2. Brand dalam Educational leadership 1993 menyatakan bahwa
hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran, semuanya bergantung
kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh,
segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
3. Cheng dan Wong, 1996, berdasarkan hasil penelitiannya di Zhejiang,
Cina, melaporkan empat karakteristik sekolah dasar yang unggul berprestasi, yaitu: 1 adanya dukungan pendidikan yang konsisten
dari masyarakat, 2 tingginya derajat profesionalisme di kalangan guru, 3 adanya tradisi jaminan kualitas quality assurance dari sekolah, dan
4 adanya harapan yang tinggi dari siswa untuk berprestasi.
4. Jalal dan Mustafa, 2001, menyimpulkan bahwa komponen guru
sangat mempengaruhi kualitas pengajaran melalui 1 Penyediaan waktu lebih banyak pada peserta didik, 2 interaksi dengan peserta
didik yang lebih intensifsering, 3 tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu, baik buruknya sekolah sangat bergantung pada
peran dan fungsi guru.
16
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, E. Mulyasa juga menjelaskan setidaknya terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya
kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar yaitu: a rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, b kurangnya kemahiran dalam
mengelola kelas, c rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas classroom action research, d rendahnya motivasi
berprestasi, e kurang disiplin, f rendahnya komitmen Profesi, g serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tujuan pendidikan nasional kita sudah dirumuskan dalam undang-undang. Di sana sudah digambarkan profil
manusia dan masyarkat Indonesia yang diinginkan, yakni manusia dan masyarakat Indonesia yang religius, etis, kreatif, berkepribadian, dan patriotis.
Ringkasnya, ciri-ciri manusia berkualitas tercakup tuntas. Ambil saja satu dimensi manusia religius yang di
sebut ”beriman dan bertakwa”. Dari hal itu maka muncullah pertanyaan bagaimana merumuskan profil seorang yang
dikatakan bertakwa itu sebagai acuan dalam pendidikan secara praktikal? Apakah seorang yang bertakwa itu adalah gambaran pribadi yang penuh
16
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru..., h. 9
kepatuhan dalam beribadah, ataukah seseorang yang sungguh-sungguh memiliki kepekaan dalam menangkap pesan-pesan esensial risalah diniyah? Pilihan
tentang penekanan dalam memberikan arti terhadap ”ketakwaan” itu menjadi
sangat penting, karena akan memberikan corak terhadap perwujudan program pendidikan Islam yang hendak kita selenggarakan. Taruhlah misalnya, kalau
manusia tak wa itu kita artikan sebagai seorang yang memiliki ”kesalehan
individu” dan sekaligus memiliki ”kesalehan sosial”, maka persoalan yang timbul berikutnya ialah: Kapan dan dalam lingkungan pendidikan yang
bagaimana, bagian-bagian dari kesalehan tersebut dapat ditumbuhkan?
17
Di SDIT Sekolah Dasar Islam Terpadu Fathona yang terletak di Jl. R. Suprapto No. 469 Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Kabupaten Induk
sekarang Provinsi Sumatera Selatan, sebagai akibat dari otonomi daerah yang berimplikasi juga terhadap otonomi pendidikan, maka pihak sekolah mengambil
satu kebaikan yaitu dengan mengadakan shalat Dzuhur berjamaah, tahsin dan tahfidz al-Qur`an sebagai implementasi pelaksanaan pendidikan agama bagi
siswa siswinya. Dengan melihat urgensi peran guru, khususnya guru agama dalam
melaksanakan rangkaian-rangkaian kegiatan pengajaran agama yang dengannya diharapkan agar siswa siswinya mampu memahami dan mengimplementasikan
pendidikan agama yang telah diberikan, baik ketika belajar di sekolah maupun diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari. Serta dengan memperhatikan
bagaimana realita kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan SDM yang
lebih berkualitas sebagaimana yang diharapkan, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif dan memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga
mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam kehidupan global ini. Dengan dasar itulah penulis merasa perlu dan tertarik untuk meneliti fenomena di atas
yang kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul:
“Peran Guru Agama Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Di SDIT
Fathona Baturaja Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan”
17
Tholchah Hasan, Diskursus Islam dan Pendidikan …, h. 111