan dimana barang-
barang yang menjadi barang sitaan tersebut tidak cukup untuk melunasi seluruh utang-utang dari para kreditor. Hal inilah yang menjadi alasan timbulnya sita lanjutan. Sita lanjutan biasanya
dimohonkan oleh para kreditor yang belum terpenuhi tagihan atau utang-utangnya dari hasil pelaksanaan sita eksekusi yang pertama sekali dilakukan. Untuk itulah para kreditur itu
memohonkan adanya sita lanjutan guna menuntut haknya. Sita lanjutan bisa diletakan terhadap benda-benda bergerak dan benda-benda tidak
bergerak. Sita ini juga dapat meliputi seluruh harta kekayaan debitur sampai semua tagihan para kreditur bisa dilunasi atau terpenuhi. Dan bisa juga terhadap sebagian harta debitur saja, apabila
setelah semua tagihan para kreditur dapat terpenuhi, dimana masih tersisa harta dari si debitur.
27 M. Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op. Cit., hal 17
Universitas Sumatera Utara
BAB III PRINSIP - PRINSIP POKOK SITA