Aspek Sosio-Psikologis, yaitu dasar yang berkenaan dengan aspek Aspek Religius, yaitu dasarlandasan yang bersumber dari ajaran

Dengan kata lain, pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur`an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad yang disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan. 2 Sunnah Sunnah berisi pedoman untuk kemaslahatan manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan untuk membina umat manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Semuanya tergambar dalam kepribadian dan cara hidup Rasulullah. Untuk itu guru pendidikan agama Islam diharapkan mampu menunjukkan kualitas ciri-ciri kepribadian yang baik sebagaimana tergambar dalam kepribadian Rasulullah Saw yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia. 3 Ijtihad Seiring berkembangnya zaman, maka berkembang pula permasalahan-permasalahan hidup dalam berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan. Untuk itu, ijtihad perlu dilakukan tetapi dalam melakukan ijtihad harus berpedoman pada Al- Qur’an dan Sunnah. 51 Jadi dari uraian di atas jelaslah bahwa, pelaksanaan pendidikan agama Islam baik itu yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat mempunyai landasan atau dasar yang jelas dan kuat. Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam tataran operasionalnya diharapkan dapat dilaksanakan secara sistematis dan terarah sehingga tujuan ynag diharapkan melalui proses pendidikan agama tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bukan hanya mencetak manusia yang mempuni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga mampu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 51 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan..., h. 19-24.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Madjid dan Dian Andayani yang dikutip dari kurikulum PAI bahwa: Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 52 Menurut Muhaimin, dari tujuan pendidikan agama Islam tersebut terdapat beberapa dimensi yang harus ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam. b. Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam. c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan oleh peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam. d. Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai- nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 53 Sementara itu, menurut Hasan Langgulung tujuan pendidikan agama Islam bermuara pada penyerahan diri kepada Tuhan yang Maha Esa. Sama artinya dengan do`a yang selalu kita baca dalam tiap shalat yaitu ”..sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semuanya 52 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam…, h. 135. 53 Muhaimin, et al, Paradigma Pendidikan Islam..., 78 adalah untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam”, begitu pula dengan firman Allah ”tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah kepada- Ku” Q.S. 51:56 . Menyembah atau ”ibadah” dalam pengertian yang luas berarti mengembangkan sifat-sifat Tuhan pada diri manusia menurut petunjuk Allah. Mengembangkan sifat-sifat ini pada manusia ialah ibadah. Baik itu ibadah formal ibadah makhdloh misalnya Allah memerintahkan manusia melakukan shalat lima waktu, dengan demikian manusia menjadi suci, dari segi rohani, pikiran dan jasmaninya. Begitu pula dengan ibadah-ibadah formal lainnya seperti puasa, zakat, dan haji. Kalau diikuti pula dengan ibadah- ibadah non formal ibadah ghairu makhdloh seperti berdagang, menuntut ilmu, bersosialisasi yang semuanya dilakukan menurut syarat- syarat yang ditentukan oleh syariah tentulah sifat-sifat Tuhan yang lainnya pun berkembang pada diri manusia dan semakin mendekati kesempurnaan. 54 Dari berbagai penjelasan di atas, dapat dipamami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menjadikan siswa mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan pendidikan agama Islam dalam artian mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama dalam perilaku kehidupan sehari-hari. menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta merupakan usaha yang terus menerus untuk menyempurnakan diri pribadi dalam hubungan vertikal kepada Tuhan dan horizontal terhadap sesama manusia sehingga terwujudlah keselarasan, keserasian dan keseimbangan hidup menurut fitrah kejadiannya sebagai makhluk individual, makhluk sosial, serta makhluk yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. 54 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003, Cet. V Edisi Revisi, h. 297-300