Sikap Israel terhadap Mesir pada Masa Pemerintahan Mubarak

33 loyal di sekitarnya. 60 Dengan demikian, Israel berhasil melihat sebuah celah yang dapat dimanfaatkan sebagai jalan untuk meraih legitimasi dari Mesir, karena sentral dari segala kebijakan dalam politik luar negeri Mesir berada di tangan Mubarak. Secara umum, perjanjian damai dengan Mesir dijadikan sebuah landasan bagi Israel untuk menahan diri dari peperangan dengan negara-negara di kawasan – terlepas dari Intifada dan beberapa perang lainnya. 61 Dengan berlandaskan perjanjian damai tersebut, Israel dapat lebih menentukan skala prioritas dalam masalah keamanan dan stabilitas di Timur-Tengah. Israel dapat mempersiapkan kondisi dan kapabilitas militer yang dimiliki dan dapat melakukan kalkulasi terhadap langkah strategis yang diambil dalam menyikapi tendensi yang terjadi di kawasan. 62

4. Opini Publik terhadap Politik Luar Negeri Mubarak

Kontinuitas perjanjian damai antara Mesir dengan Israel tidak terlepas dari tanggapan berbagai pihak. Tanggapan dari berbagai pihak tersebut terbagi menjadi dua, yakni pihak yang setuju dan mendukung kontinuitas perjanjian damai tersebut, dan pihak yang tidak setuju dan menolak hal tersebut. Selain itu, tanggapan yang muncul dari politik luar negeri Mesir pada masa pemerintahan 60 Ibid, hal.2 61 Ibid 62 Elie Podeh and Nimrod Goren , “Israel in the Wake of the Arab Spring: Seizing Opportunities, Overcoming Challenges ” May 2013, h.1 34 Mubarak ini mencakup opini dari dalam negeri Mesir, maupun dari luar negeri Mesir. a. Opini di dalam negeri Mesir Dari dalam negeri Mesir, opini pro dan kontra yang muncul akibat kebijakan politik luar negeri pemerintahan Mubarak ini berasal dari berbagai kelompok. Dari pihak yang pro antara lain ialah militer Mesir. Hal yang menyebabkan pihak militer mendukung langkah yang diambil oleh Mubarak ialah adanya akses lebih bagi militer dalam menempati posisi strategis di dalam sistem pemerintahan Mesir. 63 Selain itu, dengan kebijakan Mubarak ini, militer Mesir mendapatkan efek langsung berupa bantuan senilai 1,3 miliar per tahun dari AS. 64 Hal yang berbeda ditunjukkan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin. Kelompok ini merupakan pihak yang paling keras dalam menentang eksistensi Israel di Timur Tengah, khususnya di tanah Palestina. Ikhwanul Muslimin menilai bahwa perjanjian damai dengan Israel merupakan sebuah degradasi bagi Mesir yang membiarkan pihak asing melakukan intervensi terhadap Mesir. 65 Intervensi yang dimaksud oleh Ikhwanul Muslimin ialah adanya pengaruh dan dukungan AS dalam perjanjian tersebut. 63 Zeinab Abul-Magd, “Understanding SCAF: The Long Reign of Egypt’s Generals”, Cairo Review 6 , 2012, hal. 155 64 Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, hal. 9 65 Benny Morris. One State, Two State: Resolving the IsraelPalestine Conflict New Heaven: Yale University Press, 2009, hal. 32-33 35 Salah satu hal yang disoroti dari efek perjanjian ini ialah ekspor gas alam Mesir ke Israel. Ikhwanul Muslimin menilai ekspor gas alam ini merupakan salah satu potensi tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan pada masa Mubarak. 66 Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh Synovate Research and Poll pada bulan Oktober 2011, sebanyak 73 persen masyarakat Mesir menolak ekspor gas yang dilakukan Mesir ke Israel dan hanya 9 persen masyarakat Mesir yang menyetujuinya. 67 Dengan melihat gelombang opini publik terhadap masalah ekspor gas ini, dapat memperbesar kemungkinan bagi Mesir untuk menghentikan kebijakan ini. b. Opini di luar negeri Mesir Situasi yang tidak jauh berbeda terlihat pada opini di dalam negeri Mesir dengan opini di luar negeri Mesir. Terdapat pula pihak yang pro dan kontra terhadap politik luar negeri Mesir pada masa pemerintahan Mubarak ini. Pihak asing yang pro terhadap langkah yang diambil oleh Mubarak ini ialah AS. Kepastian dukungan yang diberikan AS ini dapat dilihat dari peran AS sebagai inisiator dalam perjanjian ini. Selain itu, AS bersedia memberikan bantuan ekonomi, politik, dan militer bagi Mesir dengan persyaratan tetap mempertahankan perjanjian damai dengan Israel. 68 Sedangkan dari pihak yang kontra dari politik luar negeri Mesir masa pemerintahan Mubarak ini adalah negara-negara Arab atau secara institusi formal tergabung dalam Liga Arab League of Arab. Akibat dari perjanjian damai 66 Sharnoff, Post-Mubarak Egyptian, hal. 3 67 Jacoby. Israel’s Relations, hal. 31 68 Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, h.9 36 dengan Israel ini, Liga Arab pernah mengeluarkan Mesir dari status keanggotaan. 69 Mesir pun dikucilkan dari pergaulan internasional dan dianggap telah mencederai perjuangan negara-negara Arab dalam mencapai kepentingan bersama, yakni keamanan dan stabilitas regional. Selain itu, masalah utama yang menjadi sorotan negara-negara Arab dari efek perjanjian damai Mesir dengan Israel ialah masalah konflik Palestina dengan Israel. 70 Situasi negara-negara Arab dalam kasus tersebut untuk membantu membebaskan Palestina dari okupasi yang dilakukan oleh Israel. Namun, dengan adanya perjanjian damai dengan Israel, Mesir dianggap telah merubah orientasi dukungannya kepada Israel. 69 Tianshe. Four Points toward, h.89 70 Ibid, h.90