kepatuhan dalam beribadah, ataukah seseorang yang sungguh-sungguh memiliki kepekaan dalam menangkap pesan-pesan esensial risalah diniyah? Pilihan
tentang penekanan dalam memberikan arti terhadap ”ketakwaan” itu menjadi
sangat penting, karena akan memberikan corak terhadap perwujudan program pendidikan Islam yang hendak kita selenggarakan. Taruhlah misalnya, kalau
manusia tak wa itu kita artikan sebagai seorang yang memiliki ”kesalehan
individu” dan sekaligus memiliki ”kesalehan sosial”, maka persoalan yang timbul berikutnya ialah: Kapan dan dalam lingkungan pendidikan yang
bagaimana, bagian-bagian dari kesalehan tersebut dapat ditumbuhkan?
17
Di SDIT Sekolah Dasar Islam Terpadu Fathona yang terletak di Jl. R. Suprapto No. 469 Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Kabupaten Induk
sekarang Provinsi Sumatera Selatan, sebagai akibat dari otonomi daerah yang berimplikasi juga terhadap otonomi pendidikan, maka pihak sekolah mengambil
satu kebaikan yaitu dengan mengadakan shalat Dzuhur berjamaah, tahsin dan tahfidz al-Qur`an sebagai implementasi pelaksanaan pendidikan agama bagi
siswa siswinya. Dengan melihat urgensi peran guru, khususnya guru agama dalam
melaksanakan rangkaian-rangkaian kegiatan pengajaran agama yang dengannya diharapkan agar siswa siswinya mampu memahami dan mengimplementasikan
pendidikan agama yang telah diberikan, baik ketika belajar di sekolah maupun diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari. Serta dengan memperhatikan
bagaimana realita kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan SDM yang
lebih berkualitas sebagaimana yang diharapkan, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif dan memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga
mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam kehidupan global ini. Dengan dasar itulah penulis merasa perlu dan tertarik untuk meneliti fenomena di atas
yang kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul:
“Peran Guru Agama Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Di SDIT
Fathona Baturaja Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan”
17
Tholchah Hasan, Diskursus Islam dan Pendidikan …, h. 111
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya peran guru agama dalam proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
2. Kurangnya derajat profesionalisme dan rasa tanggung jawab guru agama dalam proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
3. Kurang efektifnya metode yang digunakan guru agama dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
4. Adanya faktor-faktor yang menghambat proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
5. Kurangnya jam pelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kekaburan pemahaman dan ruang lingkup yang akan dibahas, kiranya perlu dikemukakan penjelasan istilah-istilah serta
pembatasan masalah antara lain: 1. Yang dimaksud dengan guru agama dalam penelitian ini adalah
guru agama Islam 2. Yang dimaksud dengan peran guru agama sebagai pendidik
pembimbing dan pengajar yaitu guru memberikan bantuan kepada peserta didik berupa memberikan motivasi kepada peserta
didik dan memberikan keteladanan bagi siswa yang bersumber dari guru serta dapat menyampaikan materi pelajaran kepada anak
didik dengan baik. 3. Peran guru agama sebagai pengelola kelas yaitu guru mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang baik dan dapat menggunakan fasilitas yang ada secara maksimal serta dapat
memelihara fasilitas dengan maksimal juga. 4. Peran guru agama sebagai evaluator yaitu untuk mengetahui hasil
ujian siswa dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.
5. Pengertian “Pendidikan Agama Islam” yang dimaksud adalah
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam baik itu dalam bentuk proses pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan
yang bercirikan Islam. Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut
penulis membatasinya hanya pada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru agama diantaranya: persiapan mengajar,
pembelajaran, analisa evaluasi dan kegiatan-kegiatan keagamaan.
D. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru agama sebagai pembimbing dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja?
2. Bagaimana peran guru agama sebagai pengajar dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja?
3. Bagaimana peran guru agama sebagai pengelola kelas dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja?
4. Bagaimana peran guru agama sebagai evaluator dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja?
5. Sejauh mana peran guru agama tersebut telah dilaksanakan?
E. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peran guru agama sebagai pembimbing dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja.
2. Mengetahui peran guru agama sebagai pengajar dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja.
3. Mengetahui peran guru agama sebagai pengelola kelas dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja.
4. Mengetahui peran guru agama sebagai evaluator dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja.
5. Mengetahui tingkat pelaksanaan peran guru agama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDIT Fathona Baturaja.