Faktor-faktor yang Mempengaruhi Politik Luar Negeri Mesir

57 those authorities related to defense, national security and foreign policy…” Selain itu juga terdapat pada artikel 145 yang berbunyi “the President of the Republic shall represent the State in foreign relations .” 120 Dan artikel 193 yang menyatakan bahwa dalam membentuk Dewan Keamanan Nasional NSC aturannya ialah “presided over by the President,” while calling to account ministers of defense, foreign relations, and other government institutions . 121 Namun, dalam praktik di lapangan, beberapa analis menilai bahwa kekuatan militer memiliki posisi yang jauh lebih besar ketimbang presiden dalam upaya menetapkan kebijakan luar negeri Mesir. Menurut Steven Cook, terdapat dua cabang dalam pembuatan kebijakan luar negeri Mesir, yakni antara presiden dan militer. 122 Dualisme tersebut dapat dilihat dari kasus hubungan bilateral antara Mesir dengan AS dan Israel. Saat itu, presiden Mursi menyatakan kesediaan menjembatani negosiasi antara militer AS dengan militer Mesir. Negosiasi tersebut dimaksudkan untuk membicarakan bantuan ekonomi dan keamanan yang akan diberikan AS kepada Mesir sebagai imbalan atas konsistensi Mesir menjaga hubungan bilateral dengan Israel. Akan tetapi, militer Mesir memilih untuk menahan diri dari negosiasi tersebut. Hal tersebut disebabkan dengan adanya pandangan dari militer Mesir bahwa AS dan Israel selama ini telah melanggar kedaulatan Mesir. 123 120 Ibid 121 Ibid 122 Haber and Helia. A Delicate Balancing Act, h. 21 123 Ibid 58 Terlepas dari adanya dualisme dalam penetapan kebijakan luar negeri Mesir, secara konstitusional posisi presiden lebih absah sebagai aktor utama pengambilan kebijakan luar negeri Mesir. Namun dengan kewenangan yang diberikan itu terkadang mengabaikan lembaga lain yang juga memiliki keterkaitan dalam proses pengambilan kebijakan luar negeri. Hal tersebut disebabkan pula oleh adanya orang-orang di sekitar presiden Mursi, yang dijadikan sebagai penasihat dalam urusan tersebut. Salah satu orang yang dipercaya Mursi dalam urusan kebijakan luar negeri Mesir ialah Essam al- Haddad. Ia merupakan salah seorang penasihat yang juga berasal dari kelompok yang sama dengan presiden Mursi –Ikhwanul Muslimin. Ia telah beberapa kali melakukan perjalanan ke AS dan Eropa bersama dengan tim penasihat yang lainnya sebagai delegasi Mesir yang diutus oleh Mursi. Bahkan Essam al- Haddad tercatat lebih sering menyambut menteri luar negeri negara lain yang berkunjung ke Mesir ketimbang menteri luar negeri Mesir sendiri, Mohamed Kamel Amr. Dan pada beberapa kesempatan, ia ditempatkan pada posisi yang sebenarnya merupakan tempat bagi menteri luar negeri. 124 Sebagai presiden yang diusung oleh Freedom and Justice Party, keberadaan orang-orang yang berpengaruh dalam mengusung kebijakan luar negeri mayoritas berasal dari partai yang mengusungnya tersebut. Selain Essam al-Haddad, terdapat pula nama Gehhad al-Haddad, yang juga anak dari Essam, Khaled el-Qazzaz, dan Amr Darrag. Nama-nama tersebut merupakan tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam penentuan kebijakan luar negeri berdasarkan 124 Ibid, h. 22