Politik Luar Negeri Mesir Masa Pemerintahan Mubarak
27
stabilisasi kawasan, sehingga cocok dengan kebutuhan AS dalam mempertahankan kepentingan di Timur Tengah.
46
Upaya yang dilakukan Mesir di bawah pemerintahan Mubarak ini pula turut memberikan dampak positif bagi citra Mesir di dunia internasional sebagai
negara pelopor stabilitas dan keamanan regional. Selain itu, perjanjian Camp David dalam pandangan pemerintah Mesir memberikan kebutuhan dasar atas
berbagai kebijakan, baik itu kebijakan dalam negeri, maupun kebijakan dalam negeri. Pemerintah Mesir di bawah pimpinan Mubarak menyadari pentingnya
bantuan yang diberikan oleh AS akibat dari perjanjian damai dengan Israel. Pemerintah Mubarak meyakini bantuan yang diberikan oleh AS akan terus
diberikan selama digunakan untuk memperkuat posisi Mesir di regional dan terus mempertahankan kelanjutan perjanjian damai dengan Israel.
47
b. Melindungi kepentingan Negara-negara Arab
Selain bertujuan mencapai kepentingan nasionalnya sendiri, Mesir juga memiliki orientasi politik luar negeri yang bertujuan melindungi kepentingan
negara-negara lain yang berada di kawasan Timur-Tengah, khususnya negara- negara Arab. Fokus permasalahan yang berada di negara-negara Arab ini ialah
konflik Israel-Palestina. Sebagai wujud komitmen terhadap kepentingan negara- negara Arab, Mesir senantiasa mendukung Palestina dalam berbagai upaya
46
Samuel J. Spector, “Washington and Cairo: Near theBreaking Point?” Middle East Quarterly 12, no. 3 2005, 11.
47
Fillinger. Mubarak Matters, h.12
28
perundingan damai dengan Israel dan tidak segan pula untuk memberikan tekanan terhadap Israel.
48
Langkah yang dilakukan Mesir dalam mewujudkan orientasi politik luar negeri yang melindungi kepentingan negara-negara Arab juga terlihat dari adanya
upaya mediasi yang dipelopori oleh Mesir terhadap berbagai permasalahan yang berkaitan dengan berbagai pihak di negara-negara Arab tersebut. Peran sebagai
mediator tersebut merupakan simbol bagi upaya Mesir meraih kembali legitimasi sebagai great power dan memperbaiki citra di hadapan negara-negara Arab pasca
penandatanganan perjanjian damai oleh Mesir dan Israel.
49
Dalam praktiknya, upaya mencapai orientasi politik luar negeri di atas seringkali berbenturan dengan kepentingan nasional Mesir itu sendiri. Salah satu
contohnya ialah masalah proteksi yang dilakukan Mesir di Semenanjung Sinai.
50
Mesir memiliki kebijakan sendiri terhadap pengamanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Israel tersebut. Dalam pandangan Mesir, tidak ada
lagi pengakuan, perdamaian, dan perundingan apabila Israel melanggar perjanjian di perbatasan kedua negara tersebut. Upaya tersebut secara berbeda ditanggapi
oleh negara-negara Arab yang menyatakan langkah sepihak tersebut dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi negara-negara Arab. Hal ini dapat
48
Tianshe. Four Points towards, h. 90
49
Ibid
50
Gabi siboni and ram Ben-Barak , “The Sinai Peninsula Threat Development and Response
Concept”, Analysis Paper The Institute For National Security Studies Number 31, January 2014, h.1
29
mengakibatkan terulangnya konflik antara negara Arab dengan Israel pada masa silam.
51
Namun menyadari adanya potensi benturan tersebut, terdapat langkah preventif yang dilakukan oleh Mesir. Salah satunya ialah Mesir menegaskan untuk
mempertahankan perjanjian damai dengan Israel di saat negara-negara Arab menolak eksistensi Israel.
52
Selain itu, Mesir berupaya menyeimbangkan posisi antara kepentingan nasional dengan kepentingan negara-negara Arab. Langkah ini
penting dilakukan dalam implementasi politik luar negeri Mesir, karena apabila terjadi benturan antara kedua kepentingan tersebut akan menimbulkan efek yang
buruk bagi Mesir dan juga bagi negara-negara Arab.
53
c. Memperbaiki citra Mesir di kawasan
Pasca penandatanganan perjanjian damai antara Mesir dengan Israel, negara-negara Arab bersikap antipati terhadap Mesir. Mesir mendapat . Keadaan
tersebut coba diperbaiki oleh Mubarak dengan menerapkan politik luar negeri yang lebih adaptif dengan kondisi eksternal Mesir. Salah satu langkah yang
dilakukan oleh Mubarak yaitu bersikap dingin terhadap Israel dan menempatkan hubungan dengan Israel berada pada level terendah.
54
Langkah yang dilakukan oleh Mubarak tersebut didasarkan pula pada keinginan untuk membawa Mesir kembali menjadi kekuatan utama di kawasan.
51
Wang, J, “An Analysis of Egypt’s Foreign Policy”, West Asia and Africa no. 4 2006, h.32
52
Tianshe. Four Points toward, h.91
53
Yang, H. and Zhu, K., National Conflicts and Religious Disputes: The history of Hotspot Issues in Contemporary Middle East
Beijing: People’s Publishing House,1996, h.86
54
Tianshe. Four Points toward, h.91
30
Dengan modal persepsi sebagai negara yang moderat dan stabil, Mubarak menempatkan keamanan dan stabilitas kawasan sebagai prioritas.
55
Selanjutnya, Mubarak membawa Mesir untuk memiliki peranan terhadap berbagai
permasalahan yang terjadi di kawasan, khususnya yang melibatkan negara-negara Arab.
56