Keterampilankejuruan j. Muatan lokal.
efektif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam perlu diperhatikan cara-cara penyajian bahan pelajaran agama Islam pada siswa, serta strategi
atau pendekatan yang dipakai dalam pengajaran pendidikan agama Islam lebih banyak dikemukakan pada suatu model pengajaran “seruan’’ atau
“ajaran” yang bijaksana dan pembentukan sikap manusia afektif.
Hal ini diajarkan sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur`an “Ajaklah manusia pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang
baik, dan berdiskusilah secara baik dengan mereka” Q.S. 16 : 125.
Dengan berpedoman pada makna ayat tersebut ada dua pendekatan yang dipakai untuk menyerumengajak orang lain agar taat dan patuh terhadap
perintah Allah, yakni 1 hikmah, dan 2 mauidzah nasehat. Sedangkan teknik yang dipakai adalah salah satunya dengan melakukan diskusi secara
tertib dan baik.
60
Untuk mendapatkan
hasil yang
memuaskan dan
dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis pedagogis, maka salah satu cara
yang dapat diterapkan dalam pengajaran pendidikan agama Islam yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan alat peraga dengan
maksud memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan, sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dengan
alat peraga, diharapkan proses pengajaran terhindar dari verbalisme yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru tetapi tidak tahu
maksudnya. Selain itu alat peraga juga dapat mengefisienkan waktu yang memang untuk pelajaran agama masih sangat sedikit bila melihat
banyaknya materi yang harus disampaikan kepada siswa, terutama di sekolah-sekolah umum.
Untuk itu, sangat diperlukan alat peraga dalam pengajaran terutama pada siswa tingkat dasar. Disamping juga didukung dengan adanya sarana
dan fasilitas yang memadai seperti laboratorium agama, disamping masjid, laboratorium agama tersebut dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang
60
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam...,h. 4-5
membawa peserta didik untuk lebih menghayati agama, misalnya video yang bernapaskan keagamaan, musik dan nyanyian, syair, puisi, foto-foto
keagamaan, alat-alat peraga pendidikan agama, dan lain sebagainya yang merangsang emosional keberagamaan peserta didik.
61
Diantara hal yang perlu diingat dan selalu disadari oleh guru agama ialah anak-anak pada umur sekolah dasar sedang dalam pertumbuhan
kecerdasan cepat, khayal dan fantasinya sedang subur dan kemampuan untuk berpikir logis sedang dalam pertumbuhan.
62
Oleh karena itu, cerita- cerita beragamaan akan lebih menarik perhatian mereka. Kegiatan
keagamaan lainnya yang juga menarik minat mereka adalah yang tidak asing bagi mereka dan mengandung gerak, mereka gembira untuk aktif
dalam upacara dan kegiatan keagamaan misalnya melakukan ibadah sosial, praktik cara berwudlu dan shalat berjamaah di sekolah dan sebagainya.
Selain itu, pengaruh teman sebaya pada anak usia sekolah dasar mendapatkan tempat yang layak karena kegiatan keagamaan yang
dilakukan secara bersama-sama menyenangkan bagi mereka.
63
Hendaknya guru agama dalam mendekatkan ajaran agama itu kedalam kehidupan sehari-khari. Dekatkanlah anak kepada Tuhan, dengan
menonjolkan sifat pengasih dan penyayang-Nya. Sehingga melalui sikapkasih sayang itu akan melatih anak untuk saling menyayangi satu
sama lain, melalui tindakan-tindakan yang dirasakan dan dilakukan langsung oleh anak seperti tolong menolong sesama temannya dan
sebagainya. Di samping itu, perlu disadari bahwa anak-anak sampai umur 12
tahun, belum mampu berpikir abstrak Maknawi, oleh karena itu agama harus diberikan dalam jangkauannya yaitu kehidupannya. Disinilah letak
pentingnya pembiasaan-pembiasaan dalam pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama khususnya.
61
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam...,h. 7-8
62
Zakia Drajat, Ilmu Jiwa Agama …., h. 72
63
Abdul Rachman Shaleh , Pendidikan Agama dan Keagamaan…, h. 23-24
Hubungan anak dengan orang tuanya, mempunyai pengaruh dalam perkembangan agama si anak. Si anak mulai mengenal Tuhan melalui orang
tua dan lingkungan keluarganya, serta kata-kata, sikap, tindakan dan perbuatan orang itu sangat mempengaruhi perkembangan agama pada anak.
Si anak yang merasakan adanya hubungan hangat dengan orang tuanya, merasa bahwa ia disayangi dan dilindungi serta mendapatkan perlakuan
baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tuanya dan sebaliknya akan cenderung kepada agama. Akan tetapi sebaliknya,
hubungan yang kurang serasi, penuh ketakutan dan kecemasan, akan menyebabkan sukarnya perkembangan agama pada anak
64
Jadi perkembangan agama pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh peran guru saja, akan tetapi peran orang tua dan lingkungan itu juga sangat
mendukung untuk perkembangan agamanya. Karena pendidik atau pembimbing pertama adalah orang tua, lingkungan baru kemudian guru.
64
Zakia Drajat, Ilmu Jiwa Agama …, h. 70
51 51