Gambaran Umum Orientasi Politik Luar Negeri Mesir

25 merupakan pertimbangan utama dalam merumuskan kebijakan luar negeri Mesir dan usaha mengawal posisi strategis Mesir di kawasan Timur-Tengah. Dengan pertimbangan tersebut, Mesir memiliki orientasi tertentu untuk dapat memenuhi tujuan dan kepentingan nasional dengan membangun kerangka kerjasama, baik secara bilateral maupun multilateral. Selain itu, orientasi politik luar negeri Mesir pada masa pemerintahan Mubarak tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan yang melibatkan Mesir dengan pihak-pihak di luar Mesir. a. Konsisten terhadap Perjanjian Camp David Sejak penandatanganan Perjanjian Camp David tahun 1979, Mesir terikat kerjasama triparted dengan Israel dan AS. Sebagai inisiator perjanjian tersebut, AS bersedia memberikan berbagai jenis bantuan finansial kepada Mesir. 42 Kesediaan Mesir untuk mengikat diri dengan Perjanjian Camp David tersebut mengindikasikan bahwa arah kebijakan luar negeri Mesir lebih condong kepada kepentingan AS dan sekutunya di Timur-Tengah, yakni Israel. Konsistensi pemerintah Mubarak dalam menjaga perjanjian dengan Israel tersebut dipengaruhi oleh kepentingan untuk memenuhi kebutuhan nasional Mesir. Akibat dari perjanjian ini, Mesir mendapatkan berbagai jenis bantuan ekonomi, militer, dan persenjataan dari AS. Berdasarkan hasil laporan bagian penelitian Kongres AS pada tanggal 27 Juni 2013 mengenai bantuan luar negeri AS untuk Mesir Sejak tahun 1948 hingga 2011, Mesir telah menerima bantuan dari AS sekitar 71,6 Milyar, termasuk di antaranya 1,3 Milyar untuk bantuan 42 Eric Fillinger, “Mubarak Matters: The Foreign Policy of Egypt Under Hosni Mubarak”, School of International Service American University 2009, hal. 4 26 militer Mesir pada tahun 1987. Bantuan dengan jumlah yang sama kembali Mesir terima dari AS pada tahun 2008. Bantuan senilai 1,3 Milyar secara khusus diberikan AS melalui persetujuan Kongres yang didistribusikan melalui Foreign Military Financing FMF, Economic Support Funds ESF, dan International Military Education and Training IMET. 43 Selain dari bantuan pada bidang militer, Mesir juga menerima bantuan dari AS untuk bidang ekonomi. Total bantuan yang diberikan AS untuk membantu ekonomi Mesir sebesar 815 juta. Secara keseluruhan, total bantuan yang diberikan AS kepada Mesir tiap tahun pada masa pemerintahan Mubarak mencapai 2,1 Milyar. 44 Lalu, berdasarkan data Washington Institute of Near East Policy, bantuan yang diberikan ekonomi dan militer yang diberikan oleh AS merupakan sebuah strategi yang disusun untuk mempertahankan perjanjian yang melibatkan Mesir dengan Israel. Strategi tersebut merupakan upaya mencapai dan mempertahankan kepentingan nasional AS di Timur Tengah. 45 Perjanjian Camp David memberikan dampak jangka panjang bagi hubungan antara Mesir dengan Israel dan AS. Sejak ditandatangani pada tahun 1979, Mesir menjadi partner strategis bagi AS di Timur Tengah, khususnya dalam upaya rekonstruksi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. AS menilai pemerintahan Mesir menjunjung tinggi nilai-nilai moderat dan fokus pada upaya 43 Sharp, Egypt: Background, h.9. 44 Meita, Domestic Challenges, h.7 45 Khalil, Liberation Square, h. 21. 27 stabilisasi kawasan, sehingga cocok dengan kebutuhan AS dalam mempertahankan kepentingan di Timur Tengah. 46 Upaya yang dilakukan Mesir di bawah pemerintahan Mubarak ini pula turut memberikan dampak positif bagi citra Mesir di dunia internasional sebagai negara pelopor stabilitas dan keamanan regional. Selain itu, perjanjian Camp David dalam pandangan pemerintah Mesir memberikan kebutuhan dasar atas berbagai kebijakan, baik itu kebijakan dalam negeri, maupun kebijakan dalam negeri. Pemerintah Mesir di bawah pimpinan Mubarak menyadari pentingnya bantuan yang diberikan oleh AS akibat dari perjanjian damai dengan Israel. Pemerintah Mubarak meyakini bantuan yang diberikan oleh AS akan terus diberikan selama digunakan untuk memperkuat posisi Mesir di regional dan terus mempertahankan kelanjutan perjanjian damai dengan Israel. 47 b. Melindungi kepentingan Negara-negara Arab Selain bertujuan mencapai kepentingan nasionalnya sendiri, Mesir juga memiliki orientasi politik luar negeri yang bertujuan melindungi kepentingan negara-negara lain yang berada di kawasan Timur-Tengah, khususnya negara- negara Arab. Fokus permasalahan yang berada di negara-negara Arab ini ialah konflik Israel-Palestina. Sebagai wujud komitmen terhadap kepentingan negara- negara Arab, Mesir senantiasa mendukung Palestina dalam berbagai upaya 46 Samuel J. Spector, “Washington and Cairo: Near theBreaking Point?” Middle East Quarterly 12, no. 3 2005, 11. 47 Fillinger. Mubarak Matters, h.12